Pembelian 11 Jet Sukhoi Tak Kunjung Terwujud Sejak 2015, Kementerian Perdagangan Ungkap Kendalanya
Karyanto menegaskan, pemerintah mengutamakan produk yang memiliki nilai tambah, dengan target penyelesaian pada tahun ini.
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) menyatakan, kesepakatan imbal beli 11 unit jet tempur Sukhoi (SU-35) dari Rusia, belum diputuskan karena terkendala penentuan jenis produk komoditas.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendag Karyanto Suprih mengatakan, imbal dagang sebenarnya tidak ada masalah buat perdagangan, karena merupakan hal bagus.
"Tapi, itu kan terkait politik dunia. Kalau soal politik bersumber di Kementerian Luar Negeri, bagaimana diarahkan," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (13/9/2019).
• Jika Dalam Dua Tahun Penyidikan Tidak Selesai, Jokowi Setuju KPK Bisa Hentikan Kasus Alias SP3
Ia menjelaskan, proses di Kemendag sekarang masih dibahas dalam grup kerja untuk memutuskan komoditas apa yang mau dibeli Rusia.
"Tidak bisa kita kasih komoditas yang kira-kira laku dijual. Kita ingin stand positioning dong, kita ingin komoditas itu yang cukup potensial," katanya.
Karyanto menegaskan, pemerintah mengutamakan produk yang memiliki nilai tambah, dengan target penyelesaian pada tahun ini.
• Firli Bahuri Ungkap Pernah Bertemu Megawati Saat Jabat Deputi Penindakan KPK, Ini yang Mereka Bahas
Ada pun produk semisal rempah-rempah tidak jadi pilihan, karena dinilai lebih baik berupa barang jadi, jangan cuma yang berbahan mentah.
"Kita masih diskusi, mereka butuh apa, kita mau jual apa. Secepatnya (selesai) lebih baik, semoga tahun ini, kita terus bicara dengan Dubes Rusia," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan proses pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi yang tak kunjung rampung.
• Wanita Pimpinan Terpilih Ini Sebut KPK Tidak Menghormati Lembaga Lain, Lalu Salah Input Jumlah Harta
Ryamizard Ryacudu menyebut, pembelian pesawat tempur Sukhoi masih tertahan di Kementerian Perdagangan (Kemendag), karena mekanisme imbal dagang antara Indonesia dan Rusia belum selesai.
Diketahui, Indonesia membayar pembelian pesawat tempur Sukhoi dengan uang dan imbal dagang.
• Tak Ingin Ada Lagi Perbedaan Awal Ramadan dan Syawal, Pemerintah Dorong Penyatuan Kalender Hijriah
"Kalau antara saya dengan pabrik udah selesai. Kan sudah tanda tangan. Kontrak. Yang belum selesai adalah Kementerian Perdagangan," ujar Ryamizard Ryacudu di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2019).
"Karena ini kan pakai uang dengan pakai imbal dagang. 50 persen pakai uang, 50 persen pakai imbal dagang," sambungnya.
"Artinya kita menjual karet, kelapa sawit, itu. Ini yang belum selesai. Kalau saya sih enggak ada masalah. Udah selesai," jelasnya.
• Lieus Sungkharisma Ungkap Susahnya Berkomunikasi dengan Eggi Sudjana Meski Bersebelahan Sel
"Tanda tangan kok. Udah salaman. Tinggal nunggu yang kedua aja tuh imbal dagang. Tinggal nunggu pesawatnya aja," sambungnya.