Berita Daerah
Sudah Diperingatkan, Turis China ini Apes Jatuh ke Laut dari Tebing Devil Tears Saat Selfie
Turis China jatuh dari tebing Devil Tears, ketika berswafoto di objek wisata yang telah beberapa kali menelan korban jiwa tersebut.
Kejadian mengerikan, seorang turis asal China, Li Huiling (38) tewas setelah terjatuh dari obyek wisata Devil Tears atau biasa dikenal dengan sebutan air mata iblis.
Turis China jatuh dari tebing Devil Tears, ketika berswafoto di objek wisata yang telah beberapa kali menelan korban jiwa tersebut.
Kasubag Humas Polres Klungkung AKP Putu Gede Ardana menjelaskan, kejadian laka laut tersebut terjadi sekitar pukul 09.50 Wita.
Korban termasuk dalam rombongan tamu asal China dari agen Happy Bali.
• SIMAK Link Pendaftaran Lowongan Kerja Perusahaan BUMN, Ada Tiga Perusahaan BUMN Terima Karyawan Baru
Ketika baru menginjakkan kaki di objek wisata Devil Tears, korban dan rombongannya sempat mendapatkan penjelasan dari pemandu wisata Agen Happy Bali, Chandra.
"Saat tiba di objek wisata, korban dan rombongannya sudah mendapatkan peringatan dari pemandu wisatanya agar tidak berfoto-foto terlalu dekat dengan bibir tebing," ujar Putu Gede Ardana.
Setelah diberikan penjelasan, korban Li Huiling sempat menitipkan tasnya ke pemandu wisatanya, Chandra.
Ia lalu bergabung dengan rombongan lainnya untuk berfoto di tebing karang yang terjal.
• Mahasiswi Cantik Nekat Terjun dari Pesawat dengan Ketinggilan 1000 Meter, Ini Dugaan Penyebabnya
Mereka ingin mengabadikan foto dengan latar belakang cipratan gelombang (water blow) di Devil Tears yang sudah mendunia.
Namun ternyata Li Huiling tidak mengindahkan peringatan dari pemandu wisata, dan sejumlah papan pengaman yang banyak dipasang di destinasi tersebut.
Ia berfoto terlalu dekat dengan bibir tebing, dan tiba-tiba datang gelombang tinggi yang mengempas tubuhnya.
• Polisi Bekuk Perudapaksa AF, Wanita yang Sepekan Lalu Coba Bunuh Diri Terjun dari JPO Margonda
"Korban ternyata berfoto terlalu dekat dengan bibir tebing. Ketika berfoto, ada hantaman gelombang yang mengempas tubuhnya. Sehingga korban jatuh ke laut," ungkapnya.
Warga yang menyaksikan kejadian tersebut, langsung berusaha menolong korban.
Meskipun kondisi gelombang di Devil Tears terkenal ganas, warga berusaha mengevakuasi tubuh korban dengan jukung.
Sekitar 20 menit dilakukan upaya penyelamatan, tubuh korban Li Huiling berhasil dievakuasi, dan langsung dilarikan ke Puskesmas Jungut Batu.
Namun ketika dalam perjalaman menuju Puskesmas, korban mengembuskan nafas terakhir.
"Korban meninggal dunia ketika hendak dilarikan ke Puskesmas," jelas Putu Gede Ardana.
Anggaran Terbatas
Sementara itu, rencana Pemkab Klungkung membangun pagar pembatas di objek wisata Devil Tears tahun ini, terpaksa tertunda karena anggaran yang dialokasikan, belum dapat merealisasikan pembangunan pagar pengaman secara menyeluruh.
Pemkab pun melakukan perencanaan ulang terhadap pembangunan pagar tersebut.
Kadis Pariwisata Klungkung I Nengah Sukasta menjelaskan, tahun ini sebenarnya pemkab telah merancang anggaran pemasangan pagar pengaman Rp 60 juta.
• Gak Cuma Belajar Sejarah, Ini 5 Aktivitas yang Didapat di Museum
Anggaran itu rencananya untuk menambah pemasangan pagar pengaman yang rencananya mendapat bantuan dari ASITA.
"Ternyata tahun ini pembangunan pagar pengaman yang rencananya dilakukan Asita di Devil Tears Lembongan sampai saat ini belum ada kepastian,” ujar Sukasta, Jumat (16/8/2019).
Setelah melakukan komunikasi dengan tokoh masyarakat dan pelaku wisata di Desa Lembongan, dana Rp 60 juta untuk pembuatan pagar pengamanan sepanjang 50 meter di kawasan itu, dirasa belum cukup dan kurang efektif.
Dengan anggaran itu, hanya sebagian kecil kawasan Devil Tears yang terlindungi.
Atas usulan itu, akhirnya rencana pembangunan pagar pengaman di objek wisata Devil’s Tear batal direalisasikan tahun 2019.

Menanggapi masukan dari masyarakat tersebut, Pemkab tahun ini membuat perencanaan pembangunan pagar pengaman secara menyeluruh.
Pagar pengaman tersebut, dibangun secara menyeluruh sepanjang 350 meter.
Sementara materialnya masih sama, seperti kesepakatan dengan warga, yakni kayu dan tali tambang agar terlihat natural.
Selain belum dipasang pagar pengaman, papan peringatan di Devil Tears yang telah rusak, juga membuat destinasi di atas tebing curam itu kian rawan.
• Harga Tiket Pesawat Mahal, Jumlah Kunjungan Wisatawan Lokal ke Belitung Disebutkan Menurun
Dinas Pariwisata pun telah mewanti-wanti para pemandu wisata dan warga sekitar, untuk terus mengawasi wisatawan yang berkunjung ke Devil Tears.
Pemandu wisata juga diharapkan berani menegur wisatawan, jika aksi mereka dirasa sudah membahayakan keselamatan.
Selain Devil Tears, beberapa objek wisata lain di Nusa Penida juga rawan kecelakaan, karena berada di atas tebing terjal, seperti Pantai Klingking, Broken Beach, dan Angel Billabong di Desa Bunga Mekar.
Termasuk Pantai Atuh, Bukit Molenteng dan Diamond Beach.
Permasalahan keamanan wisatawan di Nusa Penida ini juga mendapatkan atensi dari Anggota DPRD Klungkung, I Made Jana
• Begini Rasanya Saat Mantan Teroris Bom Bali Hingga Poso Ikut Upacara Bendera HUT Kemerdekaan
• 5 Alasan Jokowi Harus Libatkan Aktivis 98 untuk Masuk Dalam Kabinet Jilid II
Menurut politisi asal Desa Pejukutan, Nusa Penida ini, masalah keamanan dan kenyamanan wisatawan jika tidak diperhatikan, kedepannya bisa berimbas terhadap citra pariwisata.
Terlebih di era teknologi serba canggih, informasi bisa dengan cepat diakses hingga di luar negeri.
“Perlu Sinergitas antarsemua pihak untuk menyikapi masalah ini, karena insiden kecelakaan ini bisa berdampak negatif terhadap citra pariwisata,” ujar Made Jana. (mit)