Imbas Perang Dagang, Puluhan Perusahaan Hengkang dari China
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kerap menyatakan perang dagang akan memaksa perusahaan-perusahaan memindahkan produksinya dari China ke AS.
Puluhan perusahaan itu menghindari tarif impor yang diberlakukan terhadap produk-produk dari China senilai 250 miliar dollar AS.
Akan tetapi, bukannya memindahkan produksi ke AS seperti desakan Donadl Trump, banyak di antara perusahaan itu yang malah membangun rantai pasok di luar Negeri Paman Sam.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Tensi perang dagang Amerika Serikat dengan China seperti belum usai.
Akibat perang dagang ini, puluhan perusahaan multinasional dilaporkan hengkang dari China.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kerap menyatakan bahwa perang dagang akan memaksa perusahaan-perusahaan memindahkan produksinya dari China ke Amerika Serikat.
Pernyataan Trump tersebut sebagian benar.
• Bisa Merusak Hubungan Asmara, Ada 7 Tanda Gaslighting: Apa Itu Gaslighting?
Dilansir dari The Washington Post, seperti dikutip Kompas.com, Minggu (21/7/2019), sebanyak lebih dari 50 perusahaan multinasional telah mengumumkan rencana atau mempertimbangkan pemindahan manufaktur keluar dari China.
Menurut laporan Nikkei Asian Review, beberapa perusahaan tersebut antara lain Google, Nintendo, dan Dell.
Puluhan perusahaan itu menghindari tarif impor yang diberlakukan terhadap produk-produk dari China senilai 250 miliar dollar AS.
• Bank Mandiri Alami Gangguan, Liburan Warga Terganggu
Akan tetapi, bukannya memindahkan produksi ke AS seperti desakan Trump, banyak di antara perusahaan itu yang malah membangun rantai pasok di luar Negeri Paman Sam.
Salah satu kawasan yang dipilih adalah Asia Tenggara.
Raksasa gim Jepang Nintendo, misalnya, telah memindagkan produksi perangkat gim Switch dari China ke Vietnam.
• Cari Tiket untuk Liburan dan Dapat Cashback
Sementara itu, Google memindahkan produksi motherboard Cloud dan Nest ke Taiwan dan Malaysia.
Pun Hewlett-Packard (HP) dan Dell berencana memindahkan produksi komputer ke Asia Tenggara.
Sebuah survei edisi Juli 2019 yang dirilis auditor rantai pasok dan kontrol kualitas China QIMA menunjukkan, permintaan untuk inspeksi China dari perusahaan Amerika Serikat anjlok 13 persen pada semester I 2019.
• Ditangkap Polisi saat Mau Beli Mobil di Diler
Pada saat bersamaan, keseluruhan permintaan untuk inspeksi di Asia Tenggara melompat 34 persen.
Di tengah melemahnya bisnis dan produksi, China pun berusaha memikat perusahaan-perusahaan baru.
Pemerintah China telah memangkas sejumlah larangan investasi asing dalam sejumlah sektor penting, seperti minyak bumi, pertanian, pertambangan, dan manufaktur.
• Persaingan Bisnis SPBU Bakal Semakin Marak
Perubahan tersebut berlaku efektif pada 30 Juli 2019 mendatang.
Eksodus perusahaan- perusahaan asing termasuk dari Amerika Serikat sebagai imbas perang dagang berdampak pada merosotnya pertumbuhan ekonomi China.
Pekan lalu, China mengumumkan pertumbuhan ekonomi terendah dalam 27 tahun.
• BPJT Akan Melelang 7 Ruas Jalan Tol Baru, Dua Proyek Ada di Jakarta dan Tangerang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Imbas Perang Dagang, Lebih dari 50 Perusahaan Asing Kabur dari China