Rusuh Papua

RUSUH Wamena Papua, Aksi Anarkis Pelajar SMA Hingga Menyusup Bawa Senjata Tewaskan 21 Orang

Tragedi rusuh Wamena Papua telan korban jiwa, yang diketahui kerusuhan Wamena Papua tewaskan 21 orang.

Editor: PanjiBaskhara
AFP/VINA RUMBEWAS
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah. 

4. Ada penyusup bawa senjata

Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Diyanto mengatakan, ada penyusup yang bawa senjata dalam kerusuhan di Wamena.

Pihaknya menemukan seseorang yang membawa senjata larasa pendek.

Oknum tersebut langsung dikejar oleh petugas namun berhasil melarikan diri.

“Saat kami melihat adanya seorang warga membawa senjata api, kami langsung mengejarnya"

"Sayangnya, dia berhasil kabur dan kita hentikan pengejaran lantaran demo sudah anarkis dan chaos di daerah Jalan Hom-hom,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

Beberapa saat kemudian, pihak TNI dan kelompok separatis terlibat kontak senjata, yang lokasinya tak jauh dari ditemukannya seseorang yang membawa senjata api sebelumnya.

Menurut Chandra Diyanto, dalam kontak senjata tersebut, kelompok separatis menggunakan senjata laras panjang dan laras pendek.

Chandra juga menambahkan, tak ada korban jiwa dalam kontak senjata tersebut.

Aksi anarkistis yang dilakukan pelajar SMA tersebut diduga kuat disusupi oleh Kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Dikatakan Chandra, aksi di Wamena memang murni dilakukan oleh pelajar SMA namun ada pihak yang menyusupi.

“Demo di Wamena memang murni dilakukan para pelajar SMA. Tapi aksi pembakaran sepertinya sudah terencana"

"Dan bisa saya katakan itu dilakukan kelompok KNPB,” ungkap Dandim, pada Senin (23/9/2019) tengah malam waktu Papua, dikutip dari Kompas.com.

Untuk diketahui, aksi demo anarkis dilakukan oleh pelajar SMA lantaran adanya berita viral soal rasisme yang dilakukan oleh seorang guru.

Namun, pihak Kodim Jayawijaya telah memastikan, kabar tersebut adalah hoaks.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved