Lima Pelari Lanjutkan Misi Kebaikan untuk Anak-anak Aceh
Mendengar perjuangan anak Aceh, langkah kaki lima pelari Run To Care tergerak untuk melanjutkan misi kebaikan.
PUNYA mimpi dan masa depan adalah harapan dari ratusan anak di Aceh.
Tak dapat menolak lupa peristiwa 15 tahun lalu, mereka menjadikan kenangan itu sebagai awal kebangkitan untuk mengejar cita-cita, mengubah duka menjadi kemenangan.
Melewati masa pemulihan dari pilu, kini mereka yang dikenal tsunami survivor tengah bersiap diri meningkatkan kapasitas untuk maju bertarung di dunia kerja dan masyarakat.
• DAFTAR Lengkap 575 Anggota DPR Periode 2019-2024
SOS Children’s Villages Indonesia, lembaga non pemerintah yang fokus kepada pengasuhan anak berbasis keluarga, merupakan lembaga yang hingga kini bekerja bagi anak-anak dan keluarga di Aceh.
Setahun pasca-bencana, dua desa anak didirikan di Lamreung - Aceh Besar (Banda Aceh) dan Meulaboh - Aceh Barat, yang menjadi rumah bagi 250 anak.
Mendengar perjuangan anak Aceh, langkah kaki lima pelari Run To Care tergerak untuk melanjutkan misi kebaikan.
• DPR 2014-2019 Cuma Sahkan 91 Undang-undang, Fahri Hamzah Bilang Pemerintah Sering Jadi Masalah
Mereka adalah Nicky Hogan (Book Author, Charity Runner), Carla Felany (Sports Enthusiast, Charity Runner), Gatot Sudariyono (Charity Runner), Vonny Anggraini (Actor, Charity Runner), dan Beny Syaaf Jafar (Charity Runner).
Mereka berinisiatif berjuang kembali menjadi pemenang menyelesaikan jarak 250 kilometer untuk 250 anak Aceh, dengan rute lari dari Meulaboh (ground zero titik tsunami) menuju Banda Aceh.
Lalu, finis disambut oleh anak-anak SOS Children’s Village Banda Aceh.
• Ini Isi Sumpah Anggota DPR: Mengutamakan Bangsa dan Negara Daripada Kepentingan Pribadi
Perhelatan yang digelar pada tanggal 18–21 November 2019 ini akan terbagi dalam empat etape yang masing-masing akan ditempuh sejauh 65 kilometer oleh kelima pelari.
Mengulik kembali kenangan tsunami, rute yang akan dilalui akan melintas pemandangan indah Gunung Geurutee dan beberapa monumen peringatan tsunami di Banda Aceh.
“Bencana alam menjadi salah satu faktor anak-anak kehilangan hak mereka mendapatkan pengasuhan dan pendidikan."
• Mahasiswa Al Azhar yang Sempat Kritis Belum Bisa Mengingat Penganiayaan yang Dialaminya
"Tsunami 26 Desember 2004 menjadi awal kerja SOS Children’s Villages di Aceh," ujar Gregor Hadi Nitihradjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia, lewat keterangan tertulis.
"Dan hingga hari ini perjuangan membantu ratusan anak dan keluarga terus dilanjutkan melalui program Family-Like Care dan Family Strengthening."
"Dukungan datang dari berbagai kalangan melengkapi tugas kami memberikan keluarga dan kesempatan mengembangkan diri bagi masa depan 250 anak."
• SAYEMBARA Desain Ibu Kota Baru Dimulai Besok, Transportasi Pribadi Harus Prioritas Paling Bawah