Lucky Hakim Tengah Berduka, 28 Ikan dan 1 Bintang Laut Mati Saat Listrik Padam, Nasib Oh Nasib

Gara-gara mati lampu ikan saya mati juga. Jadi aquarium saya ada banyak banget. Ada satu yang kecolongan enggak pakai aerator, gelembung udara

Tangkapan layar youtube Lucky Hakim
Lucky Hakim menunjukkan bintang laut dan ikan-ikan yang mati saat terjadi black out atau listrik padam 

Padamnya listrik Jabodetabek dan sebagian wilayah Jawa-Bali yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) membuat aktivitas masyarakat sangat mengganggu.

Tak hanya berpengaruh pada aktivitas warga, padamnya listrik selama lebih dari 7 jam itu ternyata menimbulkan hal-hal tak terduga.

Seperti yang dialami artis peran Lucky Hakim misalnya.

Legislator Bekasi Minta Pertamina Memberikan Kompensasi ke Nelayan dan Petambak di Muara Gembong

Ketemu Novel Baswedan di Pesawat, Syahrul Gunawan Dapat Ilmu Berharga

Listrik Padam, Jokowi Dianggap Tidak Pantas Memarahi PLN, Ini Penyebab & Alasannya

Akibat listrik padam, ikan hingga bintang laut peliharaannya mati.

Lucky menceritakan kisahnya dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Lucky Hakim Official yang diunggah pada Minggu.

 "Pemadaman listrik yang cukup lama (lama banget sih) tanggal 04 agustus begitu tiba-tiba dan di luar dugaan berakibat banyak hal terjadi, dimulai dari sulit komunikasi sampai tragedi kematian banyak ikan-ikan di salah satu aquarium saya."

"Nasib oh nasib. Semoga tidak terjadi lagi dan saya bisa lebih antisipatif lagi kedepannya. Innalillahi wa inna illaihi roji'un," tulis Lucky dalam unggahannya tersebut.

Ketemu Novel Baswedan di Pesawat, Syahrul Gunawan Dapat Ilmu Berharga

Dalam video tersebut, Lucky dan asistennya tampak memungut ikan-ikan yang mati dari dalam sebuah aquarium yang berukuran besar.

Menurut Lucky, akibat padamnya listrik tersebut aerator aquarium tak berfungsi sehingga menyebabkan ikan-ikannya kehabisan napas.

"Hallo sahabat, lagi-lagi hari ini ada berita duka cita lagi. Gara-gara mati lampu ikan saya mati juga. Jadi aquarium saya ada banyak banget. Ada satu yang kecolongan enggak pakai aerator, gelembung udara," sebut Lucky.

Mau Ikut Program Akselerasi Start Up Mahasiswa Indonesia? Berikut Jadwal dan Syaratnya

"Gara-gara enggak pakai itu terus mati lampunya kelamaan. Ada kali 7 jam atau 8 jam, saya juga enggak ngerti. Saya lagi pergi keluar Jakarta, jadi mati semua nih ikan saya. Kecuali yang selamat cuma dua ekor, eh tiga," lanjutnya.

Lucky kemudian menghitung ikan-ikan yang mati tersebut. Ternyata ada 28 ekor ikan dan seekor bintang laut yang mati.

Mati Menurutnya, saat listrik padam ia tak bisa berkomunikasi dengan asistennya yang berada di Jakarta karena kendala jaringan telepon dan internet.

Kalteng Putra Vs Arema FC Malam Nanti, Arthur Cunha Gantikan Hamka Hamzah Sebagai Kapten Tim

Sehingga ia mengaku sangat terkejut melihat kondisi ikan-ikannya saat tiba di Jakarta.

"Kayaknya yang ngalamin ini bukan cuma saya doang, pasti banyak yang ngalamin kayak gini," sebutnya.

"Terus nasibnya (ikan) gimana ya. Ya paling saya goreng sih. Kan ini kan juga ikan kue apa ya, ikan yang biasa di ikan bakar, cuma masih terlalu kecil. Paling digoreng. Paling bisa menyatu sama saya begitu," tambahnya.

Ia berharap di kemudian hari kejadian serupa tak akan terjadi lagi.

Ikan Koi Mati Pemerintah Digugat

Sementara itu warga menggugat PLN ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, setelah ikan koi milik mereka mati akibat pemadaman listrik massal pada Minggu (4/8/2019) lalu.

Ilustrasi Ikan Koi seperti di bawah ini.

David Tobing, kuasa hukum pemilik ikan koi, mengatakan pihaknya menempuh jalur gugatan sederhana.

Para pemilik, katanya, bukan pedagang, melainkan kolektor ikan koi.

"Sudah ada pemilik ikan koi yang berdomisili di Jakarta Selatan ingin mengajukan gugatan karena ikan koinya mati."

"Karena mereka di Jakarta Selatan, jadi bisa memakai gugatan prosedur sederhana," ujar David kepada Tribunnews.com, Rabu (7/8/2019).

VIDEO: Fairuz Hanya Tersenyum Ditanya Soal Pablo, Rey dan Galih Dipindah ke Sel Tikus

Pihak pemilik ikan koi mengaku rugi, karena sudah memiliki ikan asli Jepang ini dalam waktu yang cukup lama.

Menurut David, para pemilik sudah memiliki kedekatan dengan ikan koinya.

"Ada ibu rumah tangga yang ikannya itu sudah 13 tahun ada yang 8 kg."

"Jadi mereka ikatan batinnya sudah sangat jauh," ungkap David.

David mengungkapkan, gugatan tersebut tidak memakan waktu lama, yakni kurang dari sebulan.

Pihaknya hanya meminta ganti rugi materi kepada pihak PLN.

Piala AFF U-18, Vietnam Kasih Timnas Indonesia Kamar Ganti Butut, Berkarat, Sempit, & Mirip Gudang

Ada tiga jenis ikan koi yang mati akibat listrik yang padam tersebut, yakni jenis Tancho Kohaku, Borodo, dan Sanke.

"Yang untuk satu penggugat ada tiga, yang satu lagi sekitar segitu juga, deh," jelas David.

Saat ini pihaknya masih menghitung jumlah kerugian yang ditanggung kliennya.

Pihaknya akan mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada hari ini.

David mengaku masih ada pihak yang bakal melakukan gugatan, namun berdomisili di luar Jakarta Selatan.

"Kami sedang menghitung, kami tidak mencari keuntungan. Kami hanya mencari pertanggungjawaban."

"Nanti bisa dilihat ikan yang mati jenis apa, berapa sentimeter. Di pasaran berapa harganya," papar David.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, sejarawan JJ Rizal mengungkapkan 43 ekor ikan koi miliknya mati percuma, akibat pemadaman listrik massal pada Minggu (5/8/2019) lalu.

Ikan-ikan hias peliharannya itu mati karena tidak adanya mesin sirkulasi air yang menyuplai oksigen ke dalam kolam.

"Koi saya mati karena listrik padam, sehingga mesin sirkulasi air yang memungkinkan oksigen ada di kolam lenyap," ungkapnya kepada wartawan, Senin (5/8/2019).

Sejarawan yang tinggal di wilayah Beji Timur, Depok, Jawa Barat ini awalnya mengira listrik hanya padam sebentar.

Ia pun sudah menyiapkan aerator atau alat penyimpan daya listrik untuk ikan-ikannya, yang mampu bertahan selama enam jam.

Pikirnya, matinya listrik tak akan melebihi waktu aerator.

Namun, ternyata listrik baru menyala pada Senin dini hari.

"Selang enam jam setelahnya, ketika malam datang, saya tengok koi yang berkumpul di sekitar gelembung udara susah berpencar karena udara sudah habis."

"Berapa sudah mengambang," katanya.

Melihat ikan-ikan hiasnya yang ia pelihara sedari berukuran 15 cm hingga berkembang jadi 40-70 cm mengambang satu per satu, Rizal mulai menyiapkan kuburan mereka.

Minggu malam, 43 koi yang mati tak langsung ia kubur seluruhnya.

Sebagian pada malam hari, sisanya keesokan paginya.

"Saya kubur lepas tengah malam hanya sebagian saja."

"Sebab tak tahan sedihnya. Jadi sebagian saya simpan di kulkas, kemudian pagi tadi saya gali lagi lubang kubur buat mereka," bebernya.

Sudah enam tahun lamanya JJ Rizal memelihara dan membesarkan ikan-ikan hias tersebut dengan susah payah.

Kekesalannya semakin memuncak ketika mengetahui pejabat tinggi PT PLN (Persero) berkata supaya pemadaman listrik yang rugikan dirinya dan banyak pihak lain, diterima ikhlas.

"Kurang ajar sekali, dia tidak paham dirinya adalah pejabat negara, bukan pemuka agama."

"Seharusnya yang pertama dinyatakan adalah mengacu pada peraturan hukum berlaku, ia menyatakan maaf lalu siap mengganti kerugian," papar Rizal.

Rizal mengatakan, masyarakat yang merasa merugi sudah tahu harus ikhlas dengan kondisi tersebut.

Tapi, seorang pejabat negara semestinya tidak mengucap perkataan demikian.

Mereka, kata Rizal, harusnya berpikir kegagalan menjalankan tanggung jawab yang berakibat pada kerugian massal, jika dipandang dari sisi moral, sudah selayaknya mundur dengan ikhlas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sedih, 28 Ikan dan 1 Bintang Laut Lucky Hakim Mati Saat Listrik Padam", Penulis : Sherly Puspita

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved