Asal Usul Nama Tempat
Asal Usul Nama Desa Pacar di Kabupaten Pekalongan, Namun Tumbuhan yang Jadi Inspirasi Sudah Tak Ada
Asal Usul Nama Desa Pacar di Kabupaten Pekalongan, Namun Tumbuhan yang Jadi Inspirasi Sudah Tak Ada
Asal-usul munculnya sebuah nama di daerah tertentu kadang menarik untuk diungkap.
Terlebih jika nama tersebut cukup unik.
Salah satunya adalah Desa Pacar yang berada di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.
Desa tersebut berjarak sekitar 20 kilometer dari arah utara ibukota Kabupaten Pekalongan.
Human (30) warga Pasirsari, Kota Pekalongan, mengatakan lokasi Desa Pacar ia tahu karena rumahnya tak jauh dari desa tersebut.
Namun, banyak orang yang mengenal desa tersebut bernama Desa Sepacar bukan Desa Pacar.
"Desa Pacar letaknya di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan," kata Humam saat ditemui Tribunjateng.com, Minggu (14/04/2019).
Kalau mengenai sejarah desa tersebut ia kurang mengetahui.
Yang dia ketahui cerita dari mulut ke mulut bahwa Desa Pacar ada karena dulu di tempat tersebut banyak pohon pacar air (Impatiens balsamina L).
Pohon pacar yang dulunya digunakan untuk mewarnai kuku kaum wanita.
"Pacar iku seperti pitek. Pitek kuwi sing seneng e dinggo wong wedok kanggo warnai kuku tangan utowo sikile (pitek adalah jenis cat kuku yang sering digunakan kaum wanita untuk mewarnai kuku tangan atau kakinya)," katanya.
Terpisah Muhammad Sahir Umar (76) tokoh masyarakat Desa Pacar, menjelaskan dulu kata cerita dari neneknya bahwa di Desa Pacar banyak pohon pacar.
"Dulu daerah ini memang dipenuhi tumbuhan pacar.
Itu dari cerita nenek-neneknya zaman dulu.
Namun, saat saya masih kecil tumbuhan tersebut sudah ada tidak ada lagi," jelas Sahir Umar tokoh masyarakat setempat.
Pohon pacar adalah pohon untuk yang digunakan mewarnai kuku tangan bagi perempuan.
Karena banyaknya pohon tersebut di wilayah desa ini sehingga desa ini dinamakan Desa Pacar.
"Orang dulu memberikan nama pohon pacar yaitu pohon pitek.
Pitek yaitu jenis cat kuku yang sering digunakan kaum wanita untuk mewarnai kuku tangan atau kakinya," ungkapnya.
Nama-nama Lurah
Menurut Sahir pemimpin desa yang saat itu menjabat bernama Salgan.
Lurah Salgan menjabat lama sekali.
Salgan memimpin Desa Pacar sebagai kepala desa yang keempat pada tahun 1935.
Dalam perjalanan kepemimpinan Salgan, peperangan memanas sehingga dia kemudian mengungsi ke suatu daerah di luar Jawa.
Saat kekosongan tersebut, kursi kepala desa diisi H Ahmad Tazil selama kurang lebih 10 tahun yang merupakan perintah dari pemerintahan Belanda.
"Setelah di Desa Pacar mulai aman, Kepala Desa Pacar yang bernama Salgan pulang. Dan memimpin kembali selama 2 kali kepemimpinan hingga tahun 1960. Dengan demikian, terang benderanglah Desa Pacar di era modern," ujarnya.
Kemudian Lurah Salgan digantikan oleh Saerun sekitar tahun 1960.
Saerun menjabat selama sepuluh tahun.
Pada tahun 1971 pemimpin desa pacar diganti lagi oleh Ramadi.
Ramadi menjabat menjadi orang nomor satu di desa tersebut dari 1971 hingga 1989.
Pada tahun 1990 hingga 1998, Abdul Choliq menggantikan Ramadi dari jabatannya sebagai Kepala Desa Pacar.
Selanjutnya, pada tahun 1999-2014 Zaenal Abidin menjabat menjadi kepala desa menggantikan Abdul Choliq.
Kemudian pada tahun 2016 hingga sekarang yang menjabat menjadi Kepala Desa Pacar adalah Mulyono.
"Selama di desa ini saya sudah merasakan lima kali pergantian kepala desa dan kepala desa tersebut mempunyai karakter berbeda-beda untuk memajukan desa tersebut,"tuturnya.
Sahir mengungkapkan Desa Pacar sekarang sudah beda sekali dibandingkan zaman dulu.
Bahkan di sekitar sini banyak pohon bambu.
Jadi apabila masyarakat hendak melewati jalan ini pada malam hari kurang berani karena takut.
"Dulu di sekitar sini belum ada rumah yang begitu banyak sekali seperti sekarang.
Dulu masih seperti alas dan rumah yang ada di sini hanya ada dua rumah.
Rumah yang kelihatan banyak ada di sepanjang Jalan Raya Pacar namun saat itu jalan masih bebatuan belum aspal halus seperti ini," ungkapnya.
Sahir menuturkan pada era yang sudah modern ini ia mempunyai harapan, yaitu semoga masyarakat Desa Pacar selalu rukun.
Kemudian kegiatan keagamaan terus berjalan dan menjaga bersama-sama keamanan Desa Pacar ini.
"Itu cerita dari leluhur kami mengenai Desa Pacar. Harapannya Desa Pacar semakin maju," katanya.
Penulis: Indra Dwi Purnomo