Kilas Balik
Perwira Tinggi Jepang Ini Terancam Hukuman Gantung karena Rumahnya Dipakai Nyusun Teks Proklamasi
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan rapat luar biasa di rumah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Maeda
Pasalnya, kemerdekaan Indonesia merupakan jerih payah bangsa ini bukan bentukan Jepang.
Sehingga, Sayuti Melik sebagai penengah golongan muda dan golongan tua mengusulkan agar Soekarno dan Moh Hatta saja yang menanda tangani teks tersebut.
Setelah itu, teks proklamasi segera diketik.
Namun, di rumah Laksamana Maeda hanya ada mesin ketik dengan huruf Jepang Hiragana.

Lantas, pegawai dari Laksamana Maeda, yakni Satsuki Mishima pergi ke kantor militer Jerman untuk meminjam mesin ketik.
Satsuki Mishima meminjam mesin ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandeler.
Setelah mendapatkan mesin ketik, Sayuti Melik kemudian mengetik teks proklamasi.
Ia didampingi BM Diah untuk mengetik teks tersebut.
Sayuti Melik juga mengusulkan agar kalimat Wakil-Wakil bangsa Indonesia diganti oleh Atas nama bangsa Indonesia.
Selain ketegangan soal penandatanganan proklamasi, sempat terjadi pula ketegangan antara golongan muda dan golongan memproklamasikan kemerdekaan.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Detik-detik Penyusunan Teks Proklamasi Indonesia, Perwira Tinggi Jepang Terancam Hukuman Gantung