Pelayanan Publik

Terkuak Seorang Ibu Jadi Sopir Angkot Sambil Mengasuh Bayinya Demi Mencari Nafkah Banjir Empati

Sopir angkot perempuan itu tampak biasa saja mengendarai angkot di tengah keramaian Kota Bandung.

Twitter
Seorang ibu jadi sopir angkot di Kota Bandung yang bekerja sambil tetap mengasuh bayinya. 

SEORANG ibu menyopiri angkot sambil mengasuh bayi.

Fenomena itu membuat banyak kalangan bersimpati, tapi sebagian di antaranya juga merasa khawatir.

Soalnya, sopir angkot perempuan itu tampak biasa saja mengendarai angkot di tengah keramaian Kota Bandung.

Yang tidak biasa tentu saja karena ibu tersebut disertai anak kandungnya yang masih bayi untuk mencari nafkah.

Banyak yang menyaksikan video itu turut menyampaikan simpati dan rasa waswas mereka karena khawatir dengan kerasnya perjalanan di angkot di tengah kemacetan di Kota Bandung yang padat.

Meski demikian, kalangan penumpang di angkot itu banyak di antaranya adalah kalangan pelajar sekolah dan tampak sudah biasa menumpang angkot tersebut.

Tidak kurang petugas kepolisian di Bandung ikut merasa khawatir, tapi sekaligus kagum dengan perjuangan seorang ibu tersebut.

Akun Cobeh09 di Twitter mengunggah video tentang kisah seorang ibu yang berjuang untuk mendapatkan nafkah.

Meski masih baru melahirkan, ibu tersebut tidak ragu mengendarai angkot dan keliling kota Bandung.

Tampak, ibu tersebut mengendarai angkot Ciwastra-Cicaheum no 06 berwarna cokelat.

Kalangan masyarakat di Kota Bandung akrab dengan kendaraan tersebut.

Banyak pelanggan ibu tersebut yang membawa bayinya untuk diistirahatkan di sebelahnya.

Jadi kursi depan di sebelah pengemudi sengaja dikosongkan untuk bayi tersebut.

Petugas kepolisian merasa khawatir sekaligus kagum dengan perjuangan ibu tersebut.

Awalnya angkot tersebut tampak didekati seorang polisi wanita (polwan), sehingga diketahui ternyata angkot tersebut dikendarai seorang perempuan.

Kemudian terjadi dialog dalam bahasa Sunda bercampur dalam bahasa Indonesia, yang tidak terdengar jelas.

Angkot tersebut tampak dibalut sebagian kacanya dengan menggunakan kardus, sehingga bayi yang diajak berkeliling itu tetap nyaman di angkot tersebut.

Peristiwa tersebut mengajak banyak kalangan yang menyaksikan video itu untuk memberikan simpati mereka pada perjuangan ibu tersebut.

Dalam keterangannya, Agus Susanto di antaranya memberikan keterangan singkat:

Seorang Ibu

Sambil Membawa Bayinya

Menyopiri Angkot

Jurusan Ciwastra-Cicaheum (Bandung)

Pada Video tampak ibu itu sedang diajak berbincang2 oleh Lia Hilsiani (Polwan Ditlantas Polda Jabar).

Polwan itu tampak takjub dengan kegigihan sang ibu untuk mencari nafkah.

Tom Cruise 2020 Menargetkan Kursi Presiden Amerika Serikat untuk Menekuk Donald Trump

Tom Cruise Bisa Ubah Peta Kekuatan Partai Republik Meski Donald Trump Adalah Petahana

Kalangan netizen memberikan respons terhadap video singkat tersebut, sebagian besar merasa kasihan pada bayi dan ibu tersebut.

Kaharudin Syah: Perjuangan seorang ibu tidak pernah terhenti walau dia harus menangis pun tidak pernah menyarah untuk anaknya tercinta.

@Enjoy21Jhon: Mudah2an ibunya dilancarkan rezeqinya aamiin. Ya Alloh, anaknya kasian banged masih bayi.

@RismaYuyun: Semoga sehat sll dedek bayinya.

@SuciErnawati14: Masyaa ALLAH semoga selalu sehat ibunya dan anaknya selalu di mudahkan rezkinya dan dalam lindungan ALLAH aamiin. Duhh sedih banget lihatnya.

Wali Kota Bekasi Ungkap Alasan Honor Ketua RT dan Ketua RW akan Dihapus karena Tidak Ada Uangnya

Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang Libatkan 15 kendaraan Terbakar dan Mengakibatkan 6 Korban Tewas

BJ Habibie Ungkap Air Matanya Tumpah Saat Terakhir Kali Dia Berbicara dengan Presiden Soeharto

Sementara itu, sebelumnya, diungkap, PA (18) merupakan korban pengeroyokan dan dibakar hidup-hidup hingga tewas, namun di balik itu, ia merupakan sosok periang dan sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot K21A Pabuaran-Kampung Rambutan.

“Dia (putra) anak ketiga dari empat bersaudara dan pekerjaannya sudah dua tahunan sebagai supir angkot K21A,” ujar ibu korban, TA (45), saat ditemui di kediamannya, Jalan Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (13/6/2019).

Selain itu, sang ibu menyebut anaknya itu merupakan sosok periang dan selama ini juga dikenal bergaul cukup luas dengan siapa saja, bahkan, menurutnya, sejak bekerja almarhum PA telah hidup secara mandiri tidak lagi bergantung pada orang tua.

"Sehari-hari dia tinggal di mes (tempat tinggal), jadi yang punya angkot itu sediain mes di Pasar Kecapi, jadi dia jarang pulang ke sini, paling kalau pulang seminggu sesekali aja,” katanya.

Bahkan, saat berada di rumah sakit, banyak temen-temennya memberi dukungan dan perhatian serta melayat saat anaknya itu mengembuskan nafas terakhir.

“Iya, pergaulannya luas banyak temennya, makanya pas lagi pulang dari ambulans, saat itu, berjubel banyak banget temen-temennya,” imbuhnya.

“Saya juga gak nyangka anak saya punya banyak temen segitu, banyak yang peduli ke anak saya juga, dan dirumah sakit juga penuh mulu ditengokin sama temen-temennya,” lanjut dia.

Selama ini, TA juga merasa, anaknya tak pernah terlibat keributan dengan siapa pun, hingga membuatnya tak menyangka dengan kejadian ini hingga anaknya dikeroyok dan dibakar hidup-hidup.

"Kalau kata teman-temannya dia ditarik dari motor, abis ditarik jatuh itu lalu dia dipukulin, sempet lari cuma dikejar sampai dibakar gitu dan posisinya di TKP itu kan memang lagi ada warung yang jual bensin eceran, mungkin kalau gak ada yang jual bensin gak mungkin dibakar,” katanya.

PA tewas setelah dikeroyok dan dibakar oleh delapan remaja tak dikenal di depan warung Riyan, Jalan Raya Kodau, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (5/6/2019) lalu.

Saat ini, lima pelaku telah ditangkap mereka di antaranya yakni RAS (17), NS (24), TGP (16), AP (22), dan MH (20).

Sementara, sisa tiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran sebagai DPO hingga kini, yakni antara lain pelaku R, Z, dan R.

Ibu korban, TA (45) meminta pelaku dihukum seberat-seberatnya agar baginya semua menjadi setimpal.

"Ya, harusnya bisa kayak gitu hukumannya (hukuman mati), harus setimpal karena anak saya hilang nyawa," ujar dia.

Lebih lanjut, dirinya berharap, polisi juga segera menangkap seluruh pelaku, karena ia ingin melihat secara langsung muka pelaku yang membunuh anaknya tersebut.

"Penginnya sih pengin lihat langsung, bisa tatap muka langsung sama pelaku. Iya semua juga penginnya gitu (semua pelaku ditangkap segera)," pungkas dia.

Seperti diketahui, peristiwa tersebut terjadi saat malam takbiran.

Kejadian tersebut disebabkan aksi saling ejek, kala itu, rekan korban mengacungkan jari tengah kepada para pelaku yang nongkrong di lokasi.

Perkelahian kemudian terjadi, hingga akhirnya, salah satu pelaku menyiramkan bensin yang dijual pedagang eceran di lokasi, ke tubuh korban.

Korban sempat terbakar selama lima menit.

Warga kemudian menolong korban, sementara para pelaku melarikan diri ke rumah mereka masing-masing.

Sementara, polisi telah mengamankan satu barang bukti berupa botol bensin yang digunakan untuk menyiram korban.

Para pelaku pun kabarnya dijerat pasal 170 KUHP ayat 2 tentang penganiayaan hingga meninggal dunia.

Mereka terancam tujuh tahun penjara.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved