Kabar Tokoh

Begini Saat Ahli hukum Prof Eddy OS Bertemu dengan Mahfud MD Sambil Ngopi Klotok Ini yang Dibahas

Pertemuan Mahfud MD dan ahli hukum Eddy Hiariej menjadi perhatian publik. Bersama dengan ahli hukum Zainal Mochtar ketiganya habiskan waktu di Jogja.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Instagram @mohmahfudmd
Mahfud MD menghabiskan waktu dengan dua juniornya di warung kopi Jogjakarta 

Keinginan dan ketertarikannya akan dunia hukum disampaikan Eddy sudah dimilikinya sejak lama, walaupun ia mengaku tak ingat sejak kapan.

 FAKTA Soal Bayi Google dari Kebiasaan Sang Ayah hingga Harapan Kelak Saat Dewasa

Almarhum ayahnya pun pernah menyampaikan kepada Eddy, “kalau saya lihat karakteristikmu, cara kamu berbicara, kamu itu cocoknya jadi jaksa,” ucap Eddy menirukan sang ayah.

Meski jadi jaksa bukanlah amanah, tetapi di akhir hayatnya ayah Eddy kembali mengatakan agar Eddy kelak tak jadi pengacara bila benar ingin masuk fakultas hukum.

Pesan itu disampaikannya ayahnya saat itu Eddy masih duduk di bangku SMA.

 Ini Alasan Persija dan The Jakmania Tidak Gelar Acara Perayaan Khusus di HUT Kota Jakarta

“Mungkin dia tahu kalau saya jadi pengacara, nanti orang yang salah dan saya bela  bisa bebas."

"Itu juga mengapa dia bilang saya untuk jadi jaksa. Ya saya kaget juga waktu itu,” ungkap pria berdarah Ambon ini.

Namun, jalan Eddy untuk bisa masuk FH UGM nyatanya tak semulus itu.

 HUT Kota Jakarta: Hari Ini Transjakarta Koridor 1 Tak Lewat Halte Polda hingga BI

Di tahun 1992, begitu lulus SMA, Eddy tidak langsung lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).

“Saya setahun itu gagal loh masuk Gadjah Mada itu. Jadi tahun 1992 saya tes UMPTN tidak masuk,” ujarnya.

“Saya stres tuh enam bulan. (Karena) saya stres, saya liburan ke mana-mana aja udah."

"Terus enam bulan kemudian, mulai Desember, saya betul-betul intens belajar sampai UMPTN berikutnya. Baru lah kemudian saya lolos, masuk FH UGM,” pungkas pemilik hobi olahraga tenis, renang, dan juga membaca ini.

Di semester lima, Prof. Maria Soemardjono – Dekan FH UGM kala itu – lah yang pertama kali mencetuskan agar Eddy menjadi dosen.

 Pasutri Bandar Narkoba Ini Lihai Kelabui Polisi, Begini Polanya

Hubungan Eddy dan Prof. Maria diakui Eddy memang sangat dekat sampai-sampai orang mengatakan kalau Eddy adalah anak keempat Prof. Maria.

Faktanya bagi Eddy, Prof. Maria memang merupakan pakar hukum yang menjadi panutannya.

“Dia ngomong apa saja bisa karena dia kan mempunyai background pendidikan yang memang berbeda-beda."

"Selain itu di usianya yang sudah 72 tahun dia masih saja menerbitkan buku dan masih melakukan penelitian di lapangan,” ucap Eddy.

Satu ketika Prof. Maria mengatakan kepada Eddy, “kamu habis ini mau ke mana?” tiru Eddy.

Karena saat itu Eddy juga menjawab belum tahu akan ke mana, Prof. Maria menyarankan agar Eddy menjadi dosen di kampusnya tersebut.

Eddy sendiri berpengalaman menjadi pengajar di salah satu bimbingan belajar di Yogyakarta.

Pasca wisuda program sarjana yang digelar 19 November 1998, Eddy mengikuti tes penerimaan dosen. “6 Desember 1998 pengumuman dan saya diterima.

"Mulai 6 Desember itu saya sudah asisten sampai SK saya turun 1 Maret 1999,” papar Eddy.

Eddy yang akhirnya lebih memilih menjadi dosen ketimbang jaksa mengatakan senang menjadi dosen karena ia dapat banyak berinteraksi dengan orang.

 Anne J Cotto Tampil Di Film Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi

Ia juga senang karena mau tidak mau ia harus terus belajar dan belajar, dan ia juga senang bisa bebas dari aturan seragam layaknya jaksa.

“Yang keempat, katanya sih tujuh golongan yang masuk surga itu salah satunya adalah golongan yang selalu memberikan ilmunya kepada orang lain,” ujar Eddy seraya tersenyum.(*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved