Unjuk Rasa Mahasiswa
Kapolda Temukan Keanehan dalam Demo Mahasiswa, Nggak Mau Dialog, Malah Kurung 3 Anggota DPRD
"Kami ingin mahasiswa dan perguruan tinggi harus tahu. Kita paham mahasiswa itu polos dan punya idealis. Tapi disusupi itu mereka enggak sadar
Kapolda Kalimantan Timur Irjen Priyo Widyanto mengumpulkan para rektor dan direktur di semua perguruan tinggi, serta beberapa kepala sekolah menengah atas (SMA) di Samarinda, Selasa (1/10/2019).
Polda Kaltim mencurigai aksi demo mahasiswa dan pelajar beberapa hari belakangan dimanfaatkan oleh kepentingan kelompok tertentu.

"Kami kumpulkan para pimpinan perguruan tinggi dan kepala sekolah menengah memberitahu dan mendiskusikan biar mereka tahu fakta lapangan," kata Priyo usai pertemuan di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Selasa.
• Demo di Bandung Rusuh Lagi, Lebih dari 200 Mahasiswa Terluka, 15 Orang Masuk RS, Ini Kronologinya
• Digeruduk Mahasiswa, Gubernur Banten Paparkan Sejumlah Program Pembangunan
• VIDEO: Anggota DPR Milenial Puteri Komarudin Ingin Masuk Komisi XI Bidang Keuangan Negara
Menurut Priyo, kecurigaan itu dilihat dari beberapa simbol atau lambang yang muncul saat aksi.
Namun, Priyo tidak menjelaskan detail mengenai simbol atau lambang yang dimaksud.
Kecurigaan lain, mahasiswa diminta menggunakan pakaian serba hitam saat aksi.
• Mengintip Wali Kota Airin Jadi Inspektur Upacara Hari Kesaktian Pancasila
Kemudian, mahasiswa enggan berdialog, meski ruang dialog sudah dibuka oleh DPRD Kaltim, yang menjadi titik aksi mahasiswa beberapa hari belakangan.
"Kami ingin mahasiswa dan perguruan tinggi harus tahu. Kita paham mahasiswa itu polos dan punya idealis. Tapi disusupi itu mereka enggak sadar," kata Priyo.
Selain itu, kata Priyo, ditemukan pola aksi mahasiswa di Kaltim yang berbeda dari biasanya.
• Pernah Dijuluki Unicorn, Sekarang Bangkrut: Berikut Daftar 6 Start Up yang Berumur Pendek
Biasanya, mahasiswa Kaltim menyampaikan tuntutan aksi, dibuka ruang dialog, mencapai kesepakatan, lalu aksi selesai.
Tetapi, tiga kali aksi yang digelar mahasiswa di Kantor DPRD Kaltim yang menuntut sejumlah rancangan undang-undang itu tak menemui titik terang.
Tiga kali aksi selalu berujung pada pembubaran paksa aparat.
"Terkesan aksi tak ada ujungnya. Ada apa ini?" kata Priyo.
• Pernah Dijuluki Unicorn, Sekarang Bangkrut: Berikut Daftar 6 Start Up yang Berumur Pendek
Priyo menyebut gerakan mahasiswa kali ini cenderung vandalisme.
Dari hasil pertemuan tersebut, kata Priyo, para pimpinan perguruan tinggi dan kepala sekolah diminta menyampaikan kepada mahasiswa dan siswa agar bisa meredam aksi massa lanjutan.