Properti
Harga di Bawah Rp 250 Juta, Klaster Ruby Permata Mutiara Maja Tawarkan Rumah Subsidi Plus Komersil
Tahun 2019 ini pengembang perumahan Permata Mutiara Maja menargetkan penjualan sebanyak 1.000 unit rumah subsidi dan 450 unit komersil.
Rumah di klaster terbaru ini, Klaster Ruby Permata Mutiara Maja, tergolong ke dalam Rumah Sederhana (RS) Plus yang memberikan elemen real estate. Harga per unitnya rata-rata masih di bawah Rp 250 juta.
PASAR rumah sederhana di kawasan Maja, Lebak, Banten masih sangat bergairaih. Tak heran jika perumahan Permata Mutiara Maja pun optimistis tahun ini dapat meraih banyak penjualan unit.
Di tahun 2019 ini, pengembang perumahan Permata Mutiara Maja menargetkan penjualan sebanyak 1.000 unit rumah subsidi dan 450 unit komersil.
Target penjualan 2019 ini memang lebih tinggi 30 persen dibandingkan 2018 lalu.
• Sabar, Mekanisme Pelaksanaan ASN Bergaji Rp 8 Juta Bisa Beli Rumah Subsidi Rp 300 Juta Masih Digodok
• Depok Kawasan Hunian Favorit Generasi Muda, Harga Tembus Rp 9,5 Juta per Meter Persegi
Daniel Chandra Direktur PT Bukitnusa Indahperkasa (BNIP) mengaku yakin target penjualannya akan tercapai karena pasar rumah sederhana di kawasan Maja masih tinggi.
Untuk itu, Sabtu (30/3/2019) lalu, BNIP meluncurkan klaster Ruby yang dikembangkan di Permata Mutiara, Maja, Lebak, Banten.
Dikutip wartakotalive.com dari kompas.com, Klaster Ruby Permata Mutiara Maja merupakan klaster keenam. Klaster tersebut dikembangkan di lahan seluas 6 hektar dan akan berisi sekitar 450 unit rumah.
• Ini 3 Pilihan Hunian Dekat Stasiun KRL di Kawasan Bogor
• Cari Hunian Dekat Gerbang Tol? 3 Perumahan Ini Bisa Jadi Pilihan
Tipe dan Harga Klaster Ruby
Ada dua tipe rumah 2 kamar yang ditawarkan, yakni tipe Lavender (27/60, 27/72), dan tipe Magnolia (36/60, 36/72).
Harga klaster Ruby di Permata Mutiara Maja dipasarkan mulai dari Rp 189 juta hingga Rp 246 juta.
"Selain Rumah Sederhana Sehat bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, hunian di sini juga bisa dibeli dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," kata Daniel.
"Selain itu kami juga membangun konsep rumah sederhana plus komersil di klaster Ruby ini," imbuhnya.
Daniel mengklaim rumah di klaster terbaru ini tergolong ke dalam Rumah Sederhana (RS) Plus yang memberikan elemen real estate.
Harga per unitnya rata-rata masih di bawah Rp 250 juta.
Kawasan Megapolitan Maja

Cornelius Widjaja Direktur PT BNIP menambahkan, potensi mencapai target penjualan akan tinggi.
Hal itu mengingat Permata Mutiara Maja berada di kawasan megapolitan Maja sebagai kawasan yang sedang berkembang pesat, khususnya karena Maja merupakan salah satu bagian program pemerintah MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).
Lokasi hunian itu sendiri berjarak sekitar 800 meter dari Stasiun Commuterline (KRL) Maja, dan terkoneksi dengan jalan utama yakni Jalan Raya Maja dan Jalan Raya Kopo – Maja.
Dari total lahan 200 hektar, proyek yang dikembangkan sejak akhir 2015 ini sudah terbangun 50 hektar.
"Rumah yang sudah terjual ada 2000-an unit dan terbangun sebanyak 1.200 unit. Sekarang ini 35 persen sudah dihuni," ucap Cornelius.
Dia mengatakan, untuk rumah bersubsidi RSH – FLPP dipasarkan sesuai harga yang ditetapkan pemerintah pada 2018, yakni Rp 130 juta. Sementara itu, RSH – Komersil dipasarkan mulai Rp 160 juta hingga Rp 267 juta.
Pengembangan perumahan ini ditargetkan selesai dalam waktu 5-6 tahun ke depan.
"Saya yakin akan semakin ramai penghuninya, karena potensi pertumbuhan ekonomi di Maja sangat besar. Penghuni di kota baru ini kan masih sebagian besar kerja di Jakarta dan Serpong," tutur Cornelius lagi.