Pilpres 2019

Fadli Zon Ungkap Langkah yang Diambil Prabowo Jika Ditawari Bergabung Pemerintahan Jokowi

Wakil Ketua Gerindra Fadli Zon memastikan hingga kini secara resmi partainya belum memikirkan soal bergabung atau tidak dengan kabinet pemerintahan

Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Warta Kota/Rangga Baskoro
Wakil Ketua DPR RI dari Partai Gerindra, Fadli Zon saat datang memberikan dukungan kepada Buni Yani di Masji Albarkah, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2019). 

Partai Gerindra belum mau gabung Kabinet Jokowi.

Partai Gerindra pastikan belum mau bergabung dalam Kabinet Jokowi Jilid II.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Wakil Ketua Umum Bidang Politik Dalam Negeri dan Pemerintahan, Fadli Zon pastikan jika hingga kini partainya belum terpikirkan untuk bergabung ke dalam Kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) jika gugatan mereka tidak diterima Mahkamah Konstitusi (MK).

Kata Fadli Zon, isu tawaran jabatan sempat berhembus di media masa belum diterima sama sekali oleh Gerindra.

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2019 di MK, Ini Catatan Penting Fahri Hamzah Untuk Pilpres 2019

Daftar 4 Aktivis 98 yang Disebut Layak Isi Kabinet Jokowi 2019 - 2024, Lengkap dengan Profilnya

Fadli Zon tidak menampik jika komunikasi-komunikasi politik di luar Kepartaian memang berjalan dengan baik.

“Kalau komunikasi-komunikasi politik hal biasa tapi kalau mengambil keputusan it's different thing,” ungkap salah satu pendiri Partai Gerindra itu di acara Catatan Demokrasi Kita yang disiarkan TV ONe seperti dikutip Wartakotalive.com pada Rabu (26/6/2019) .

Selain itu, Fadli Zon juga memastikan, jikapun gugatan Prabowo-Sandi tidak diterima MK, maka keduanya akan mengambil seluruh keputusan berdasarkan hasil musyawarah.

Baik musyawarah antarsesama partai koalisi ataupun tokoh-tokoh yang mendukung selama 8 bulan ini.

“Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno akan mengundang rekan-rekan koalisi untuk duduk bersama dan tokoh-tokoh masyarakat lain yang mendukung artinya apa kalau menang bagaimana, kalau tidak dikabulkan bagaimana,” jelasnya.

Isu Bergabung Kabinet

Seperti dikutip Tribunnews menjelang putusan MK, isu masuknya Capres Prabowo ke dalam kabinet Jokowi-JK semakin berhembus kencang.

Isu tersebut dilemparkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PAN, Faldo Maldini.

Faldo menyebut adanya kemungkinan satu pihak bergabung dengan pihak pemenang Pilpres 2019 adalah hal yang lumrah. 

Termasuk kemungkinan masuknya Prabowo Subianto masuk dalam kabinet Joko Widodo atau sebaliknya sebagai Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden).

BOCORAN Calon Menteri Kabinet Jokowi Mulai dari AHY, Sandiaga, Grace Natalie hingga Yenny Wahid

Namun anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menegaskan, partainya hingga saat ini tidak memikirkan ajakan kubu Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin untuk masuk ke pemerintahan.

Andre mengatakan, pihaknya masih optimis Prabowo-Sandiaga akan menang dalam sidang di Mahkamah Konstitusi dan justru akan mengajak kubu Jokowi untuk bergabung.

“Wajar jika Partai Gerindra menjadi prioritas diajak karena kami partai pemenang kedua dan jumlah kursi kami signifikan, Gerindra juga solid. Tapi kami belum memikirkan soal itu, di pikiran kami masih Pak Prabowo akan menang dan kami yang akan mengajak mereka,” kata Andre di media Prabowo-Sandi di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Gerindra Masih Berpikir Prabowo-Sandi Menang dan Bakal Ajak Kubu 01 Masuk Kabinet

ANGGOTA Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, pihaknya tidak memikirkan ajakan kubu Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin untuk masuk kabinet.

Andre Rosiade menegaskan, Gerindra masih optimistis Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan memenangkan Pilpres 2019, dan justru akan mengajak kubu 01 bergabung.

“Wajar jika Partai Gerindra menjadi prioritas diajak, karena kami partai pemenang kedua dan jumlah kursi kami signifikan. Gerindra juga solid," ujarnya di posko pemenangan Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2019).

Telinga Petugas PPSU Cantik Robek Setelah Diserempet Motor, Hidungnya Lecet dan Kepala Memar

"Kami belum memikirkan soal itu. Di pikiran kami masih Pak Prabowo akan menang, dan kami yang akan mengajak mereka,” sambungnya.

Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade saat menemui wartawan setelah acara diskusi di Gedung KOMINFO, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2018).
Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade saat menemui wartawan setelah acara diskusi di Gedung KOMINFO, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2018). ((KOMPAS.com/Devina Halim))

Andre Rosiade juga menanggapi isu Prabowo Subianto ditawari jabatan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Jokowi.

Menurutnya, belum ada pembicaraan soal itu, baik langsung di antara Prabowo Subianto dan Jokowi, maupun lewat perwakilan kedua pihak.

Prabowo-Sandi Pastikan Tak Hadiri Sidang Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2019 di MK

Keterangannya itu sekaligus membantah isu pertemuan Prabowo Subianto dan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Budi Gunawan, sebagai bagian dari rekonsiliasi.

“Pak Prabowo saja belum berpikir kapan akan ketemu Pak Jokowi, apalagi soal ‘deal-deal’ an, belum ada itu,” ungkapnya.

Andre Rosiade menyatakan, baik Prabowo Subianto maupun Sandiaga Uno, masih terus fokus memperjuangkan suara rakyat di Mahkamah Konstitusi (MK), melalui perkara sengketa hasil Pilpres 2019, ketimbang mencari jabatan.

Ini yang Bakal Dilakukan Prabowo Setelah Pulang dari Jerman Besok

“Kami sedang fokus ke MK, kami tak punya rencana zig-zag dalam proses ini."

"Prabowo dan Sandi bukan pencari pekerjaan untuk panggung 2024, dan tak butuhkan jabatan untuk perlindungan hukum. Jangan samakan dengan yang lain,” tegasnya.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengaku menerima informasi Presiden Jokowi menawari jabatan menteri kepada Sandiaga Uno.

Luhut Bilang Jokowi Tak Sungkan Berbuat Apapun Demi Negara, Termasuk Sambangi Rumah Prabowo Lagi

Neta S Pane meyakinkan bahwa informasi yang dia sampaikan itu akurat.

Saat dikonfirmasi di posko pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga di Kebayoran Baru, Jakarat Selatan, Senin (17/6/2019), Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Priyo Budi Santoso mengatakan bahwa informasi tersebut adalah bohong.

 BREAKING NEWS: Empat dari Sembilan Korban Kerusuhan 21-22 Mei 2019 Tewas Akibat Peluru Tajam

Priyo Budi Santoso mengatakan bahwa dirinya sudah berkomunikasi langsung dengan mantan Wakil Gubernur Jakarta itu mengenai hal tersebut.

“Saya sudah mendapat penjelasan langsung dari Pak Sandiaga bahwa itu hoaks, itu bohong,” tegas Priyo Budi Santoso.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya itu juga telah menerima komitmen Sandiaga Uno untuk terus bersama Prabowo Subianto dan BPN menyelesaikan tahapan Pemilu 2019.

 Ditjen Pemasyarakatan Bantah Setya Novanto Pelesiran, Ini yang Sebenarnya Terjadi

“Pak Sandiaga berkomitmen bahwa beliau akan terus bersama Pak Prabowo memimpin upaya-upaya yang dimungkinkan oleh hukum, yang jelas informasi itu keliru,” tegasnya.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengaku memiliki informasi akurat terkait figur yang bakal jadi menteri Presiden Jokowi di kabinet selanjutnya.

Kepada Tribunnews.com, Neta S Pane menyebut calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno bakal masuk ke dalam kabinet Jokowi berikutnya.

"Saya dapat info A1 soal itu (Sandiaga Uno jadi menteri Jokowi)," kata Neta S Pane, Minggu (16/6/2019).

 Senin Pekan Depan Sofyan Jacob Diperiksa Sebagai Tersangka oleh Para Juniornya di Polda Metro Jaya

Kata Neta S Pane, proyeksi Sandiaga Uno menjadi menteri di kabinet Jokowi, merupakan bagian dari proses rekonsiliasi antara kubu 01 dan 02.

"Itu (Sandiaga Uno jadi menteri Jokowi) bagian dari rekonsiliasi 01 dengan 02," ujarnya.

Menurut hemat Neta S Pane, rekonsiliasi perlu dilakukan. Katanya, politik itu tidak seperti matematika.

 Tim Hukum Prabowo-Sandi Klaim 30 Orang Siap Bersaksi di MK, tapi Minta Jaminan Keselamatan

Dia mencontohkan Afrika Selatan ketika Nelson Mandela selama 36 tahun dipenjara rezim Apartheid, 25 tahun di antaranya di sel seluas 1x1 meter.

"Tapi ketika dia terpilih menjadi presiden, dia mengatakan bahwa 'kita harus belajar untuk menghapus dendam masa lalu,'" paparnya.

"Sehingga, dia bentuk proses rekonsiliasi dan hasilnya Afrika Selatan maju sekarang, bahkan jadi tuan rumah Piala Dunia, mata uangnya lebih tinggi dari rupiah," sambung Neta S Pane.

 Polisi Lepaskan 100 dari 447 Orang yang Ditangkap Setelah Kerusuhan 21-22 Mei 2019

Berkaca dari itu, menurutnya, kenapa Bangsa Indonesia tidak melakukan rekonsiliasi?

"Tidak perlu hanyut dalam dendam, karena dendam itu yang justru menghancurkan bangsa. Jadi rekonsiliasi ini merupakan solusi terbaik," ucapnya.

"Dan kita dapat informasi, hal itu sedang ditempuh oleh 01 dan 02. Kalau itu yang lebih baik untuk bangsa dan negara, kenapa kita harus terlibat dendam, saling hukum menghukum?" papar Neta S Pane.

 KKP Tangkap Kapal Ikan Malaysia di Selat Malaka, Dinakhodai Warga Thailand, ABK-nya Asal Myanmar

Dia menambahkan, untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang maju, dan terciptanya tertib sosial, rekonsiliasi harus dilakukan.

"Selama ini, sejak Presiden Soeharto jatuh kita terjebak dalam dendam-dendam yang tidak berkesudahan dan membuat Indonesia semakin terpuruk," ulasnya.

Neta S Pane mengatakan, IPW mendukung rekonsiliasi tersebut, serta mendukung Jokowi membentuk kabinet rekonsiliasi.

 Korban Sekaligus Saksi Kunci Kasus Penikaman di Tangerang Meninggal Setelah Dirawat 13 Hari

"Artinya semua komponen yang bisa membangun Indonesia ke depan, membawa Indonesia lebih baik, ya diakomodir saja," cetusnya.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Sandiaga Uno membantah dapat tawaran jabatan dari kubu Jokowi-Maruf Amin.

Hal itu sekaligus membantah pernyataan Koordinator Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak.

 Ini 15 Petitum Prabowo-Sandi ke MK, Ada Poin yang Dobel, Salah Ketik Atau Buru-buru?

"Ke saya sih enggak ada. Nanti mungkin bisa dicek ke Pak Prabowo, tapi ke saya enggak ada tawaran sama sekali," ungkap Sandiaga Uno.

Hal itu dikatakan seusai menghadiri acara di Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, pihaknya masih fokus menyelesaikan proses pemilu hingga ke tahap akhir.

 Setya Novanto Mengaku Tangan Kirinya Tidak Bisa Digerakkan, Ternyata Tepergok Pelesiran

"Saya yakin semua pihak masih menahan diri, karena ini kan bukan tentang bagi-bagi jabatan," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut Prabowo-Sandi ditawarkan jabatan politik.

"Banyak sekali tawaran-tawaran jabatan ke Prabowo, Bang Sandi," ungkap Dahnil Anzar Simanjuntak, Kamis (23/5/2019).

 Ini Wajah Pengemudi BMW yang Todongkan Senjata Api di Gambir, Setelah Diciduk Mengaku Menyesal

"Bang Sandi berulang kali menyebutkan bahwa ia tidak akan tertarik dengan tawaran-tawaran jabatan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengaku sudah menyiapkan Kartu Tanda Anggota (KTA) untuk Sandiaga Uno.

Eddy Soeparno mengatakan, KTA PAN untuk Sandiaga Uno sudah dibuat dan tinggal menunggu persetujuan yang bersangkutan.

 Sandiaga Uno: Sidang Sengketa Pilpres 2019 di MK Bukan Soal Menang Kalah

Menanggapi hal tersebut, Sandiaga Uno mengatakan dirinya masih fokus menghadapi tahapan Pemilu 2019.

“Saya masih mau fokus sampai tahapan Pemilu selesai,” ujar Sandiaga Uno di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/4/2019).

Sandiaga Uno kini berstatus independen alias tidak bergabung dengan partai politik mana pun, seusai mengundurkan diri dari Partai Gerindra.

 Angka Klaim Kemenangan Berubah Jadi 52 Persen, Ini Penjelasan BPN Prabowo-Sandi

Hal itu ia lakukan jelang mendaftarkan diri di Pilpres 2019 bersama Prabowo Subianto.

Dalam aturan, tidak diperbolehkan pasangan capres-cawapres berasal dari satu partai, sehingga Sandiaga Uno harus mengundurkan diri.

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu pun mengaku belum memikirkan manuver politiknya pasca-Pemilu 2019.

 Dahnil Anzar Simanjuntak Nilai Narasi Rekonsiliasi Setelah Pilpres Justru Menebar Konflik, Kenapa?

Ia tidak ingin manuver politiknya mengganggu konsentrasi pihaknya untuk mengawal proses Pemilu 2019, supaya tetap jujur dan adil.

“Saya belum memikirkan ke mana melangkah dalam segi politik, saya ingin semua dituntaskan,” tegasnya.

“Saya tak mau manuver politik mengganggu konsentrasi teman-teman semua, baik tim inti Badan Pemenangan Nasional (BPN) maupun relawan,” sambungnya. (Rizal Bomantama)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved