Pilpres 2019

Prabowo: Kita Harus Menang dengan Selisih di Atas 25 Persen, Kubu 01: Halusinasi

CALON presiden Prabowo Subianto mengajak para pendukungnya memenangkan pasangan nomor urut 02, dengan selisih keunggulan di atas 25 persen suara

ISTIMEWA
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menggelar kampanye akbar di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (1/4/2019). 

CALON presiden Prabowo Subianto mengajak para pendukungnya memenangkan pasangan nomor urut 02, dengan selisih keunggulan di atas 25 persen suara.

Hal itu ia katakan saat mengajak sejumlah dosen dan akademisi yang tergabung dalam Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi, dan Aktivis Kampus se-Indonesia (Geraaak), untuk turun memenangkannya di Pemilu Presiden 2019.

Menurutnya, seorang cendekiawan seharusnya tidak tinggal diam melihat rakyatnya gelisah.

Uang Rp 8 Miliar akan Digunakan Bowo Sidik Pangarso untuk Serangan Fajar Pileg, Bukan Pilpres

"Untuk apa cendekiawan kalau tidak bisa melihat kegelisahan? Untuk apa gelar? Dan saya malu punya gelar kalau saya tidak bisa membela rakyatnya sendiri," ujar Prabowo Subianto di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Oleh karena itu, Prabowo Subianto mengajak para cendekiawan untuk turun memenangkan dirinya pada pemilu 11 hari lagi.

Sehingga, menurut Prabowo Subianto, selisih kemenangannya dari Jokowi bisa di atas 25 persen.

BREAKING NEWS: Jambret Beraksi di Jalan HR Rasuna Said Kuningan, Satu Korban Meninggal Dunia

"Bebebrapa hari lagi kita harus benar-benar turun dan atasi niat-niat kecurangan. Kita harus menang dengan angka yang sangat besar. Kita harus menang dengan selisih di atas 25 persen, karena potensi dicuri sekian belas persen," katanya.

Prabowo Subianto yakin kemenangan di Pilpres 2019 bisa dicapai, karena rakyat menghendakinya. Ia mengatakan bila rakyat sudah berkehendak, jangankan pemilu, mengusir penjajah pun bisa dilakukan.

"Saya percaya dulu kita mengusir penjajah hadapi kekuatan paling canggih, tapi kita bisa kalahkan. Kalau ada mereka-mereka yang tidak bisa memahami keinginan rakyat, bahkan rakyat ingin diinjak-injak, ditakut-takuti, maka mereka akan takut melihat keberanian rakyat," paparnya.

Korban Meninggal Tertimpa Pohon di Ragunan Peluk Erat Suami Sehari Sebelum Kejadian

Patokannya Survei

Menangggapi ucapan Prabowo Subianto, calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menyebut tidak ada lembaga survei yang menyatakan pasangan nomor urut 02 bakal unggul di Pemilihan Presiden 2019.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu, mengatakan, setiap pihak yang mengikuti suatu kontestasi, memang harus memiliki keyakinan untuk menang.

"Namanya dia (Prabowo Subianto) sebagai kontestan harus punya keyakinan menang. Kalau ndak kan masa dia bilang dia kalah," ucap Maruf Amin di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2019).

Malam Ini JPO Pasar Minggu Dibongkar, Begini Rekayasa Lalu Lintasnya

Tapi, menurut Maruf Amin, keyakinan itu juga harus menilik dari data-data valid. Pasangan calon presiden nomor urut 01 lebih memilih untuk menilik dari hasil sigi sejumlah lembaga survei.

"Kita patokannya sejumlah survei seperti apa. Survei itu kan kita ambil yang terbanyak. Yang paling pesimis berapa, yang optimis berapa," tutur Maruf Amin.

Keyakinan Prabowo Subianto menang di atas 25 persen, bagi Maruf Amin terlalu besar. Padahal, tidak ada lembaga survei yang menyatakan pasangan Prabowo-Sandi unggul dari Jokowi-Maruf Amin.

Terdakwa Kasus Hoaks Tujuh Kontainer Surat Suara Tercoblos Mengaku Ceroboh, Lalu Berpose Dua Jari

"Oh iya, gede banget itu, padahal survei semua mengatakan tidak ada yang menang. Tidak ada satu survei pun yang mengatakan menang. Paling kalah tipis, kalah banyak," papar Maruf Amin.

Maruf Amin juga meminta Prabowo Subianto mempercayai pihak penyelenggara pemilihan umum.

"Ini kan kita itu ada wasitnya. Ada tukang hitungnya, ada pengawasnya," cetusnya.

Sebelum Jatuh dan Meninggal, Ria Nurhayati Berhasil Kejar Jambret yang Merampas Tasnya

"Apa kata lembaga survei, jadi patokan. Kalau kita ingin meningkatkan, ya kita berusaha keras. Jangan seperti itu, 'saya menang sekian, kalau tidak menang berarti curang.' Nah, itu kan?" beber Maruf Amin.

Maruf Amin berujar, pihaknya lebih fokus untuk meningkatkan elektabilitas.

"Kalau kita sih sedang berjuang untuk menang. Menurut indikasi dari lembaga survei, kita itu sudah menang. Menangnya ada yang agak tipis, ada yang sedeng, ada yang banyak. Bagaimana memperbesar kemenangan itu. Kalau kita rasional saja," katanya.

BREAKING NEWS: Satu Jambret di Jalan HR Rasuna Said Kuningan Meninggal Setelah Sempat Dirawat

Berhalusinasi

Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, menyebut Prabowo Subianto sedang berhalusinasi, lantaran mengatakan ingin menang Pilpres dengan selisih 25 persen.

"Prabowo bicara kemenangan selisih 25 persen seperti sedang mengigau. Dari mana menjelaskan kemenangan dengan besar itu bisa didapatkan?" ucapnya.

"Tidak ada satu pun lembaga survei kredibel yang mengunggulkannya. Bahkan, lembaga-lembaga survei yang kredibel itu semua memenangkan Jokowi-Maruf Amin dengan selisih di atas 20 persen," sambungnya, melalui keteranga tertulis, Sabtu (6/4/2019).

Butuh Waktu Sebulan Masukkan Uang Rp 8 Miliar ke 400 Ribu Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik Pangarso

Selain itu, lanjutnya, rakyat juga sudah tahu mana yang selama ini telah bekerja untuk rakyat, dan mana yang bisanya cuma ngomong doang.

Kepuasan publik atas kinerja Jokowi, kata Ace, semua rata-rata di angka 70 persen. Jadi, menurutnya mustahil jika dikatakan Prabowo Subianto akan menang.

"Apalagi jika Prabowo menuduh kami akan mencuri suara darinya. Ini seperti sedang berhalusinasi. Sedang mengarang cerita yang disesuaikan dengan skenario yang konsisten selama ini," tutur Ace.

Video Kasih Amplop kepada Kiai Zubair Muntasor Jadi Viral, Ini Penjelasan Luhut Panjaitan

Ace menyebut pernyataan Prabowo Subianto yang mengaitkan pilpres dengan menganalogikan mengusir penjajah, merupakan kekeliruan fatal.

Ace mengatakan, pilpres bukan ajang mengusir penjajah, tetapi berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menawarkan program yang terbaik kepada rakyat.

"Pilpres itu berfastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menawarkan program yang terbaik kepada rakyat. Bukan memanggul senjata berperang," jelas Ace.

TNI AU Bantah Adang Pesawat Prabowo, Begini Kronologi Sebenarnya

Legislator Partai Golkar itu melihat apa yang disampaikan Prabowo Subianto sesungguhnya ingin membangkitkan militansi pendukungnya, sehingga mereka bisa dimobilisasi pada 17 April.

"Militansi dukungan ini merupakan provokasi dan intimidasi kepada pemilih pendukung 01. Cara-cara intimidasi adalah karakter pendukung 02 yang terbukti saat peristiwa kekerasan pada warga yang memakai kaus Jokowi di Jawa Tengah. Ini bagian dari skenario besar yang sedang dirancang jelang dan paska-17 April," ulasnya.

"Paska-17 April juga kubu 02 telah berbicara tentang upaya menegasi peran MK dan mengangkat people power. Semua rakyat harus tahu skenario besar kubu 02 ini. Jangan kita dibodohi dengan konstruksi narasi tersebut," tambah Ace.

Ini Penyebab KRL Jabodetabek Sering Alami Gangguan

Rangkaian Opini Kecurangan

Senada, politikus PDI Perjuangan Charles Honoris menilai pernyataan Prabowo Subianto adalah rangkaian opini kecurangan yang dibangun kubu 02 untuk mendelegitimasi pemilu.

"Cara ini sebelumnya kerap digunakan oleh BPN dengan menyuarakan pernyataan yang sangat maksa, bahwa hanya kecurangan yang bisa mengalahkan 02," kata Charles melalui keterangan tertulis. Sabtu (6/4/2019).

Menurutnya, opini kecurangan yang sedang dibangun itu berbahaya dan bisa menciptakan konflik.

Kronologi Empat Anggota Densus 88 Ditikam Terduga Teroris, Pelaku Pura-pura Menyerah

"Opini kecurangan yang dibangun kubu 02 ini sangat berbahaya, bukan hanya karena telah memperkeruh situasi politik yang semakin panas jelang hari pencoblosan, tetapi juga berpotensi menciptakan konflik jika hasil akhir pemilu tidak sesuai keinginan mereka," tuturnya.

Legislator PDI Perjuangan itu mengingatkan, saat ini bukan era Orde Baru, di mana penguasa bisa seenaknya mengatur hasil pemilu.

"Sekarang bukan lagi era mantan mertua Prabowo di mana suara bisa dicuri dan pemenang pemilu bisa ditentukan seenak udelnya! Lagian ketika semua lembaga survei menempatkan elektabilitas 01 jauh di atas 02, seharusnya kami yang takut suaranya dicuri. Bukan sebaliknya," tegasnya.

Korban Jambret yang Meninggal Ternyata Pengemudi Ojek Online, Sebelumnya Pernah Jadi Guru Olahraga

Mengutip hasil survei SMRC pada Januari 2019, Charles mengatakan mayoritas publik, sekitar 80 persen, percaya pada integritas KPU dalam menyelenggarakan pemilu.

Dengan demikian, opini kecurangan pemilu jelas bertentangan dengan opini masyarakat luas.

"Janganlah setelah melihat banyak survei yang memprediksi 02 kalah telak, lantas opini kecurangan ini dibangun. Upaya itu pasti akan sia-sia karena mandat kekuasaan datangnya dari rakyat, bukan dari elite yang mulutnya mulai teriak curang saat dirinya terjepit," beber Charles.

Nenek Ini Kasih Nomor Telepon ke Maruf Amin, Lalu Minta Jokowi Menghubunginya

Untuk itu, Charles meminta KPU tetap fokus bekerja dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dibangun untuk mendeligitimasi penyelenggaraan pemilu yang tinggal beberapa hari ke depan.

Serta, meminta aparat keamanan mengantisipasi potensi-potensi gangguan keamanan sejak dini.

"Di 11 hari jelang pencoblosan ini, KPU hendaknya fokus saja bekerja dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dibangun untuk mendeligitimasi penyelenggaran pemilu. Toh, rakyat sudah memberikan kepercayaan penuh pada KPU untuk menyelenggarakan pesta demokrasi yang jujur dan adil," papar Charles. (Taufik Ismail/Dennis Destryawan/Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved