Banjir Jakarta
PDIP Protes Anies Baswedan Sebut Banjir di Zaman Ahok Lebih Parah
Gembong Warsono tak terima Anies Baswedan membandingkan banjir tahun ini dengan di era Basuki Tjahaja Purnama (BTP).
"Ini contoh situasi banjir karena kiriman dari selatan," sambung Anies Baswedan.
Ia menjelaskan, ketinggian air di Bendung Katulampa yang berada di Bogor naik hingga siaga 220 sentimeter, atau siaga 1.
"Tadi malam sekitar pukul 21.00 di Katulampa sudah siaga 1. Tempat-tempat di tepi sungai yang berpotensi terkena limpahan banjir kiriman ini sudah diantisipasi sejak malam," papar Anies Baswedan.
• Ijtima Ulama Jilid Tiga Desak KPU Diskualifikasi Jokowi-Maruf Amin, Kubu 01: Itu Gerombolan Politik
Bahkan, Anies Baswedan telah menyiagakan beberapa petugas dari Dinas Sumber Daya Air dan Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), di kawasan yang rawan banjir.
"Seluruh petugas kita sejak malam sudah bekerja di lapangan untuk bersiaga mengantisipasi datangnya air kiriman dari hulu," jelas Anies Baswedan.
Namun, hingga saat ini Anies Baswedan belum berencana meninjau lokasi banjir seperti yang terjadi di Pejaten, Rawajati, Lenteng Agung, Cililitan, Kebon Pala, Kampung Melayu, dan Bidara Cina.
• Polisi Sebut Aksi May Day Disusupi Kelompok Anarko Sindikalisme, Siapa Mereka?
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) lantas menanggapi bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah ibu kota beberapa hari terakhir.
BTP mengaku sudah tidak mengurusi DKI Jakarta hampir tiga tahun, terutama soal sungai yang oleh Pemerintah Provinsi DKI sekarang bakal dinaturalisasi.
"Saya sudah hampir tiga tahun enggak tahu urusan. Soal kata-kata begitu, Pak Gubernur sekarang lebih pintar dari saya," kata BTP di rumah dinas Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019).
• UPDATE Pahlawan Demokrasi Gugur: 382 Petugas KPPS Wafat, 3.529 Orang Sakit
BTP menceritakan soal pengalamannya selama menjadi Wakil Gubernur DKI hingga Gubernur DKI dalam menangani banjir.
"Kalau pengalaman saya pasti sebenarnya Jakarta itu pompanya sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke," ujarnya.
"Jadi perhatikan saja, biasa kalau hujan sama kemarau kalau langsung hujan memang kayu ranting nutupi saringan," sambung BTP.
• Kapolri Kejar Pembuat Hoaks Polri Siap Tembak Mati Perusuh NKRI Sekalipun Cucu Nabi
BTP mengatakan, dahulu alat berat selalu stand by untuk mengeruk material-material demi menurunkan volume air.
"Dan tentu pasukan oranye mesti keliling, pasukan biru mesti keliling. Setiap kali hujan Jakarta kan banyak, seperti ada buang sampah jangan nyumbat. Kalau nyumbat, volume air turunnya telat," ulasnya.
"Sama pompa mesti diperhatikan, jalan jamnya mesti dipenuhi. Jangan menghidupkan pompa telat. Kalau telat enggak keburu," tambahnya.
• Saat Ijtima Ulama Jilid Tiga, Mantan Komisoner KPU Ini Ungkap Ada Dugaan Kecurangan Masif