Lucky Hakim Tengah Berduka, 28 Ikan dan 1 Bintang Laut Mati Saat Listrik Padam, Nasib Oh Nasib
Gara-gara mati lampu ikan saya mati juga. Jadi aquarium saya ada banyak banget. Ada satu yang kecolongan enggak pakai aerator, gelembung udara
Melihat ikan-ikan hiasnya yang ia pelihara sedari berukuran 15 cm hingga berkembang jadi 40-70 cm mengambang satu per satu, Rizal mulai menyiapkan kuburan mereka.
Minggu malam, 43 koi yang mati tak langsung ia kubur seluruhnya.
Sebagian pada malam hari, sisanya keesokan paginya.
"Saya kubur lepas tengah malam hanya sebagian saja."
"Sebab tak tahan sedihnya. Jadi sebagian saya simpan di kulkas, kemudian pagi tadi saya gali lagi lubang kubur buat mereka," bebernya.
Sudah enam tahun lamanya JJ Rizal memelihara dan membesarkan ikan-ikan hias tersebut dengan susah payah.
Kekesalannya semakin memuncak ketika mengetahui pejabat tinggi PT PLN (Persero) berkata supaya pemadaman listrik yang rugikan dirinya dan banyak pihak lain, diterima ikhlas.
"Kurang ajar sekali, dia tidak paham dirinya adalah pejabat negara, bukan pemuka agama."
"Seharusnya yang pertama dinyatakan adalah mengacu pada peraturan hukum berlaku, ia menyatakan maaf lalu siap mengganti kerugian," papar Rizal.
Rizal mengatakan, masyarakat yang merasa merugi sudah tahu harus ikhlas dengan kondisi tersebut.
Tapi, seorang pejabat negara semestinya tidak mengucap perkataan demikian.
Mereka, kata Rizal, harusnya berpikir kegagalan menjalankan tanggung jawab yang berakibat pada kerugian massal, jika dipandang dari sisi moral, sudah selayaknya mundur dengan ikhlas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sedih, 28 Ikan dan 1 Bintang Laut Lucky Hakim Mati Saat Listrik Padam", Penulis : Sherly Puspita