Kesehatan
Waspada Anemia pada Anak Perempuan Anda, Bisa Berakibat Prestasi Menurun
"Pendidikan gizi dan suplementasi tablet tambah darah (TTD) mingguan adalah kunci untuk memerangi anemia."
Penulis: |
Penyakit anemia pada remaja putri jangan dianggap remeh.
Selain memengaruhi diri anak perempuan tersebut, tetapi juga berpengaruh pada generasi penerusnya kelak. Terutama setelah anak tersebut tumbuh dewasa dan menjadi ibu pada masa depan.
Anemia adalah suatu kondisi jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal
Ir Doddy Izwardi MA, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan mengatakan, anemia memengaruhi penurunan kesehatan fisik remaja putri.
Anak perempuan penderita anemia juga berdampak negatif pada prestasi belajar di sekolah.
Serta, mereka mengalami peningkatan kemungkinan komplikasi dan masalah perkembangan janin jika menjadi ibu kelak.
• 4 Kecerdasan Anak Autisme di Atas Rata-rata, Ini Orang-orang Terkenal Penyandang Autisme
Pemerintah telah membuat program Suplementasi Tablet Tambah Darah Mingguan yang bertujuan untuk melindungi remaja putri dari bahaya anemia.
Doddy menjelaskan, masalah kurang gizi di kalangan remaja putri di Indonesia sangat signifikan. Setidaknya sepertiga dari anak perempuan di Indonesia menderita anemia.
"Cukup tingginya pernikahan usia dini dan nutrisi yang tidak memadai, anemia gizi besi di kalangan remaja putri merupakan tantangan kesehatan masyarakat utama di negara ini," ujar Doddy.
Dia mengatakannya saat menjadi pembicara di Nutrition International di Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Anemia, kata Doddy, dapat menghambat remaja putri dalam berkonsentrasi di sekolah.
• Cerita Dian Sastro Tentang Anaknya yang Autisme, Kenali Tanda-tanda Autisme Sejak Dini
Remaja putri yang kekurangan gizi juga memiliki risiko tinggi terjadi putus sekolah dan tidak mampu menjalani kehidupan yang produktif.
"Pendidikan gizi dan suplementasi tablet tambah darah (TTD) mingguan adalah kunci untuk memerangi anemia dan meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja putri," katanya.
Menurut dia, TTD mingguan dapat membantu memutus siklus kekurangan gizi antar-generasi.
Nutrition International, berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dengan dukungan dari Pemerintah Kanada dan Australia, memastikan remaja putri di sekolah memiliki akses suplementasi TTD mingguan.
Mereka juga mendapat pendidikan gizi dan konseling melalui program Right Start dan MITRA Youth.
Total investasi sebesar 3,6 juta dollar Kanada atau sekitar Rp 36 milyar.
• Cara Mendidik dan Mengembangkan Harga Diri pada Anak, Dorong Anak Untuk Berolahraga
Anak perempuan di 9.000 sekolah di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur, mendapat manfaat dari dukungan tersebut.
Joel Spicer, Presiden dan CEO Nutrition International mengatakan, kurang gizi pada dasarnya melemahkan, terutama bagi remaja putri.
Kurang gizi berarti terganggunya perkembangan otak dan sistem kekebalan tubuh yang rendah, menyebabkan performa kegiatan belajar di sekolahnya menjadi terganggu.
Sri Kusyuniati, Direktur Nutrition International Indonesia menambahkan, Majelis Kesehatan Dunia telah menyerukan pengurangan 50 persen anemia pada wanita usia subur pada tahun 2025.
Target jangka waktu itu dipercaya para ahli global dapat dicapai jika upaya pengurangan anemia difokuskan pada remaja putri yang tinggal di negara berkembang.
• Terlalu Banyak PR Bikin Kesehatan Tubuh dan Kejiwaan Anak-anak Buruk, Orang Tua Juga Ikut Stres
Gejala anemia pada anak perempuan antara lain cepat mengalami kelelahan, pucat, pusing dan sakit kepala, sesak nafas, jantung berdebar kencang, kulit serta rambut kering.
Selain pemberian suplementasi, mengonsumsi makanan mengandung zat besi juga harus cukup.
Remaja putri juga harus cukup sumber makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, folat, dan vitamin C, seperti makanan laut, daging, unggas, telur, kacang-kacangan, sayur dan buah.
