Kelakuan Emak-Emak di Rumah Ternyata Bikin Ekonomi Indonesia Membaik Sepanjang 2018
Kelakuan Emak-Emak di Rumah Ternyata Bikin Ekonomi Indonesia Membaik Sepanjang 2018
PEREKONOMIAN Indonesia berkinerja cukup baik pada tahun 2018, sedangkan pasar Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terlihat stabil.
Hal tersebut terjadi lantaran rumah tangga Indonesia lebih selektif dalam mengalokasikan pos pengeluarannya.
Ya, urusan rumah tangga diketahui lebih banyak diatur oleh emak-emak ketimbang para bapak.
• VIDEO: Rey Utami Minta Maaf Karena Panjat Sosial
• Keponakan Della Perez Minta Foto Bareng, Vanesha Prescilla Malah Buang Muka
• KRPI Mendukung Presiden Jokowi Melakukan Revisi Peraturan Pemerintah Tentang Pengupahan
Sehingga tak ada salahnya juga disebut para emak inilah yang ikut membuat ekonomi Indonesia membaik sepanjang 2018.
Hal tersebut disampaikan Fanny Murhayati, Marketing Director, Kantar Indonesia.
Dirinya menjelaskan bahwa Konsumen menjadi lebih cerdas didalam mengkonsumsi atau memilih produk dan servis. Ketersediaan barang di pasar adalah hal yang penting, begitu juga dengan harga yang ditawarkan.
"Persaingan tidak hanya berdasarkan hal tersebut, tetapi juga bagaimana suatu produk dapat lebih menonjol dibandingkan dengan pesaingnya, dan bagaimana mereka bisa meraih hati konsumen. Brand tidak bisa membuat satu rencana untuk semua tipe konsumen, tetapi harus membuat strategi yang berbeda sesuai karakter dan tipe target konsumennya," ungkapnya dalam siaran tertulis pada Selasa (30/4/2019).
Bersamaan, General Manager Kantar Indonesia, Venu Madhav menyebutkan Worldpanel Division menilai bahwa tahun 2019 adalah tahun yang menarik dan penuh dengan tantangan.
• VIDEO: Bella Shofie Mundur dari Dunia Hiburan, Ingin Fokus di Fesyen
• Sempat Viral, Della Perez Minta Maaf ke Vanesha Prescilla
• VIDEO: Tekuni Bisnis Fashion, Bella Shofie Luncurkan Busana Ramadan
Pihaknya telah mengidentifikasi enam faktor utama yang dapat membantu brand untuk tumbuh di pasar kompetitif saat ini.
Faktor pertama adalah membangun antusiasme dengan memberikan pengalaman untuk konsumen melalui berbagai hal, sehingga pengalaman tidak hanya didapat dari memiliki atau mengkonsumsi produk.
Pengalaman juga bisa didapatkan pada saat konsumen berbelanja di toko, ataupun pada saat mereka melihat iklan di media atau media sosial.
Misalnya untuk produk kosmetik, dimana brands berkomunikasi dan memberikan pengalaman tentang produk mereka, dengan menggunakan blogger atau vlogger kecantikan.
"Hal ini membantu brand tersebut untuk lebih dikenal dan diingat oleh konsumen," jelasnya.
• Pemindahan Ibu Kota Dituding Pengalihan Isu Pemilu, Sutopo Purwo Nugroho Bilang Enggak Nyambung
• Sudah 318 Orang Meninggal, Ini Besaran Santunan untuk Anggota KPPS yang Gugur, Cacat, dan Luka
• Ustadz Abdul Somad Sampaikan Dukanya: Aku Menangis, Kami Masih Terbelenggu Fitnah dan Tipu
Faktor kedua adalah memberikan kemudahan untuk konsumen melalui produk siap santap.
Dengan berkembangnya gaya hidup urban, Konsumen Indonesia kini menghabiskan lebih banyak waktu diluar rumah.
Berdasarkan Worldpanel FMCG data, konsumen Indonesia lebih sering mengkonsumsi produk makanan dan minimuman siap santap di luar rumah di bandingkan dengan di dalam rumah.
Faktor ketiga adalah rasa bangga sebagai orang Indonesia. Banyak hal yang bisa dibanggakan sebagai orang Indonesia. Seperti halnya menjadi tuan rumah Asian Games 2018; mempunyai empat dari tujuh unicorn start-up di kawasan ASEAN.
"Rasa bangga sebagai Indonesia juga terlihat dari meningkatnya jumlah referensi dan nilai-nilai lokal dalam komunikasi suatu brand, serta produk inovasi dengan rasa lokal khas Indonesia," ungkapnya.
• Arumi Bachsin Akui Masih Grogi Parah Bicara di Depan Pejabat, Inilah Momen Arumi Grogi Saat Pidato
• VIDEO: Rey Utami Minta Maaf Karena Panjat Sosial
• Keponakan Della Perez Minta Foto Bareng, Vanesha Prescilla Malah Buang Muka
Faktor keempat adalah berbeda atau lebih menonjol dibandingkan dengan pesaing. Bergantung hanya pada ketenaran tidak lagi cukup untuk suatu brand. Konsumen mencari hal-hal yang berbeda dan lebih bermakna yang membuat mereka tertarik terhadap suatu produk atau servis.
Dengan persaingan market yang ketat dan banyaknya pemaim baru yang memasuki pasar, merek harus menemukan cara untuk menonjol dibandingkan dengan para pesaingnya. "Komunikasi yang mudah diingat harus sesuai dengan konten dan maksud yang tepat, dan ditargetkan kepada audiens yang tepat," ujarnya.
Faktor kelima adalah memahami aspirasi dari tipe konsumen yang berbeda. Dengan persaingan pasar yang sangat tinggi, mendorong para pemain FMCG untuk dapat membuat strategi yang berbeda, untuk setiap tipe target konsumennya.
Mereka juga katanya harus dapat memahami berbagai macam aspirasi berdasarkan perbedaan tipe kelompok usia seperti Generasi Centenial vs Millenial vs Gen X.
• Arumi Bachsin Akui Masih Grogi Parah Bicara di Depan Pejabat, Inilah Momen Arumi Grogi Saat Pidato
• Keponakan Della Perez Minta Foto Bareng, Vanesha Prescilla Malah Buang Muka
• Sempat Viral, Della Perez Minta Maaf ke Vanesha Prescilla
"Di mana proses pengambilan keputusan yang berbeda terlihat dari tipe kelompok usia ini. Sebagai contoh, desain yang menarik secara visual atau menarik sangat menarik bagi para centennial. Secara keseluruhan, humor atau berita baru adalah penambah kreatif utama untuk semua generasi," jelasnya.
Selain itu, perbedaan tipe kelas ekonomi, Ekonomi atas vs menengah vs bawah. Tipe kelas ekonomi atas biasanya mencari merek, produk, dan pengalaman yang terbaik. Berbeda halnya dengan kelas ekonomi yang lebih rendah.
Dengan mudahnya akses informasi melalui digital, mereka juga banyak mendapatkan aspirasi melalui berbagai media. Brand yang dapat ditemui dengan mudah dan menawarkan harga yang mudah dijangkau, akan dapat menari tipe kelas ekonomi ini.
Sedangkan tipe konsumen ketiga adalah perkotaan besar vs pedesaan. Pemain FMCG juga perlu menentukan strategi berdasarkan wilayah yang berbeda.
• Soal Baliho Raksasa Ucapan Kemenangan Prabowo-Sandi, Polisi Lakukan Mediasi. Ini Komentar Bawaslu
• Sudah 318 Orang Meninggal, Ini Besaran Santunan untuk Anggota KPPS yang Gugur, Cacat, dan Luka
• Ustadz Abdul Somad Sampaikan Dukanya: Aku Menangis, Kami Masih Terbelenggu Fitnah dan Tipu
"Mereka perlu memahami aspirasi yang berbeda dari konsumen perkotaan dan pedesaan 'Apa yang mereka cari'. Produk atau layanan yang dapat menunjukkan keuntungan untuk para konsumen, akan memiliki kesempatan untuk memenangkan hati konsumen
Sementara faktor keenam adalah merangkul digital. Konsumen Indonesia memiliki banyak pilihan untuk hiburan elektronik mereka. Tidak hanya televisi, tetapi internet sudah dapat diakses hampir diseluruh nusantara. Banyak para pemain FMCG juga memanfaatkan momentum ini, untuk berkomunikasi dengan konsumennya.
Meskipun e-commerce masih sangat kecil, tetapi berdasarkan data terhimpun pertumbuhannya sangat signifikan. Untuk FMCG, jumlah orang yang membeli secara online di Indonesia, tumbuh dari 2 persen pada 2017 menjadi enam persen pada 2018.
"Semakin banyak konsumen Indonesia melihat manfaat dan keuntungan berbelanja online terutama untuk kebutuhan bayi dan premium produk perawatan pribadi," tutupnya. (dwi)