GIIAS
Belum Resmi Dijual, SUV Listrik DFSK Glory E3 Sudah Ada Peminat, Bahkan Mau Isi SPK dan Bayar DP
Belum dijual lantaran aturan kendaraan listrik di Indonesia yang belum ketuk palu, DFSK Glory E3 ini sudah banyak peminatnya dan bahkan meminta SPK.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
"Glory E3 ini akan menjadi contoh bagaimana kendaraan-kendaraan DFSK di masa depan, yang ramah lingkungan, nyaman, namun tetap menyenangkan untuk dikendarai," imbuhnya.
Produksi kendaraan listrik bukanlah sesuatu hal yang baru karena DFSK sudah sejak lama memproduksi kendaraan listrik.
Diketahui bahwa DFSK memiliki kerja sama dengan Tesla Motors sebagai produsen kendaraan listrik untuk memproduksi kendaraan-kendaraan listrik dengan menerapkan teknologi tinggi.
Selain itu, DFSK pun sudah memiliki sejumlah kendaraan listrik dengan berbagai model di Tiongkok yang sudah digunakan secara umum.
• Bermesin 1.500 CC Turbo, Ini Hasil Tes Resmi Konsumsi BBM DFSK Glory 560 oleh BPPT
• Vitara Generasi Baru Disiapkan, Suzuki Ingin Bertarung Lawan DFSK Glory 580 dan Wuling Almaz

Desain eksterior menawan
Bagaimana spesifikasi DFSK Glory E3 ?
Dari segi tampilan, desain Glory E3 mewarisi gaya desain ciri khas DFSK. Bagian depan dibalut dengan chrome grille dengan tiga garis trim horizontal.
Gaya desain yang menghubungkan lampu depan dan chrome grille merupakan ciri khas dari deretan ketiga model SUV DFSK lainnya.
Desain belakang mobil yang kokoh, sporty wheel 18 inci, semakin menunjukkan ia adalah model SUV saat ini.
Tampilan stylish dengan garis bodi dinamis serta didukung dimensi bodi 4385mm * 1850mm * 1647mm dan memiliki wheelbase 2655mm mampu memberikan kesan modern dan urban.

Sepenuhnya tenaga listrik
Kendaraan yang hadir pertama kali di Shanghai Auto Show 2019 ini sepenuhnya digerakan oleh tenaga listrik.
Glory E3 yang menghadirkan kombinasi motor listrik dan baterai, memiliki berbagai varian berdasarkan kemampuan jarak tempuh, mulai dari 305/405 kilometer.
Untuk melakukan pengisian daya baterai, Glory E3 hanya memerlukan waktu 30 menit dan mampu mencapai 80 persen daya baterai.
Menurut Franz Wang, hingga saat ini DFSK sudah memiliki beberapa kendaraan listrik di luar negeri, dan kemungkinan untuk dibawa ke Indonesia sangat terbuka lebar.
Infrastruktur pabrik yang telah dimiliki di Cikande juga sudah memiliki standar pembuatannya.
"Kami sangat harapkan kesiapan ini akan mendapat dukungan dari pemerintah dalam hal regulasi dan lainnya, sehingga akan mempercepat elektrifikasi kendaraan di tanah air. DFSK pun siap menyongsong era tersebut,” tandas Franz Wang.