Sisi Lain Jakarta

Menengok Kampung Kembang Goyang di Kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan

Menengok Kampung Kembang Goyang di Kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang sudah ada sejak tahun 2012.

Kontan.co.id/Elisabeth Adventa
Membuat camilan kembang goyang di Kampung Kembang Goyang. 

Untuk memproduksi kembang goyang, Jun menyewa sebuah rumah kosong yang ia jadikan sebagai tempat produksi.

Ia menceritakan, tiap perajin punya waktu produksi masing-masing.

Biasanya para perajin membuat kue berbentuk kembang tersebut di sela-sela kegiatan sehari-hari.

Semisal sehabis melakukan tugas sebagai tukang cuci, atau sambil mengurus anak.

"Intinya saat ada waktu luang baru bisa memproduksi kembang goyang," ucapnya.

Bapak dua anak ini mulai membuat kembang goyang pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB dan dia lanjutkan kembali sore hari sekitar pukul 15.00 WIB.

Tips Membangun Start Up dari Seorang CEO, Bisa Anda Tiru

Dalam sehari, ia bisa menghabiskan bahan baku sekitar 5 kilogram (kg). Satu kilogram bahan baku biasanya menghasilkan sekitar 7 bungkus sampai 8 bungkus.

Satu bungkus berisi 24 keping kembang goyang.

Dengan kata lain, Junaedi bisa menghasilkan antara 820 keping sampai 960 keping kembang goyang sehari.

Lain halnya dengan Nurhayati, perajin kembang goyang yang juga tetangga dekat Junaedi.

Dalam sehari ia hanya mampu menghabiskan minimal 2 kg bahan baku atau sekitar 300-an keping kembang goyang.

Keterbatasan peralatan dan tenaga membuat perempuan ini hanya sanggup memproduksi kembang goyang dalam kapasitas tersebut.

Selain keterbatasan peralatan, memproduksi kembang goyang ternyata lumayan sulit.

Karena ada beberapa tahap pembuatan serta memperhatikan panas kompor.

"Membuat kembang goyang lumayan susah, harus ada skill," tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved