Ani Yudhoyono Meninggal
DUA Cita-cita Ani Yudhoyono Ini Tak Tercapai sampai Akhir Hayat, Kuliah Kandas di Semester Enam
ANI Yudhoyono memiliki cita-cita saat masih remaja. Dia telah memilih kuliah di fakultas yang tepat. Tetapi, keinginannya itu kandas.
Ani tetap ditinggalkan di di RS Bethesda, Yogyakarta, meski ibunya sudah diizinkan untuk pulang ke rumah.
"Ibu harus datang dengan teratur ke rumah sakit untuk menyusui aku," ujar Ani Yudhoyono.
Setiap hari setelah selesai memasak dan mengurus urusan rumah tangga, termasuk mengurus dua kakak Ani Yudhoyono, ibunya langsung ke rumah sakit untuk menyusuinya.
Saat Ani Yudhoyono diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit, masalah pun belum selesai, karena tubuh Ani masih terlalu kecil sehingga perlu terus dihangatkan.
"Ibu lalu membuat penghangat darurat berupa dua botol berisi air panas yang dibalut kain dan ditempatkan di sisi tubuhku," ujarnya.
Cara ini membuat Ani Yudhoyono terus tertidur pulas dan kulitnya jadi pucat kekuningan. Dia harus banyak menyusu agar cepat gemuk dan kulitnya memerah kembali.
"Lagi-lagi ibu memiliki jurus mujarab. Setiap beberapa jam sekali, aku diangkat dari kehangatan yang nyaman, lalu dimandikan dengan air sumur yang dingin," ujar Ani.
Bayi kecil Ani langsung menggelit dan menangis begitu terkena air dingin. Setelah itu, dia diberi air susu, sehingga kondisinya terus membaik.
Ketika Ani Yudhoyono baru berusia 1 tahun, ibunya melahirkan kembali.
Anak keempat Sarwo Edhie Wibowo juga perempuan yang diberi nama Mastuti Rahayu (tuti).
Tuti lahir prematur (usia kandungan 7 bulan) pada 15 Juli 1953 dengan berat badan sekitar 2 kg.