Film
Wajib Ditonton, Ada Kebahagiaan, Kesedihan hingga Kepedihan Mendalam di Film Bumi Manusia!
Semua akting para bintang film 'Bumi Manusia' ciamik, bahkan sempurna tanpa cacat. Didukung cerita novel berjudul sama yang begitu kuat. Layak tonton!
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Ada rasa bahagia, suka-cita hingga kesedihan dan kepedihan mendalam di film Bumi Manusia garapan sutradara Hanung Bramantyo (43) bersama Rumah Produksi Falcon Pictures.
Iqbaal Ramadhan (20) dan Mawar De Jongh (17) yang memainkan peran utama sebagai Raden Mas Tirto Adhie Sukmo (Minke) dan Annelies Mellema melebur luar biasa di perannya masing-masing.
Para pemeran pendukung juga tidak kalah ciamiknya ketika memainkan peran dan emosinya di film yang kisahnya diangkat dari Novel Bumi Manusia (1980) tulisan Pramoedya Ananta Toer.

Ada Ine Febriyanti (43) yang memainkan peran Nyai Ontosoroh (ibu Annelies Mellema), Jerome Kurnia, Donny Damara hingga Whani Dharmawan dan Ayu Laksmi, serta Giorgino Abraham.
Semua aktor dan aktris mampu memainkan perannya begitu ciamik dan luar biasa indah, termasuk para pemain figuran dan ratusan ekstras yang ditampilkan Hanung Bramantyo di film Bumi Manusia.
Akting yang dimainkan puluhan aktor dan aktris asal Negeri Belanda, baik usia dewasa maupun anak-anak, juga sering mencuri perhatian penonton dan layak diacungi jempol penonton.
• Pertunjukan Reog Membuka Gala Premier Film Bumi Manusia dan Perburuan di Surabaya
• Apa yang Sedang Dirasakan Mawar De Jongh Menjelang Gala Premier Film Bumi Manusia?
Kisahnya yang mengalir, sejak awal hingga akhir cerita film, dibuat Hanung Bramantyo menyerupai isi Novel Bumi Manusia.
Pertemuan Minke dan Annelies Mellema yang bahagia di awal cerita, sampai muncul konflik dalam keluarga Herman Mellema (suami Nyai Ontosoroh), keributan didepan umum hingga kepedihan di akhir kisah.
Warna-warna cerah gambar film tetap dipertahankan Hanung Bramantyo meski kisah Bumi Manusia berlatar-belakang sejarah di akhir 1800-an ketika Politik Etis dijalankan Pemerintah Kolonial Belanda.

Meski 'berwarna', akting para pemain film dan jalan cerita Bumi Manusia begitu mengalir dan mampu menghipnotis penonton. Film Bumi Manusia seolah sempurna, tanpa cacat.
Hanung Bramantyo bahkan sengaja membuat setting kawasan bangunan dan pusat pemerintahan seperti di jaman itu.
Desa Gamplong, Moyudan, Sleman, DI Yogyakarta, diubah Hanung Bramantyo menjadi studio besar sebagai setting lokasi kawasan perumahan dan gedung pemerintahan di jaman hidup Minke.
• Saat Ine Febriyanti dan Hanung Bramantyo Mendadak Sulit Tidur Jelang Gala Premier Film Bumi Manusia
• Bulan Pramoedya Ananta Toer Dirayakan Bersamaan Pemutaran Film Bumi Manusia dan Perburuan
Penonton seperti dibawa Hanung Bramantyo benar-benar ke masa hidup Minke dan Annelies Mellema yang tetap ingin menjadi perempuan pribumi meski memiliki ayah Belanda.
Selain riset sejarah mendalam, membuat setting kawasan di jaman itu menjadi salah satu tantangan terberat Hanung Bramantyo selama membuat film Bumi Manusia.
