Berita Jakarta
Kondisi Rusun Cipinang Besar Utara yang Dibangun Jaman Ahok Tak Berpenghuni
Rusunawa Cipinang Besar Utara (Cibesut) menjadi salah satu lokasi yang belum terjamah hingga saat ini.
Rampungnya pembangunan 12 unit Rusunawa yang dibangun sejak era kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok rupanya belum selesai seluruhnya.
Rusunawa Cipinang Besar Utara (Cibesut) menjadi salah satu lokasi yang belum terjamah hingga saat ini.
Berbeda dengan 12 rusun baru yang telah berdiri megah, kondisi rusun yang berada di RT 12/12 Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur itu kini dalam kondisi tidak berpenghuni.
Aktivitas yang terlihat di lokasi hanya terdapat sejumlah orang pekerja yang tengah membongkar atap-atap rumah.
• Pengundian Unit Rusunawa Pengadegan Masih Buram
Hanya menggunakan alat sederhana seperti palu dan linggis, sejumlah pekerja membongkar atap kayu dan melepas kuda-kuda atap.
Begitu juga dengan plafon rumah serta lantai kayu pada masing-masing rumah susun.
Rusunawa Cipinang Besar Utara (Cibesut) yang dibangun sejak tiga dekade silam atau tahun 1986 itu kini hanya tersisa tembok dan puing bangunan.
• Berdiri di Atas Tanah Negara, Pemkot Bekasi Bongkar 74 Bangunan di Bougenville Jakasampurna
Ramainya suasana hanya terlihat pada sejumlah anak-anak yang bermain di pintu gerbang rusun yang terletak persis di belakang Rutan Cipinang itu.
Endang (60) petugas keamanan Rusun Cipinang Besar Utara (Cibesut) mengungkapkan rencana pembangunan total Rusun Cipinang Besar Utara sudah diwacanakan sejak dua tahun belakangan.
Para penghuni katanya sudah meninggalkan rusun dan menetap di Rusun Jatinegara Kaum, Jalan Bekasi Timur Raya, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.
Namun, sejak pengelola sekaligus penghuni meninggalkan rusun, pembangunan yang dimulai dengan pembongkaran seluruh bangunan tidak terjadi.
• Rusun Cipinang Besar Utara Masih Dalam Pembongkaran
Proses pembongkaran yang dilakukan secara manual itu katanya baru dimulai sejak dua bulan belakangan.
"Kalau pindah itu sudah setahun lebih, semuanya pindah ke Rusun Jatinegara Kaum, totalnya sekitar 150 KK, semuanya masuk sana. Kalau pembongkaran ini, baru sekitar dua bulan," ungkapnya ditemui Wartakotalive di pos jaga Rusun Cipinang Besar Utara pada Jumat (5/7/2019).
Walau begitu, warga asal Parung, Jawa Barat itu memperkirakan proses pembangunan tidak akan berlangsung lama. Sebab, setelah atap rumah diturunkan, pekerja hanya tinggal membongkar tembok rumah dengan menggunakan palu godam.
Alasan mengapa proses pembongkaran dilakukan secara manual, dirinya mengaku tidak mengetahui pasti, sebab proses pembongkaran maupun pembangunan gedung seluruhnya di luar kewenangan UP Rusun Jatinegara Kaum selaku pihak pengelola.
Namun, hal utama yang menjadi kendala masuknya alat berat adalah sempitnya akses jalan.
Sementara, akses utama menuju rusun yang rencananya akan membebaskan lahan milik warga di sisi Jalan Cipinang Jaya atau sebelah Kali Cipinang, seberang Vihara Silaparamita itu diungkapkannya belum kunjung dibongkar.
"Akses utama rencananya nanti mulai dari jalan besar (Jalan Cipinang Jaya), samping Vihara terus masuk ke sini. Lahan itu punya warga dan sudah dibebasin, tapi nggak tahu kenapa sampai sekarang belum juga dibongkar jadi jalan," ungkapnya.
Warga Pulang
Walau seluruh bangunan di komplek Rusun Cipinang Besar Utara sudah rusak berat, sejumlah warga masih terlihat datang.
Mereka mengaku kangen dengan lingkungan rumah, terlebih rumah tersebut sejak lama dihuninya.
Salah satunya adalah Asto (33) warga Rusun Jatinegara Kaum.

Walau pun dirinya mengaku lelah sepulang kerja, Asto yang terlihat datang bersama tetangganya itu mengaku sengaja menyempatkan diri untuk menengok Rusun Cipinang Besar Utara pada Jumat (5/7/2019) petang.
"Habis kangen, mau gimana lagi. Soalnya banyak yang dari kecil tinggal di sini, ada yang lahir di sini, jadi walau pun bukan rumah kita bener, tapi kita udah terikat," ungkapnya sumringah.
Dalam kesempatan tersebut, Asto dan temannya sekilas bernostalgia.
Mereka menyusuri jalan setapak selebar satu meter yang menghubungkan setiap rumah warga.
Sesekali Asto menunjuk salah satu sudut rumah kepada temannya untuk mengingat kenangan. Seperti ketika Asto menunjuk kamar mandi komunal yang terletak di sisi jejeran rumah.
Kedua kamar mandi umum laki-laki dan perempuan yang dipisahkan jalan setapak itu katanya menceritakan banyak kisah. Begitu juga dengan tumpukan barang bekas milik warga yang masih tertinggal di sejumlah rumah.
"Banyak cerita di rusun ini, karena itu sebelum dibongkar, saya coba lihat dulu, ini saya foto-foto buat dikirim ke temen-temen. Pasti pada kaget deh," ungkapnya.
Banyaknya kenangan di Rusun Cipinang Besar Utara, dirinya maupun sejumlah warga yang kini tinggal di Rusun Jatinegara Kaum itu berharap agar pihak pengelola dapat memindahkan kembali para warga yang semula menempati Rusun Cipinang Besar Utara.
"Harapannya supaya bisa balik lagi ke sini aja, ya gitu, ibaratnya kita udah terikat gitu," imbuhnya. (dwi)