Bekasi
Akhirnya Box Girder Tol Layang Japek Bisa Dipasang Setelah SUTET Berhasil Dinaikkan
Steel Box Girder jalan tol Jakarta Cikampek II di KM 17 Bekasi Timur akhirnya berhasil dinaikkan. Setelah terhambat oleh keberadaan SUTET.
Penulis: Muhammad Azzam |
Steel Box Girder (SBG) jalan tol Jakarta Cikampek II (Elevated) di KM 17 Bekasi Timur akhirnya berhasil dinaikkan.
Setelah terhambat oleh keberadaan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
SUTET itu telah dinaikan sehingga proses pengangkatan SBG bisa dilakukan.
Artinya, seluruh SBG di Tol Layang Japek telah dipasang semua.
"Dini hari (9/9/2019), merupakan pengangkatan SBG yang terakhir (SBG ke-2573) di Kilometer 17 Bekasi Timur. Jadi sudah tidak ada pekerjaan pengangkatan SBG lagi," ujar Direktur Utama PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) selaku pengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) Djoko Dwijono dalam siaran tertulis yang diterima Wartakota, Rabu (10/9/2019).
Atas terpasangnya SBG terakhir itu, Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJC) memastikan kontruksi jalan tol Jakarta Cikampek II (Elevated) rampung akhir bulan ini.
• Daftar Lengkap Bursa Transfer Liga 1 2019, Persib, Persija Jakarta, PSM Makassar Paling Aktif
• Fakta Kelemahan Timnas Indonesia di Laga Kualifikasi Piala Dunia yang Bisa Dijadikan Bahan Evaluasi
• Niat Bunuh Jenderal, Kivlan Zen Suruh Orang Cari Senjata Api Ternyata Cuma Cocok Matiin Tikus
• Gubernur Papua Lukas Enembe Kebingungan, Ratusan Mahasiswa Asal Papua Pulang Kampung
"Selesainya pengangkatan SBG terakhir itu menandakan penyelesaian konstruksi masih sesuai dengan target, yaitu pada akhir September 2019. Tersisa pekerjaan ringan saja," jelas dia.
Adapun jalan tol layang ini memiliki panjang 36,40 Km. Untuk jumlah SBG proyek ini berjumlah lebih dari 2.500 unit dengan dimensi yang berbeda-beda disepanjang jalan tol Jakarta - Cikampek.
"Proses pengangkatan seluruh SBG untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated selesai dalam waktu 22 bulan dari total pekerjaan proyek yang saat ini telah berjalan sepanjang 30 bulan," katanya.
Setelah pengangkatan SBG ini sudah selesai, kata dia, maka Jasamarga fokus pada pekerjaan pengecoran slab.
Pekerjaan kontruksi akan lebih banyak dilakukan dibagian atas (badan jalan). Sehingga diharapkan potensi adanya rekayasa lalu lintas saat pekerjaan proyek berlangsung dapat berkurang.
• VIRAL Bocah Tewas Diduga Jadi Korban Perundungan Temannya, Sang Ibu: Kebenaran Akan Terungkap
"Pembangunanya sudah fokus diatas jalan layang, sehingga tidak akan mengganggu jalan tol dibawah," imbuh dia.
Untuk proses pekerjaan yang harus dilakukan di tol Japek seperti adanya antrean truk mixer ketika pengecoran slab dilaksanakan, ataupun saat loading material. Akan tetapi ini adalah pekerjaan-pekerjaan minor, dan pastinya pekerjaan dilakukan secara spot by spot.
Dengan ini, potensi rekayasa lalu lintas yang dilakukan saat window time proyek berlangsung dapat diminimalisir.