Listrik Padam

Mati Listrik, Anggota Aprindo Mengalami Kerugian Hingga Rp 100 Miliar

Akibat pemadaman listrik serentak di sebagian Jawa pada Minggu (4/8/2019), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia mengalami kerugian materil.

Editor:
Warta Kota/Hironimus Rama
KETUA Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey. 

Dengan mati listrik yang tiba-tiba ini, banyak ritel yang kehabisan daya genset, bahkan ada pula yang tidak dibekali genset sehingga tokonya terpaksa tutup lebih awal.

Kenyamanan pelanggan juga terganggu karena fasilitas yang seharusnya bisa mereka dapatkan dari ritel tersebut tak bisa berfungsi dengan normal.

WARTA KOTA,PALMERAH--- Akibat pemadaman listrik serentak di sebagian Jawa pada Minggu (4/8/2019), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, anggota mereka mengalami kerugian materil.

Akibat pemadaman listrik selama enam jam, anggota Aprindo mengalami kerugian hingga Rp 100 miliar.

“Kalau kemarin saja mulai pukul 11.50 WIB hingga pukul 22.00 WIB atau jam normal operasional gerai berakhir, sementara listrik masih padam, bisa dikalikan berapa kerugian yang kami derita,” ujar Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey, dalam keterangan tertulis, Senin (5/8/2019).

Saham MNCN Dinilai Lebih Menarik dari SCMA

Roy mengatakan, semestinya PLN memberi pengumuman terlebih dahulu bahwa akan ada pemadaman listrik dalam waktu lama.

Dengan demikian, pengusaha ritel bisa lebih siap mengantisipasi agar kegiatan bisnis tetap berjalan.

Misalnya, dengan mengisi cadangan bahan bakar genset agar tahan untuk waktu tertentu.

5 Kejadian Pemadaman Listrik Terbesar Sepanjang Sejarah

Dengan mati listrik yang tiba-tiba ini, banyak ritel yang kehabisan daya genset, bahkan ada pula yang tidak dibekali genset sehingga tokonya terpaksa tutup lebih awal.

“PLN seyogyanya memberi pengumuman terlebih dahulu kepada pelaku usaha agar bisa mempersiapkan cara tetap memberi pelayanan maksimal kepada konsumen dan masyarakat pun tetap bisa mendapat haknya sebagai konsumen,” kata Roy.

Kenyamanan pelanggan juga terganggu karena fasilitas yang seharusnya bisa mereka dapatkan dari ritel tersebut tak bisa berfungsi dengan normal.

Ketik Mati Listrik di Google, Muncui Label Peringatan SOS: Mati Listrik di Jawa

Layanan seperti pembayaran elektronik tak bisa berfungsi karena ketidaktersediaan listrik.

Selain itu, makanan dan minuman yang didinginkan juga menurun kualitasnya karena dibiarkan di suhu ruang terlalu lama.

Apalagi, pemadaman listrik terjadi di hari Minggu, di mana biasanya masyarakat menghabiskan waktu luangnya di gerai ritel modern atau pusat perbelanjaan bersama keluarga.

Kelola Keuangan Bulanan untuk Bisa Capai Kebebasan Finansial

“Potensi kehilangan penjualan terlihat betul, karena masyarakat akhirnya enggan atau membatalkan keinginan berbelanja nya,” kata Roy.

Selain itu, Roy mengakui biaya operasional ikut membengkak karena beberapa gerai menggunakan genset diesel agar bisa tetap buka.

Keterlambatan Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta Tertinggi di Dunia

Sebagai satu-satunya perusahaan yang mensuplai listrik, semestinya PLN dapat bertindak lebih cepat jika terjadi gangguan seperti yang diberitakan.

“Kami setuju bahwa seharusnya PLN mempunyai sistem mumpuni untuk mengantisipasi masalah semacam ini, ‘back-up plan’yang reaktif terhadap gangguan dan ‘contigency plan’ yang terencana,” Roy.

Kopi Geulis Ikut Pameran Kopi dan Cokelat di Afrika Selatan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pelaku Ritel Mengklaim Rugi hingga Rp 100 Miliar akibat Pemadaman Listrik

Sumber: Kompas.com
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved