Kilas Balik

Perwira Tinggi Jepang Ini Terancam Hukuman Gantung karena Rumahnya Dipakai Nyusun Teks Proklamasi

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan rapat luar biasa di rumah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Maeda

Editor: Andy Pribadi
KOMPAS/KARTONO RYADI
Rumah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang Laksamana Maeda yang dipakai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan rapat luar biasa untuk menyusun teks proklamasi pada 16 Agustus 1945. 

Pasalnya, kemerdekaan Indonesia merupakan jerih payah bangsa ini bukan bentukan Jepang.

Sehingga, Sayuti Melik sebagai penengah golongan muda dan golongan tua mengusulkan agar Soekarno dan Moh Hatta saja yang menanda tangani teks tersebut.

Setelah itu, teks proklamasi segera diketik.

Namun, di rumah Laksamana Maeda hanya ada mesin ketik dengan huruf Jepang Hiragana.

Foto Laksamana Maeda
Foto Laksamana Maeda (Kompas/Kartono Ryadi dan Foto Teks Proklamasi (Kompas))

Lantas, pegawai dari Laksamana Maeda, yakni Satsuki Mishima pergi ke kantor militer Jerman untuk meminjam mesin ketik.

Satsuki Mishima meminjam mesin ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandeler.

Setelah mendapatkan mesin ketik, Sayuti Melik kemudian mengetik teks proklamasi.

Ia didampingi BM Diah untuk mengetik teks tersebut.

Sayuti Melik juga mengusulkan agar kalimat Wakil-Wakil bangsa Indonesia diganti oleh Atas nama bangsa Indonesia.

Selain ketegangan soal penandatanganan proklamasi, sempat terjadi pula ketegangan antara golongan muda dan golongan memproklamasikan kemerdekaan.

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Detik-detik Penyusunan Teks Proklamasi Indonesia, Perwira Tinggi Jepang Terancam Hukuman Gantung

Sumber: TribunWow.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved