Kali Bekasi Menghitam dan Beraroma Busuk Selama Dua Pekan, Siapa Bertanggung Jawab?

"Sudah hampir dua pekan kondisi Kali Bekasi menghitam dan mengeluarkan aroma busuk,"

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri
Kondisi Kali Bekasi di Bendung Bekasi, Kota Bekasi masih menghitam dan mengeluarkan aroma busuk, Sabtu (3/8/2019) petang. Kondisi ini sudah terjadi sejak dua pekan lalu atau Sabtu (20/7/2019) lalu. 

Kondisi Kali Bekasi di Bendung Bekasi, Kota Bekasi masih menghitam dan mengeluarkan aroma tidak sedap, Sabtu (3/8/2019) petang.

Hingga kini, warga setempat mempertanyakan keseriusan pemerintah mengenai dugaan pencemaran kali dari limbah pabrik tersebut.

"Sudah hampir dua pekan kondisi Kali Bekasi menghitam dan mengeluarkan aroma busuk," kata Ardiansyah (28) pengendara motor Honda Vario bernopol B 4596 KGW ini pada Sabtu (3/8/2019) petang.

Menurut Ardiansyah, pencemaran Kali Bekasi yang bersumber dari Sungai Cileungsi di Kabupaten Bogor ini sudah sering terjadi sejak 2016 lalu.

Kali Bekasi Sering Tercemar, Ombudsman Bakal Periksa Perusahaan di Sepanjang Sungai Cileungsi

Pencemaran Kali Bekasi Terjadi Berulang-ulang Bakal Membunuh Tumbuhan dan Ikan

Pencemaran Kali Bekasi: Hanya Ikan Sapu-sapu yang Bertahan, Air Baku PDAM Pun Terganggu

Sejak saat itu, pencemaran kali dari arah selatan ini hampir setiap bulan terjadi sampai 2019 ini.

"Kalau dulu, tidak hanya menghitam tapi terdapat busa di bagian permukaan air dan menimbulkan aroma busuk. Tapi sekarang justru hanya menghitam saja," ujarnya.

Warga sekitar bernama Tohari (44) menambahkan, fenomena seperti ini sudah biasa terjadi bagi masyarakat setempat.

Karena itu, warga tidak heran ataupun terkejut dengan pencemaran limbah ini.

"Warga sebetulnya sudah capek melapor kepada pemerintah karena kejadian seperti ini terus terulang," imbuhnya.

Ditarik Keluar dalam Laga Persija vs Arema 2-2, Ismed Sofyan Dipastikan Aman, Siap ke Makassar

Seingatnya, pencemaran Kali Bekasi pernah membuat ikan-ikan di sana mati dan mengambang.

Oleh warga, ikan tersebut langsung diambil menggunakan alat jaring untuk dimasak.

"Fenomena ikan mati adanya di Kali Rawa Tembaga, tepatnya di belakang kantor Pemda. Meski banyak mati yang di sana, tapi sumber airnya dari Kali Bekasi," imbuhnya.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman menduga, beberapa pelaku industri yang tidak bertanggung jawab ini membuang limbahnya pada malam hari, atau ketika suasana telah sepi.

Tengah Hari Bolong, Dua Pencuri Kambing Diringkus Warga di Ciputat Tangerang Selatan

Hal ini dilakukan untuk menghindari pemantauan yang dilakukan petugas maupun masyarakat setempat.

Kata dia, pencemaran air di Sungai Cileungsi kali ini lebih terasa karena masuk musim kemarau.

Berbeda bila musim hujan, air limbah yang dibuang pelaku industri akan bercampur dengan air hujan sehingga aromanya tidak terlalu menyengat dan warnanya juga tidak pekat.

"Karena sekarang musim kemarau, sehingga komposisi limbah di Sungai Cileungsi lebih dominan dibanding aliran air dari arah selatan," katanya.

Karena itu dia berharap, Pemerintah Provinsi Jawa Barat turut tangan mengatasi persoalan ini, karena masalah pencemaran lingkungan di sungai sangat sering terjadi.

Daud Yordan Incar Gelar Juara Dunia Lewat Jalur WBC, Hadapi Petinju Thailand Minggu (4/8/2019) Ini

Apalagi persoalan pencemaran ini sudah sering diadukan KP2C ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi maupun Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, namun belum ada penindakan yang membuat pelaku industri jera.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Kustantinah Puji Wahyuni menambahkan, lembaganya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat karena perusahaan yang terindikasi membuang limbahnya berada di Kabupaten Bogor.

Cara Asyik Istri Lionel Messi Masuk ke Kolam Renang

Dia berharap, agar pemerintah daerah setempat segera menindak pelaku pembuang limbah itu karena sangat berdampak pada lingkungan Kota Bekasi.

"Sebelum masuk wilayah Kota Bekasi, kondisi air sudah berwarna hitam dan berbau. Tim kami hanya menelusuri keberadaan sumber limbah tersebut dan kami tidak bisa masuk untuk mengawasi karena bukan wilayah Kota Bekasi," kata Kustantinah.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved