Kesehatan

Konsumsi Nasi Orang Asia Mencegah Obesitas Ketimbang Orang Amerika yang Tidak Makan Nasi

"Beras juga rendah lemak dan memiliki kadar glukosa darah postprandial yang relatif rendah, yang menekan sekresi insulin."

Medical News Today
Ilustrasi mengonsumsi nasi 

Para peneliti berusaha untuk memperhitungkan sebanyak mungkin variabel perancu, termasuk tingkat pendidikan rata-rata, tingkat merokok, serta total kalori yang dikonsumsi.

Selain itu, uang yang dihabiskan untuk perawatan kesehatan, persentase populasi di atas usia 65 tahun, dan produk domestik bruto per kapita.

Sejumlah Manfaat Kebun Raya Untuk Kesehatan di Antaranya Bisa Kurangi Obesitas

Semua variabel itu secara signifikan lebih rendah di negara-negara yang penduduknya paling banyak makan nasi.

Namun, setelah memperhitungkan hal itu dalam analisis mereka, para peneliti menemukan bahwa pengaruh nasi terhadap obesitas tetap ada.

Dari data itu, mereka memerkirakan bahwa peningkatan seperempat cangkir beras per hari (50 gram per orang) dapat mengurangi obesitas global sebesar 1 persen.

Hal itu sama dengan perubahan dari 650 juta menjadi 643,5 juta orang dewasa.

Menurut peneliti utama Prof Tomoko Imai, asosiasi yang diamati menunjukkan bahwa tingkat obesitas rendah di negara-negara yang makan nasi sebagai makanan pokok.

Oleh karena itu, makanan Jepang atau makanan gaya Asia berdasarkan beras dapat membantu mencegah obesitas.

"Makan nasi tampaknya melindungi terhadap kenaikan berat badan," kata Prof Tomoko Imai.

Bayi Lahir Operasi Caesar Berisiko Alami Obesitas

" Mungkin saja serat, nutrisi, dan senyawa tanaman yang ditemukan dalam biji-bijian utuh dapat meningkatkan perasaan kenyang dan mencegah makan berlebihan," katanya lagi.

Imai menambahkan, "Beras juga rendah lemak dan memiliki kadar glukosa darah postprandial yang relatif rendah, yang menekan sekresi insulin."

Penelitian terbatas

Para peneliti mengetahui bahwa membedakan antara sebab dan akibat sangat menantang ketika diet dalam skala besar.

Meskipun mereka memperhitungkan sebanyak mungkin variabel perancu, masih ada kemungkinan bahwa mereka tidak mempertimbangkan banyak faktor penting lainnya dalam analisis.

Mereka juga menjelaskan bahwa menggunakan data tingkat negara, bukan data tingkat orang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved