Berita Daerah
ALGOJO di Aceh , Badan Terasa Gemetar Meski Harus Cambuk Orang Hingga Identitas Dirahasiakan
Hukuman cambuk atas pelanggaran syariat Islam masih dilakukan di Aceh. Begini kisah seorang algojo.
Identitas algojo dirahasiakan.
Sesaat menjelang eksekusi, algojo dibawa ke sebuah ruang rahasia untuk mengenakan pakaian algojo yang semua tertutup.
Tak semua orang bisa jadi algojo D mengatakan, tak seluruhnya anggota Satpol PP WH memiliki mental menjadi algojo.
Banyak petugas menolak ketika ditunjuk karena tidak siap mental.
Hal itu membuat sampai saat ini, masih ada beberapa kabupaten dan kota di Aceh yang mendatangkan algojo dari Satpol PP WH Provinsi Aceh saat melaksanakan uqubat cambuk.
"Belum tentu yang badannya kekar punya mental untuk memukul pelanggar. Kemudian untuk menjadi algojo juga tidak boleh dipaksa, ada yang mau jadi algojo hanya satu kali, kemudian selanjutnya dia tidak mau lagi. Bahkan di beberapa daerah kabupaten, algojo harus didatangkan dari provinsi," ujarnya.
Identitas dirahasiakan Kepala Sapol PP-WH Kota Banda Aceh, melalui Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Aceh, Zakwan mengatakan, identitas algojo cambuk sangat dirahasiakan.
Bahkan, hanya sedikit rekan kerja yang tahu bahwa teman sekantor mereka adalah algojo.
"Algojo itu dirahasiakan, hanya beberapa orang tertentu di Satpol PP-WH saja yang mengetaui identitasnya. Algojo itu orang pilihan," kata Zakwan.
• Anggap Bau Ikan Asin Makanan, Galih Ginanjar Sakit Dipolisikan Fairuz
• Gatot Nurmantyo Ungkap Masalah-Masalah TNI Pada Era Presiden Jokowi, Bandingkan Anggaran TNI-Polri
• Viral Curhatan Turis Thailand Ditembak Harga Mahal Saat ke Bromo, Kemenpar: Nggak Menarik Itu
Menurut Zakwan, setelah seseorang pelanggar qanun syariat Islam diputuskan oleh pengadilan mahkamah syariah dan perkaranya inkrah, wewenang dan eksekutor terhadap terdakwa adalah jaksa,
Namun, algojonya diminta dari Satpol PP WH.
Memilih algojo Zakwan mengatakan, penunjukan algojo setelah pelanggar diputuskan bersalah oleh pengadilan mahkamah syariah.
Jaksa kemudian berkoordinasi dengan pemerintah setempat dalam hal ini WH untuk menentukan jadwal dan lokasi tempat eksekusi dilaksanakan.
Setelah jadwal dan lokasi cambuk ditentukan, kemudian dipilih algojo dari Satpol PP WH dengan kebutuhan atau jumlah banyaknya cambukan dan pelanggar yang akan dieksekusi.
Setelah algojo dipilih, mereka akan diberikan pelatihan selama beberapa hari agar saat mencambuk pelanggar sesuai dengan ketentuan hukum acara.