Bom di Sri Lanka

Pengamat Terorisme: Cara Bergerak dan Modus Bomber Sri Lanka, Serupa Jaringan Teroris Indonesia

Cara dan aksi pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka sama dan biasa dilakukan kelompok pendukung ISIS dan juga kelompok jaringan terorisme di Indonesia.

Penulis: Budi Sam Law Malau |
AFP/Ishara S Kodikara via Kompas.com
PERSONIL polisi berada di lokasi ledakan di sebuah area di Shangri-La Hotel, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019). Setidaknya 207 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat ledakan bom di tiga hotel dan tiga gereja di Sri Lanka saat umat Kristen merayakan Paskah. 

Karenanya kata dia tidak aneh jika ada kemiripan nama pelaku dengan banyak nama orang di Indonesia. "Jadi itu bisa saja mirip, karena budaya Sri Lanka dan Indonesia relatif dekat," kata Al Chaidar.

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri lewat Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal, memastikan bahwa pelaku bom bunuh diri saat Paskah di Sri Lanka, yang teridentifikasi bernama Insan Setiawan, bukanlah WNI.

Hadapi Pancaroba, Warga Jakarta Utara Diminta Banyak Konsumsi Sayur dan Buah

Hal ini mengklarifikasi informasi di sejumlah media lokal Sri Lanka dimana pelaku disebut bernama Insan Setiawan, sehingga diduga berasal dari Indonesia.

Pihak KBRI Colombo kata Iqbal sudah mengecek dan memastikan bahwa nama pelaku bom bunuh diri sebenarnya adalah Insan Seelawan dan bukan Insan Setiawan.

Aparat keamanan Sri Lanka berjalan di antara puing di dalam gereja St Sebastian, Negombo, sebelah utara Kolombo. Gereja ini menjadi salah satu tempat yang menjadi sasaran ledakan pada Minggu (21/4/2019).
Aparat keamanan Sri Lanka berjalan di antara puing di dalam gereja St Sebastian, Negombo, sebelah utara Kolombo. Gereja ini menjadi salah satu tempat yang menjadi sasaran ledakan pada Minggu (21/4/2019). (AFP/STR)

"KBRI telah melakukan komunikasi langsung dengan otoritas keamanan Sri Lanka dan memperoleh informasi bahwa nama yang benar adalah Insan Seelawan," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/4/2019).

Selain itu kewarganegaraan pelaku, dipastikan bahwa Insan tidak memegang kewarganegaraan
Indonesia. "Ia jelas WN Sri Lanka," katanya.

Seperti diketahui pada 21 April lalu, delapan ledakan terjadi di sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka.

Hingga Senin (22/4/2019) jumlah korban tewas akibat peristiwa tersebut sedikitnya mencapai 321 orang dan sekitar 500 orang lainnya luka-luka.

Di samping mengidentifikasi pelaku pengeboman dan menangkap beberapa orang kelompok jaringannya, polisi Sri Lanka menuding bahwa aksi teror bom itu diotaki oleh kelompok National Thowheeth Jama'ath (NTJ). (bum)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved