Pilpres 2019

Pasangan 01 Paling Dirugikan Jika Angka Golput Tinggi, Ini Alasannya

LINGKARAN Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru terkait golongan putih (golput) di Pilpres 2019.

Kompas
ILUSTRASI Pasangan Capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 

LINGKARAN Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru terkait golongan putih (golput) di Pilpres 2019.

Survei yang dilakukan pada 18-25 Februari 2019 terhadap 1.200 responden, menunjukkan golput bisa membawa kerugian bagi kedua kubu yang tengah berkompetisi.

Elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin, meskipun unggul 27,8 persen atas pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, nyatanya masih belum aman.

Meski Kurang dari Sebulan Lagi, 50,6 Persen Masyarakat Tak Tahu Kapan Hari Pencoblosan Pilpres 2019

Sebab, berkaca dari 2014, angka golput mencapai 30,42 persen.

Pasangan nomor urut 01 juga terbilang paling banyak dirugikan jika angka golput tinggi. Salah satunya, di segmen pemilih minoritas.

Jokowi-Maruf Amin sudah unggul 68,7 persen, yakni 80,3 persen berbanding 11,6 persen milik Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Kondisi Kejiwaan Adi Saputra Si Perusak Motor Dinyatakan Normal, Hukuman 6 Tahun Penjara Menanti

Namun, jika banyak terjadi golput, maka pemilih Jokowi akan berkurang.

"Alasan golput di pemilih minoritas yaitu karena libur panjang. Tanggal 19 April itu hari libur nasional, peringatan wafatnya Isa Almasih," ujar Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).

Alasan lain, terjadinya golput di segmen minoritas yaitu pemilih merasa tidak aman. Sehingga, banyak berpindah lokasi mencoblos ke luar negeri.

Andi Arief Ingatkan Karni Ilyas: Dekat dengan Polisi Bukan Berarti Bisa Lakukan Apa Saja

Di segmen wong cilik, Jokowi juga akan dirugikan jika terjadi golput. Sebab, Jokowi mendapat dukungan 63,7 persen berbanding 27,4 persen milik Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Indikasi terjadinya golput di segmen ini, karena pemilih tidak terinformasi dengan baik terkait pelaksanaan pemilu. Selain itu, pemilih memilih bekerja di hari pencoblosan.

Ada pula masalah administrasi yang membuat pemilih gagal menyalurkan suara.

Selamat dari Kecelakaan Maut Pesawat Ethiopian Airlines, Pria Ini Sempat Diperiksa Polisi

"Jokowi-Maruf Amin juga dirugikan oleh golput di pemilih milenial. Margin kemenangan mereka di segmen ini besar 22,0 presiden," beber Ikrama.

Di segmen pemilih emak-emak, Jokowi-Maruf Amin juga akan rugi jika terjadi golput.

Sebab, sejauh ini Jokowi-Maruf Amin memperoleh dukungan 61,0 persen, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya 30,0 persen.

Kubu Prabowo-Sandi Tak Pernah Hadiri Sidangnya, Ratna Sarumpaet: Kok Tanyanya Sama Aku?

Sementara, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan dirugikan jika terjadi golput di segmen pemilih terpelajar.

Hal itu dilihat dari ceruk keunggulan sebesar 45,4 persen, berbanding 36,1 persen milik Jokowi.

Data didapat dari survei yang digelar pada 18-25 Februari 2019.

Kata Andi Arief, Satu Jam Setelah Menang Pilpres, Prabowo akan Kasih Solusi Kasus Penculikan Aktivis

Sebanyak 1.200 responden dipilih menggunakan multistage random sampling.

Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen.

Sebelumnya, hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan, tingkat pengenalan masyarakat terhadap Pilpres 2019 cukup tinggi.

Ratna Sarumpaet Menulis Buku Selama Mendekam di Penjara, Sebentar Lagi Terbit

Survei yang dilakukan pada 18-25 Februari 2019 terhadap 1.200 responden, menunjukan sebanyak 65 persen masyarakat tahu tanggal dan pelaksanaan Pilpres.

Sedangkan 29,5 persen masyarakat tidak tahu, dan 5,3 persen tidak menjawab.

"Apakah Ibu/Bapak mengetahui kapan tanggal dan bulan pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden?" kata Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).

Ratna Sarumpaet Ajukan Pemohonan Sebagai Tahanan Kota Lagi, Kali Ini Penjaminnya Fahri Hamzah

"Hasilnya, hanya 65 persen pemilih yang mengklaim tahu hari pencoblosan Pilpres," tambahnya.

Sementara, pada tingkat pengenalan jadwal pelaksanaan Pilpres, sebanyak 75,8 persen masyarakat mengetahui Pilpres diselenggarakan pada 17 April 2019.

Sedangkan sebanyak 24,2 persen masyarakat salah dalam menjawab tanggal pelaksanaan Pilpres 2019.

Kalah dari Negara Tetangga, Jokowi: Apa Perlu Ada Menteri Investasi dan Menteri Ekspor?

"Dari klaim yang tahu, hanya 75,8 persen yang dapat menyebutkan tanggal dan bulan pelaksanaan pencoblosan Pilpres dengan benar," jelas Ikrama Masloman.

Meski begitu, Ikrama menyebut, hasil tingkat pengenalan pelaksanaan Pilpres sebesar 65,2 persen, dan tingkat pelaksanaan jadwal pelaksaan Pilpres sebesar 75,8 persen.

Jika dikombinasikan, responden yang tahu dan dapat menyebut tanggal pelaksanaan Pilpres dengan benar hanya 49,4 persen.

Pasang Alat Pendeteksi Tsunami di Selat Sunda 26 Maret 2019, BPPT Klaim Anti Banting dan Anti Maling

"Secara populasi, 50,6 persen pemilih tidak tahu dan tidak dapat menyebutkan kapan tanggal dan bulan pencoblosan Pilpres dengan benar," paparnya.

Ia menyebut, hasil itu menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaran pilpres masih rendah.

Data didapat dari survei yang digelar pada 18-25 Februari 2019. Sebanyak 1.200 responden dipilih menggunakan multistage random sampling.

Ini Dugaan Awal Penyebab Kebakaran Kapal Nelayan di Kepulauan Seribu yang Tewaskan Tiga ABK

Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen.

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru mereka, terkait elektabilitas capres-cawapres, satu bulan menjelang Pilpres 2019.

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, elektabilitas kandidat nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin masih unggul dibandingkan kandidat nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Tujuh Larangan Saat Naik MRT Jakarta

Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin sebesar 58,7 persen, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 30,9 persen, suara tidak sah 0,5 persen, dan belum menentukan pilihan 9,9 persen.

Lantaran pakai model surat suara, maka ada asumsi surat suara yang tidak sah.

"Jokowi-Amin masih unggul dari Prabowo-Sandi dengan selisih tetap sekitar 20 persen, tapi masih ada sisa waktu 40 hari," kata Ardian Sopa di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Korban Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh Masih Pegang Paspor Indonesia Meski Lama Tinggal di Roma

Ardian Sopa juga menyebut, temuan survei ini sebenarnya sudah bisa menggambarkan hasil Pemilu Pilpres 2019 sebenarnya pada 17 April nanti.

Sebab, selisih capres 01 dan capres 02 masih terpaut jauh, sementara pemungutan suara tinggal sebulan.

"Kalau dilihat dari tren ini, pertarungan sudah selesai. Kalau dari lihat tren, tetapi namanya politik itu bisa berubah," jelas Ardian Sopa.

Menhub Terjunkan Tim untuk Observasi dan Teliti Pesawat Boeing 737 Max 8 di Indonesia

Survei terbaru itu digelar pada 18-25 Februari 2019, terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling, menggunakan metode surat suara.

Metode pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved