Ingin Investasi di Fintech P2P? Risiko Dibalik Melakukan Investasi di Perusahaan Fintech P2P
Ingin Investasi di Fintech P2P? Risiko Dibalik Melakukan Investasi di Perusahaan Fintech P2P.
Pilihan investasi semakin beragam.
Satu di antaranya adalah fintech peer to peer.
Uang yang diinvestasikan akan disalurkan kepada borrower atau peminjam.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Sekarang pilihan investasi semakin beragam.
Satu di antaranya melalui platform financial technology atau fintech peer to peer (P2P) lending yang mempertemukan antara lender dan borrower.
Ketika seseorang akan investasi melalui fintech P2P lending, uang yang diinvestasikan akan disalurkan kepada borrower atau peminjam.
• Hasil Investasi BPJS Ketenagakerjaan Tembus Angka Rp 4,7 Triliun
Founder sekaligus CEO PT Amartha Mikro Fintek, Andi Taufan Garuda Putra, mengatakan, dengan imbal hasil cenderung tinggi, berinvestasi melalui platform fintech P2P lending bukan berarti tanpa risiko.
"Kami edukasi ke lenders, ini bukan fix income, mungkin memang bisa dapet 12,5 persen sampai 15 persen per tahun," kata Andi, Rabu (10/4/2019).
Akan tetapi, kata Andi, ada kemungkinan borrower gagal bayar.
• 5 Penjahat Paling Pintar Sepanjang Sejarah, Ada Penjahat Bergelar PhD Statistik
"Jadi kalau di P2P lending portofolio risk kredit macet, risikonya ada di lender," kata Andi.
Andi mengatakan, profil lender dari Amartha sebagian besar adalah mereka yang tinggal di Jakarta dan sudah melek teknologi.
Investasi di peer to peer lending menjadi pilihan kesekian lantaran mereka sudah memiliki investasi di platform lain seperti reksadana, saham, atau obligasi pemerintah.
• Hasil Survei dari Lembaga Riset Gartner, Pasar Smartphone Bakal Merosot Pada Tahun Ini
Andi mengatakan, perusahaan berupaya untuk memberikan edukasi kepada para lender mengenai potensi hilangnya dana yang ditanamkan para lender kepada borrower-nya.
Untuk itulah, Amartha kemudian melakukan kerja sama dengan perusahaan asuransi Jamkrindo dan Sinarmas untuk memberikan proteksi kredit yang disalurkan oleh pada lender.
"Lender bisa beli polis asuransi di Amartha, sudah kerja sama dengan Jamkrindo dan Sinarmas untuk proteksi kredit sebesar 75 persen dari pinjaman," katanya.
• Blackpink Pecahkan Rekor Jumlah Views Terbanyak di YouTube, 3 Hari Ditonton 100 Juta Kali
Namun, bukan berarti perusahaan abai terhadap kualitas kredit borrower-nya.
Andi mengatakan, perusahaan melakukan penilaian terhadap para peminjam dana dengan melihat kemampuan borrower untuk membayar angsuran pinjaman juga dari keinginan peminjam untuk membayar angsuran pinjaman.
Kemampuan para peminjam tersebut bisa diukur dari produktivitas dari usaha yang dilakukan hingga potensi pengembangan usaha.
• Bursa Uang Kripto: Setelah Terkoreksi, Harga Bitcoin Diramal Bakal Naik Lagi
Sementara, mengukur keinginan pembayaran angsuran dilakukan dnegan pertanyaan-pertanyaan psikologis.
"Kami melihat bagaimana behaviour seseorang ketika melihat uang. Kami beri pertanyaan-pertanyaan psikologis. Karena tidak semua orang yang mampu membayar angsuran ada willingnes untuk membayar angsuran pinjaman tersebut," ujar Andi.
• Boeing Mendapat Gugatan dari Pemegang Saham, Dituding Menyembunyikan soal Keamanan
• Pemerintah China Bakal Melarang Aktivitas Penambangan Bitcoin
Berita ini sudah diunggah di Kompas.com dengan judul Tertarik Investasi di Fintech Lending? Simak Risikonya