Berita Duka
Makam Sutopo Digali Hanya Dalam Waktu Dua Jam, Padahal Tekstur Tanahnya Keras
PENGGALIAN tanah di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sasonolayu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, hanya membutuhkan waktu singkat.
Untuk pengobatan, pria yang sudah delapan tahun bekerja sebagai Kapusdatin dan Humas BNPB itu mengaku telah menjalani terapi radiasi sebanyak 30 kali.
Ia pun juga harus rajin meminum obat-obatan herbal untuk menekan rasa sakitnya.
• Begini Dinamisnya Logo HUT ke-74 RI Bertema Menuju Indonesia Unggul, Sudah Bisa Dipakai Loh!
Akibat penyakit itu, Sutopo Purwo Nugroho kini harus mengurangi sejumlah aktivitasnya, antara lain wawancara di studio TV dan turun ke lokasi bencana.
Meski dokter menyarankannya untuk banyak beristirahat, bukan berarti hanya sedikit yang dikerjakan Sutopo Purwo Nugroho sebagai Kapusdatin dan Humas BNPB.
Ketika ada bencana alam, ia tetap harus melakukan tugasnya untuk memberikan informasi yang akurat dan cepat, terkait bencana alam seperti gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) lalu.
• Pernah Ditanya Jusuf Kalla Apa Tujuannya Ikut Pilpres 2019, Prabowo Jawab Begini
Sambil menunjukkan ponselnya, ia mengatakan tak kurang dari 200 grup WhatsApp dan 3.000 kontak jurnalis yang harus ia berikan informasi setiap harinya.
"Di sini banyak ada sekira 200-an grup. Dari daerah, per jenis bencananya juga ada. Yang paling menyibukkan ya media."
"Kalau yang lain kan masuk hanya info-info, tapi kalau media kadang nanyain yang kecil-kecil," kata Sutopo Purwo Nugroho sambil menunjukkan ponselnya.
• Petugas PPSU yang Ditabrak Motor Berangsur Membaik, Penabraknya Terancam Dibui Lima Tahun
Khusus untuk grup jurnalis, ia mengaku ada tujuh grup yang ia kelola untuk menyebarkan informasi dengan cepat terkait bencana alam.
Selain menjawab pertanyaan wartawan setiap harinya, ia juga mengaku harus merangkum informasi terkait bencana alam yang tersebar di ratusan grup WhatsApp dari berbagai instansi dan lembaga.
Kadang ia juga harus menelepon lembaga atau instansi terkait untuk memastikan akurasi data yang diterimanya.
• Begini Tahapan Perjalanan Haji Indonesia 1440 Hijriah, Gelombang Pertama Diberangkatkan Malam Ini
"Saya ikut di grup mitigasi gempa Sulteng. Ini terdiri dari menteri-menteri yang ada. Mensesneg Pramono Anung, Panglima TNI Hadi Tjahjanto."
"Kapolri Tito Karnavian, Kepala Basarnas, Retno Marsudi, Tjahjo Kumolo, Willem Rampangilei, Wiranto," beber Sutopo Purwo Nugroho sambil menunjukkan ponselnya.
Biasanya, ia akan bangun pukul 02.00 WIB setiap hari untuk salat tahajud dan menyalin informasi-informasi tersebut ke kertas-kertas kerja di rumahnya.
• Ini Pemicu Oknum Brimob Aniaya Perusuh di Kampung Bali Saat Kerusuhan 21-22 Mei 2019
Setelah itu, ia akan membuat rangkuman dari catatan itu.
Tidak berhenti di situ, Sutopo Purwo Nugroho juga masih harus menganilisa laporan-laporan terkait bencana alam yang masuk.
Setelah menjadi rangkuman, kadang ia harus mengetik sendiri dan meramu bahasanya agar lebih mudah dimengerti dan menenangkan khalayak luas.
• Ini Ciri-ciri Penembak Misterius Saat Kerusuhan 21-22 Mei 2019, Beraksi Pakai Tangan Kiri
Namun, ia juga kerap melibatkan stafnya untuk membuat format laporan terkait penanganan bencana.
"Enggak gampang nyari data kayak begini. Ini tidak seketika saya dapat langsung jadi. Saya juga perlu analisa."
"Anak buah saya banyak yang enggak bisa. Jadi saya itu kalau kerja, tengah malam itu sering merangkum," jelasnya.
• Siapa Komandan Lapangan Kerusuhan 21-22 Mei 2019 yang Diburu Polisi?
Sutopo Purwo Nugroho lalu menunjukkan lembaran laporan berisi data terkait penanganan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Meski pekerjaannya tidak mudah, ditambah penyakit ganas yang dideritanya, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ia tetap ikhlas menjalani pekerjaannya.
"Prinsip saya, hidup itu harus bermanfaat buat orang lain," tegas Sutopo Purwo Nugroho.
• Politikus PKB: Yang Ngusir Rizieq Shihab Siapa? Dia Pergi Sendiri Kok, Kalau Mau Pulang Saja
Suara ayah dari Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho dan Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho itu bergetar dan matanya berkaca-kaca, ketika ditanya soal kekhawatiran keluarga atas kondisinya.
Ia mengatakan, anak-anaknya kerap menanyakan kondisinya sehari-hari lewat telepon atau WhatsApp.
"Anak-anak saya pasti mengkhawatirkan. Sering nanya kabar saya. Kadang telepon. Kadang nanyain, WA."
• Rizieq Shihab Dipulangkan Jadi Syarat Rekonsiliasi, Politikus PDIP: Suporter Tidak Usah Ikut Ngatur
"Papah gimana? (mata berkaca-kaca) Aku kalau, aduh..Kalau cerita anak, nangis aku (suara bergetar)," ungkap Sutopo Purwo Nugroho.
Sebelumnya, ia merasakan nyeri di dada dan batuk-batuk pada November 2017.
Sutopo Purwo Nugroho yang merasa itu hanya sakit biasa, akhirnya meminum obat-obatan yang dijual di toko.
• Tukang Bubur Tonton Film Porno Sebelum Bunuh Bocah SD, Masih Lampiaskan Birahi Setelah Korban Tewas
Setelah sempat sembuh beberapa hari, penyakit itu kambuh.
Ia pun memutuskan untuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
Dokter penyakit dalam mengatakan gejala nyeri dada, batuk-batuk, dan pusing yang dideritanya berasal dari asam lambung yang naik.
• Soal Rencana Jokowi dan Prabowo Bertemu, Moeldoko: Penting Enggak Sih Sebenarnya Rekonsiliasi Itu?
Setelah dua minggu meminum obat resep dari dokter, penyakitnya tak kunjung sembuh.
Ia pun memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter spesialis paru-paru.
Setelah pemeriksaan rontgen dan CT Scan, dokter memvonisnya mengidap kanker paru-paru stadium 4B.
• Nasihati Pengurus DPP PAN Soal Gabung Pemerintah Atau Jadi Oposisi, Amien Rais: Jangan Rabun Ayam!
Kata dokter, penyakitnya sudah menyebar ke bagian punggungnya.
Ia mengaku hanya bisa terdiam karena sangat sedih dalam perjalanan pulangnya dari sebuah rumah sakit pada Januari 2018 lalu.
Dalam hati, ia berharap semoga diagnosa dokter salah.
• Profil Tiga Komisioner KPK yang Maju Lagi Jadi Calon Pimpinan KPK Jilid Lima
Setelah mencari informasi soal dokter yang bagus untuk mendengar pendapat lain, ia memutuskan ke Malaysia.
Ternyata, dokter di sana juga membenarkan diagnosa dokter yang sebelumnya memeriksanya.
"Saya ingat anak, istri, ingin nangis rasanya," cetus Sutopo Purwo Nugroho dengan mata berkaca-kaca dan suara yang bergetar.
• Ini Tiga Komisioner KPK yang Maju Lagi Jadi Calon Pimpinan KPK
Suami dari Retno Utami Yulianingsih itu akhirnya memutuskan untuk menjalani pengobatan di Jakarta setelah mendapat saran dari istrinya.
Bagi Sutopo Purwo Nugroho, ia bekerja seperti sekarang tidak lain hanya untuk keluarganya.
"Saya akhirnya menerima ini bagian dari hidup saya. Kalau kalian nanyain soal anak, nangis saya, benar."
• Profil Tiga Komisioner KPK yang Maju Lagi Jadi Calon Pimpinan KPK Jilid Lima
"Saya itu bekerja untuk anak, untuk ibu saya," aku Sutopo Purwo Nugroho dengan mata yang berkaca dan suara bergetar. (Asep Abdullah Rowi)