Traveling

Tips Mendaki Gunung Saat Musim Kemarau, Ini 4 Ancaman yang Harus Anda Hadapi

Saat cuaca benar-benar cerah, biasanya suhu udara akan sangat dingin karena tidak ada uap air yang menahan panas.

Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo
Calon anggota Mapala UI berlatih ilmu mendaki gunung di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango, Jawa Barat. 

Mendaki gunung saat musim kemarau lebih menyenangkan ketimbang saat musim hujan.

Saat musim kemarau, pendakian cenderung terhindar dari cuaca buruk, matahari bersinar lebih cerah.

Selain itu, pemandangan indah terhampar di depan mata bisa dinikmati setiap saat.

Sebaliknya, pendaki harus bersiap untuk menghadapi ancaman cucaca buruk seperti hujan, badai, atau petir saat mendaki di musim penghujan.

Oleh karena itu, aktivitas pendakian lebih pas jika dilakukan pada musim kemarau.

Namun, ancaman tetaplah ada meski pendakian dilakukan saat musim kemarau.

Berikut ini 4 ancaman yang harus dihadapi oleh pendaki gunung saat musim kemarau:

1. Suhu udara lebih dingin

Hujan memang membuat udara menjadi dingin. Namun musim kemarau, suhu udara akan menjadi lebih dingin lagi.

Saat cuaca benar-benar cerah, biasanya suhu udara akan sangat dingin karena tidak ada uap air yang menahan panas.

Pendaki harus membawa perlengkapan tambahan seperti jaket, sleeping bag, atau baju hangat untuk menghadapi udara dingin.

Suhu dingin terjadi di sejumlah wilayah selatan Jawa. Di Malang, suhu mencapai 17 derajat Celsius. 

Semua perlengkapan itu akan sangat dibutuhkan terutama saat beristirahat di malam hari.

Fisik yang tidak bergerak saat beristirahat membuat udara dingin akan semakin terasa.

Jika tidak memakai perlengkapan memadai, dinginnya udara rawan menyebabkan risiko hipotermia.

Berikut 5 Tips Antisipasi Hipotermia Saat Mendaki Gunung

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved