Temuan Baru Memperkuat Teori Pilot MH370 Membunuh Penumpang Lalu Bunuh Diri
Sebuah tim investigasi dari Prancis menguatkan teori pilot bunuh diri, dalam kasus hilangnya pesawat Malaysian Airlines MH370
Meski begitu, penyelidikan melalui data penerbangan terus dilakukan selama beberapa tahun terakhir sesudah hari hilangnya pesawat tersebut. Tujuannya untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat MH370 itu.
Namun, sejumlah negara akhirnya menghentikan penyelidikan tersebut karena dianggap sudah menemui jalan buntu. Hanya Prancis yang masih melanjutkan pencarian kebenaran dari peristiwa itu.
Tiga warga negara Prancis berada dalam penerbangan tersebut, yakni seorang perempuan dengan dua orang anaknya.

Rahasia
Menurut Daily Mail, yang mengutip dari harian Prancis Le Parisien, para penyidik mendapat akses data dari Boeing pada Mei 2019.
Para penyidik ini harus menandatangani perjanjian soal kerahasian data itu, yang artinya hasil penyelidikan itu tak bisa menjadi bukti di pengadilan.
Hal pertama yang langsung menari perhatian mereka adalah, pesawat membelok secara tidak wajar dan hal itu hanya bisa terjadi saat 777 dalam kendali manusia.
"Memang masih terlalu dini untuk menjadi hasil resmi, namun tak ada petunjuk yang memperlihatkan bahwa ada orang lain yang masuk ke kokpit," kata sumber Le Parisien.
Ghyslain Wattrelos, warga Prancis yang kehiangan istri dan dua anaknya dalam peristiwa ini, sangat bersukur karena masih ada pihak yang menyelidiki peristiwa itu.
"Saya harap, dengan data dari Boeing ini mereka bisa mengungkapkan masalah yang terjadi, dan memberi kejelasan bagi perusahaan tersebut. Mereka berhasil menyelamatkan beberapa jejak komunikasi, namun belum menentukan,@ katanya.
Menurut Le Pariesien, selama ini Wattrelos memiliki asumsi bahwa komputer navigasi pesawat diretas, sehingga pesawat kehilangan arah dan akhirnya jatuh jauh dari rute penerbangannya.
Asumsinya itu muncul dari penemuan puing-puing, yang diduga milik MH30, di Samudra India.
Teori pilot bunuh diri
Sementara itu, sebulan lalu seorang jurnalis Amerika Serikat (AS), William Langewiesche, menulis di The Atlantic dan menyeutkan bahwa Zaharie ada di belakang peristiwa jatuhnya pesawt itu.
Dia tak ragu-ragu menulis bahwa piot itu membunuh ko-pilotnya, Fariq Hamid, agar tak menghalangi niatnya. Kemudian kapten pilot ini menambah tekanan di kabin penumpang, sehingga seluruh penumpang meninggal. Setelah itu dia menubrukkan pesawat ke laut.