Karhutla
Kualitas Udara di Pekanbaru Level Berbahaya, Sebagian Warga pun Memilih Pindah ke Sumbar
"Tadi saya sama istri keluar untuk mencari kebutuhan dapur, karena besok saya mau kerja. Jadi terpaksa keluar juga walau udara udah bahaya.
Namun, asap di Pekanbaru tidak hanya karena karhutla di Riau saja, tapi juga asap kiriman dari karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Pekat Sejak Jumat
Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bertambah pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (20/9/2019) malam.
• Link Live Streaming dan Prediksi Pemain AC Milan vs Inter Milan, Misi Gagalkan Tren Kemenangan Tamu
Dari papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di tepi Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat pukul 20.00 WIB, tampak tulisan berbahaya.
Di papan ISPU tercatat PM10 berbahaya dengan angka 500.
Sejumlah pengguna jalan tampak berhenti sejenak untuk melihat dan mengambil gambar kualitas udara berbahaya di papan ISPU.
Salah seorang pengendara sepeda motor, Hari (38), mengaku kaget melihat papan ISPU udara di level berbahaya.
• Link Live Streaming Granada Vs Barcelona di Liga Spanyol, Main Minggu Dinihari Pukul 02.00 WIB
"Saya kaget nengoknya tadi, karena levelnya sudah sangat berbahaya," ujar Hari.
Dia mengatakan, kabut asap semakin pekat dibandingkan malam sebelumnya. Jarak pandang pun makin menurun.
Pada Kamis (19/9/2019) malam, pada jam yang sama, jarak pandang lebih dari satu kilometer.
"Kalau malam ini nampaknya tak sampai satu kilometer. Kan nampak itu asapnya pekat sekali. Saya dari tadi siang merasakan sekali pengaruh kabut asap ini, sesak napas, batuk, pusing dan mata pedih," kata pengemudi ojek online ini.
• VIDEO : Sumber Kebakaran Diduga Berasal Dari Sebuah Rumah di Tengah Kampung
Pengguna jalan lainnya, Ristoper Silitonga, juga sengaja berhenti melihat kualitas udara. Karena udara sudah berbahaya, dia mengaku ingin cepat-cepat pulang ke rumah.
"Saya tadi sengaja berhenti mau liat ISPU, ternyata udah bahaya udaranya. Pantas tadi pas di jalan asapnya pekat sekali," ujar Ristoper.
Ristoper langsung pulang ke rumah karena semaki lama di luar akan berdampak terhadap kesehatan. Bahkan, sejak kabut asap di Pekanbaru, Ristoper mengaku sudah sesak napas dan batuk
. "Dari kemarin-kemarin sesak di dada, batuk dan mata pedih," ujar dia.