Pilpres 2019
Prabowo: Kita Harus Menang dengan Selisih di Atas 25 Persen, Kubu 01: Halusinasi
CALON presiden Prabowo Subianto mengajak para pendukungnya memenangkan pasangan nomor urut 02, dengan selisih keunggulan di atas 25 persen suara
Legislator Partai Golkar itu melihat apa yang disampaikan Prabowo Subianto sesungguhnya ingin membangkitkan militansi pendukungnya, sehingga mereka bisa dimobilisasi pada 17 April.
"Militansi dukungan ini merupakan provokasi dan intimidasi kepada pemilih pendukung 01. Cara-cara intimidasi adalah karakter pendukung 02 yang terbukti saat peristiwa kekerasan pada warga yang memakai kaus Jokowi di Jawa Tengah. Ini bagian dari skenario besar yang sedang dirancang jelang dan paska-17 April," ulasnya.
"Paska-17 April juga kubu 02 telah berbicara tentang upaya menegasi peran MK dan mengangkat people power. Semua rakyat harus tahu skenario besar kubu 02 ini. Jangan kita dibodohi dengan konstruksi narasi tersebut," tambah Ace.
• Ini Penyebab KRL Jabodetabek Sering Alami Gangguan
Rangkaian Opini Kecurangan
Senada, politikus PDI Perjuangan Charles Honoris menilai pernyataan Prabowo Subianto adalah rangkaian opini kecurangan yang dibangun kubu 02 untuk mendelegitimasi pemilu.
"Cara ini sebelumnya kerap digunakan oleh BPN dengan menyuarakan pernyataan yang sangat maksa, bahwa hanya kecurangan yang bisa mengalahkan 02," kata Charles melalui keterangan tertulis. Sabtu (6/4/2019).
Menurutnya, opini kecurangan yang sedang dibangun itu berbahaya dan bisa menciptakan konflik.
• Kronologi Empat Anggota Densus 88 Ditikam Terduga Teroris, Pelaku Pura-pura Menyerah
"Opini kecurangan yang dibangun kubu 02 ini sangat berbahaya, bukan hanya karena telah memperkeruh situasi politik yang semakin panas jelang hari pencoblosan, tetapi juga berpotensi menciptakan konflik jika hasil akhir pemilu tidak sesuai keinginan mereka," tuturnya.
Legislator PDI Perjuangan itu mengingatkan, saat ini bukan era Orde Baru, di mana penguasa bisa seenaknya mengatur hasil pemilu.
"Sekarang bukan lagi era mantan mertua Prabowo di mana suara bisa dicuri dan pemenang pemilu bisa ditentukan seenak udelnya! Lagian ketika semua lembaga survei menempatkan elektabilitas 01 jauh di atas 02, seharusnya kami yang takut suaranya dicuri. Bukan sebaliknya," tegasnya.
• Korban Jambret yang Meninggal Ternyata Pengemudi Ojek Online, Sebelumnya Pernah Jadi Guru Olahraga
Mengutip hasil survei SMRC pada Januari 2019, Charles mengatakan mayoritas publik, sekitar 80 persen, percaya pada integritas KPU dalam menyelenggarakan pemilu.
Dengan demikian, opini kecurangan pemilu jelas bertentangan dengan opini masyarakat luas.
"Janganlah setelah melihat banyak survei yang memprediksi 02 kalah telak, lantas opini kecurangan ini dibangun. Upaya itu pasti akan sia-sia karena mandat kekuasaan datangnya dari rakyat, bukan dari elite yang mulutnya mulai teriak curang saat dirinya terjepit," beber Charles.
• Nenek Ini Kasih Nomor Telepon ke Maruf Amin, Lalu Minta Jokowi Menghubunginya
Untuk itu, Charles meminta KPU tetap fokus bekerja dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dibangun untuk mendeligitimasi penyelenggaraan pemilu yang tinggal beberapa hari ke depan.
Serta, meminta aparat keamanan mengantisipasi potensi-potensi gangguan keamanan sejak dini.
"Di 11 hari jelang pencoblosan ini, KPU hendaknya fokus saja bekerja dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dibangun untuk mendeligitimasi penyelenggaran pemilu. Toh, rakyat sudah memberikan kepercayaan penuh pada KPU untuk menyelenggarakan pesta demokrasi yang jujur dan adil," papar Charles. (Taufik Ismail/Dennis Destryawan/Chaerul Umam)