Ada 3 Negara Besar di Dunia Bisa Resesi dalam Waktu Dekat
ekonomi di negara-negara global, tak terkecuali di negara acuan perekonomian dunia tengah melesu hingga memasuki kuartal IV 2019.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Resesi ekonomi memang menjadi ancaman bagi perekonomian global.
Sebab, ekonomi di negara-negara global, tak terkecuali di negara acuan perekonomian dunia tengah melesu hingga memasuki kuartal IV 2019.
Tidak heran, banyak lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengoreksi pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya sekali, tapi silih berganti sejak dua kuartal belakangan.
• 6 Game Lawas yang Sempat Populer, Mungkin Anda Pernah Memainkannya
Proyeksi ketiga lembaga tersebut sepakat menurunkan proyeksi ekonomi.
Dari rentang 2,9 persen hingga 3,3 persen menjadi 2,6 persen hingga 3,2 persen.
"Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, kemungkinan akan ada resesi global dalam waktu dekat," kata peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Pingkan Audrine Kosijungan, Jumat (4/10/2019).
Setidaknya tiga negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman menjadi sangat rentan terhadap kemungkinan resesi dalam waktu dekat.
• Transaksi Perbankan Masih Didominasi Kartu Debit
Pingkan mengatakan, perekonomian di benua biru juga tidak lolos dari kemungkinan resesi dalam waktu dekat.
Pasalnya, masih adanya tensi geopolitik antara Inggris dan Uni Eropa menjelang keputusan final Brexit yang akan ditetapkan pada 31 Oktober mendatang.
Data Badan Statistik Nasional Inggris menyebut, Inggris dan Jerman masing-masing mengalami perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2019.
Memasuki kuartal III, Inggris stagnan dengan perlambatan 1,8 persen dibanding kuartal II 2019.
Sedangkan di Jerman, Badan Statistik Nasional menyebut kontraksi ekonomi terjadi selama sembilan bulan belakangan dengan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2019 berada pada level 0,4 persen.
Lain lagi dengan Amerika Serikat.
Pingkan mengatakan, negara adidaya itu masih melangsungkan perang dagang dengan China yang telah bergulir lebih dari satu tahun.
• Soal Regulasi IMEI, Lebih Baik Sibina Diaudit Terlebih Dahulu