Ujian Nasional Berbasis Komputer

Ini Catatan KPAI Terkait Jalannya UNBK SMA Hari Pertama

KPAI menilai secara umum penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMA di hari pertama Senin (1/4/2019) berjalan lancar.

Penulis: Budi Sam Law Malau |
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengunjungi SMP Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (27/3/2019). 

SEMANGGI, WARTAKOTALIVE.COM -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai secara umum penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMA di hari pertama Senin (1/4/2019) berjalan lancar.

Namun ada sejumlah catatan dari KPAI mengenai sedikit kendala di beberapa sekolah mulai dari permasalahan proktor baru dan teknisi ganti yang panik ketika ada masalah koneksi di jaringan sekolah. Meski akhirjya semua dapat diatasi dengan baik.

Penilaian itu merupakan hasil pemantauan KPAI dan penerimaan laporan pengaduan dari masyarakat.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menjelaskan dari hasil pengawasan dan pengaduan masyarakat atas pelaksanaan UNBK jenjang SMK dan SMA yang berhasil dihimpun,

KPAI menyimpulkan berbagai hal. Yakni soal UNBK mata Uji Bahasa Indonesia di wilayah Terdampak bencana berdasarkan kesaksian para peserta ujian di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) diakui cukup mudah dan lebih sederhana.

"Selain itu, materi soal juga menyesuaikan dengan batas materi yang mampu diselesaikan sekolah-sekolah darurat di wilayah terdampak bencana," kata Retno, Senin (1/4/2019) malam.

Sehubungan dengan hal ini, katanya KPAI menyampaikan apresiasi kepada Kemdikbud RI.

"Karena sudah mengakomodir masukan dari berbagai pihak, termasuk KPAI terkait materi soal UNBK di wilayah-wilayah yang terdampak bencana dimana materi harus disesuaikan kemampua siswa dan guru di sekolah-sekolah darurat. Mengingat proses pembelajaran di sekolah-sekolah darurat kurang kondusif," kata Retno.

Sementara soal UNBK mata uji Bahasa Indonesia kata Retno menurut pengakuan salah satu siswi SMK swasta di Jakarta Pusat, diketahui bahwa soal yang diberikan cukup panjang, dan butuh waktu lebih lama untuk membaca dengan seksama agar memahami sebelum menjawabnya.

"Ini kesaksian siswi ranking satu di sekolahnya selama 5 semester. DKI Jakarta memang bukan wilayah terdampak bencana. Pengakuan siswa ini hanyalah sebagai perbandingan saja, antara soal UN di wilayah bencana dengan soal UN di bukan wilayah bencana," katanya.

Lalu kata Retno ada satu siswa dari SMK Negeri di Jakarta Pusat yang menilai bahwa mata uji UNBK yang paling sulit baginya adalah matematika.

"Karena banyak soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau soal dengan kemampuan analisis tinggi," kata Retno.

Selain itu KPAI mendapati adanya keluhan siswa dan guru karena terlalu dekatnya waktu pelaksanaan antara USBN dengan UNBK.

"Berdekatannya waktu pelaksanaan antara USBN dan UNBK dikeluhkan guru dan siswa dari beberapa daerah, seperti di DKI Jakarta, Lombok, Bima, Medan, Yogjakarta dan Bekasi. Bagi para siswa, waktu yang sangat berdekatan mengakibatkan mereka tidak memiliki jeda waktu minggu tenang," kata Retno.

Akibatnya mereka merasa seperti diburu waktu, tidak sempat istirahat dan refreshing untuk mempersiapkan mental.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved