Isu Makar
Kuasa Hukum Pertanyakan Kehadiran Anggota BIN dan BAIS Saat Pemeriksaan Soenarko
Samuel mengatakan, sejauh ini pihaknya memang belum secara detail mengembangkan kejadian tersebut.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
Poin-poin tersebut antara lain membantah Soenarko tidak pernah memasukkan senjata M16 A1 maupun M4 Carbine ke Indonesia.
Tidak pernah membuat senjata api, tidak pernah menerima ataupun mencoba memeroleh senjata api yang dimaksud, serta tidak pernah membawa dan mempunyai persediaan pasarnya, atau memiliki senjata api tersebut.
"Kalau mau menyelundupkan masa cuma satu (senjata api)? Itu pun senjatanya sudah busuk dan berbeda dengan apa yang ditunjukkan oleh polisi (saat gelar barang bukti)," papar Ferry.
• Uang untuk Menteri Agama dan Romahurmuziy Dianggap Bisyaroh, JPU KPK Bilang Itu Ilegal
Tim kuasa hukum juga turut mengutarakan bantahannya terkait adanya ancaman pembunuhan terhadap empat pejabat negara, yang turut menyeret kliennya.
"Yang diberitakan secara luas di media massa merupakan pernyataan yang tidak benar dan menyesatkan serta telah menimbulkan keresahan di masyarakat," tutur Ferry.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meyakini senjata api yang dimiliki mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko, tidak digunakan untuk membunuh.
• Tak Yakin Empat Pejabat Nasional Jadi Target Pembunuhan, Fadli Zon: Jangan Mengalihkan Isu!
Ia pun memperkirakan senjata api milik Soenarko bukan hasil penyelundupan dari luar negeri, tetapi hasil rampasan perang yang dahulu pernah ia jalani.
"Soenarko itu di bawah saya dua, tiga tahun. Berati lama dia sudah pengalaman di Papua, tim-tim Aceh segala macam. Dia punya senjata merampas ya, senjatanya rampasan," ucap Ryamizard Ryacudu di Jakarta, Kamis (30/5/2019).
"Jadi kalau katanya mau membunuh pejabat, saya rasa jauhlah," sambung mantan KSAD itu.
• Selain Kasus Dugaan Makar, Kivlan Zen Juga Diperiksa Terkait Kepemilikan Senjata Api Ilegal
Ia meminta kepada semua pihak agar tidak khwatir, karena ancaman tersebut hanya sebatas gertakan sesaat.
"Kalau dongkol saya begini, entar saya gampar lu. Sampai berapa puluh tahun enggak saya gampar kok," ucapnya.
"Saya tembak kepala dia. Udah berapa puluh tahun enggak ada saya tembak. Jangan terlalu khawatir," sambungnya.
• Seperti Fadli Zon, Menteri Pertahanan Juga Tak Yakin Empat Pejabat Negara Jadi Target Pembunuhan
Ia berharap sesama anak bangsa tidak ada lagi keributan dalam menjalani pesta demokrasi ini.
"Kalau kita ribut ada yang ikut dompleng, siapa lagi, ya yang radikal-radikal itu, yang merasa anti-Pancasila pasti di sana. Ini yang perlu kita waspadai dan bangkit," tuturnya.
Ryamizard Ryacudu juga mengimbau semua pihak tetap menjaga situasi Tanah Air tetap kondusif, setelah menjalani pesta demokrasi lima tahun sekali.
• Pengamat Ungkap Alasan Mengapa Aksi 22 Mei Merupakan Upaya Makar yang Gagal
