Hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok Semakin Runcing
Perseteruan China dan Amerika Serikat sepertinya belum bakal padam. Mulai dari perang dagang hingga soal aksi demonstrasi besar-besar di Hongkong.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Morgan Ortagus, mengatakan, otoritas Tiongkok tahu betul, personel konsuler AS sudah terakreditasi dan hanya melakukan pekerjaan mereka, seperti halnya diplomat dari setiap negara lain.
Kasus ini kian memperuncing ketegangan antara Washington dan Beijing setelah meningkatnya perang dagang, Taiwan dan persaingan militer di Pasifik barat.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Perseteruan China dan Amerika Serikat sepertinya belum bakal padam.
Mulai dari perang dagang hingga soal aksi demonstrasi besar-besar di Hongkong.
Dalam laporan media resmi Tiongkok menyebutkan seorang diplomat Amerika Serikat (AS) bertemu dengan pemimpin mahasiswa gerakan pro-demokrasi Hongkong.
• Ini Jumlah Dana Dihimpun Pasar Modal Indonesia Hingga 9 Agustus 2019
China menuduh kekuatan asing, khususnya Amerika Serikat, ikut mengobarkan aksi demonstrasi berkepanjangan di Hong Kong.
Amerika Serikat tidak terima dengan laporan tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Morgan Ortagus, mengatakan, otoritas Tiongkok tahu betul, personel konsuler AS sudah terakreditasi dan hanya melakukan pekerjaan mereka, seperti halnya diplomat dari setiap negara lain.
• Asyik, Terminal III Bandara Soekarno-Hatta Punya Coworking Space
Ia menyayangkan laporan itu.
"Ini telah berubah dari tidak bertanggung jawab menjadi berbahaya dan harus dihentikan," kata Ortagus, seperti dilansir Reuters seperti dikutip Kontan.
Sebelumnya, Ortagus menyebut China sebagai "rezim preman" karena mengungkapkan foto-foto dan detail pribadi diplomat AS yang diidentifikasi oleh surat kabar Hongkong sebagai Julie Eadeh, bagian politik konsulat AS.
• Saham Apa yang Potensial Tahun Ini, Berikut Penjelasan Lo Kheng Hong
"Saya tidak berpikir bahwa membocorkan informasi pribadi diplomat Amerika, gambar, nama anak-anak mereka - saya tidak berpikir itu adalah protes resmi ... Itu bukan bagaimana sebuah negara yang bertanggung jawab akan berperilaku," kata Ortagus.
Kantor Kementerian Luar Negeri China Hong Kong, Kamis (8/8/2019) meminta AS menjelaskan laporan di media yang dikontrol Partai Komunis bahwa para diplomat AS berhubungan dengan para pemimpin mahasiswa yang menggelar protes yang telah mengguncang Hong Kong selama sembilan minggu.
• Pesangon PHK Akan Dialihkan ke BPJS Ketenagakerjaan?
Kasus ini kian memperuncing ketegangan antara Washington dan Beijing setelah meningkatnya perang dagang, Taiwan dan persaingan militer di Pasifik barat.
Surat kabar Hongkong, Ta Kung Pao, menerbitkan sebuah foto yang katanya menunjukkan Eadeh berbicara dengan para pemimpin mahasiswa di lobi sebuah hotel mewah.
Foto itu diberi judul "Intervensi Pasukan Asing".
• Klinik Tempat Praktik Aborsi di Bekasi Sudah Beroperasi Dua Tahun
Departemen Luar Negeri AS belum mengidentifikasi diplomat itu dan belum menguraikan jenis informasi pribadi atau detail anak apa yang diungkapkan oleh China.
Dalam tweet berikutnya pada hari Jumat, Ortagus mengatakan "Diplomat asing di Amerika Serikat, termasuk China, menikmati akses terbuka ke semua elemen politik Amerika, masyarakat sipil, akademisi, dan bisnis."
"China memiliki catatan panjang komitmen yang terputus; itu adalah tugas mereka di bawah Konvensi Wina, di mana China menjadi salah satu pihak, untuk memperlakukan diplomat dan pejabat konsuler kami dengan hormat dan mengambil semua langkah yang tepat untuk mencegah serangan terhadap orang mereka, kebebasan atau martabat," demikian cuitan Ortagus.
• 5 Olahan Daging Kambing saat Idul Adha
Berita ini sudah diunggah di Kontan.co.id dengan judul Hubungan AS dan China Kian Runcing, dari Perang Dagang, Taiwan, Kini Soal Hong Kong