Anies Ungkap Getah Getih Dibuat Hanya untuk Menyambut Asian Games Tanggapi Kritik DPRD DKI Jakarta

Menurut Anies Baswedan, kritikan tersebut tak sesuai, sebab Getah Getih dibuat hanya untuk menyambut perhelatan olahraga Asian Games saja.

Warta Kota/Anggie Lianda Putri
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jumat (19/7/2019). 

"Tiap lingkungan beda-beda kekuatannya, enggak bisa dibandingin karena kan bambu itu material strukturnya terdiri dari fiber dan pori-pori menyerap air, menyerap udara, bambu jadi kayak indikator lingkungannya."

"Kalau lingkungannya udah polutif banget ya begitu kejadiannya," ujar Joko, saat dihubungi, Kamis (18/7/2019).

Ia mengakui karya anyaman bambunya itu memang digunakan untuk kebutuhan dekorasi yang bersifat sementara dan tak permanen.

 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Belum Menerima Usulan Bandara Kemayoran Jadi Cagar Budaya

 Ketua Fraksi Demokrat DKI Laporkan Politikus PSI karena Penyebaran Berita Bohong Politik Uang

 Dua YouTuber yang Dilaporkan Garuda karena Review Menu Tulisan Tangan akan Diperiksa Tanggal 23 Juli

Memang, getah getih itu dibuatnya untuk memperindah pemandangan kota dalam rangka perhelatan Asian Games 2018 lalu.

"Sebenarnya, perencanaan waktu itu karyanya hanya untuk enam bulan, karena karya ini memang sifatnya festiv yang sifatnya buat festival," kata Joko.

Joko mengaku sudah melakukan tiga kali perawatan pada karyanya ini dengan cara memberikan pelapis tambahan pada getah getih untuk menahan serapan air.

"Kalau saya sih udah tiga kalian ya, saya kasih pelapis lagi untuk menahan air dari luar ya, cat sih intinya cat kaya semacam vernislah untuk kayu itu terus ada perbaikan-perbaikan lain," kata Joko.

Namun, pembongkaran bambu ini disayangkan oleh sejumlah warga yang setiap hari melewati Bundaran HI.

 Calon Jemaah Haji Disarankan Banyak Minum Air Putih untuk Mengatasi Panas Terik di Tanah Suci

 Polisi Memasang Pengeras Suara untuk Memperingatkan Ojol selalu Menggunakan Lay Bay Stasiun Bekasi

Pasalnya, anggaran yang digelontorkan tidaklah sedikit, apalagi hanya bersifat sementara saja.

"Bagus sebenernya."

"Tapi, mahal juga ya harganya."

"Saya baru tau harganya sampe segitu."

"Kalau menurut saya, itu mahal banget untuk pajangan yang sifatnya cuma sementara."

"Kenapa gak yang permanen aja biar gak beli-beli lagi. Paling engga bisa awet lebih lama," ujar Febi, salah satu pegawai yang bekerja di sekitar Bundaran HI.

Ada pula yang menyayangkan salah satu ikon Ibu Kota sudah tak ada.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved