Kisah Tragis Guru SMPN 12 Lubuklinggau, Rozalina: Berakhir di Kamar Tidur Oleh Suami Sendiri
Kisah Tragis Guru SMPN 12 Lubuklinggau, Rozalina: Berakhir di Kamar Tidur Oleh Suami Sendiri
Kumandang adzan diiringi sedu sedan itu tak urung membuat para keluarga, kaum kerabat, dan pelayat yang datang ke tempat pemakaman umum itu menitikkan air mata.
Usai adzan, seorang remaja berkulit putih berperawakan langsing mengenakan kopiah hitam berkemeja abu-abu motif hijau dan mengenakan celana panjang warna biru, disambut naik dari dalam liang.
Matanya terlihat basah dan memerah karena tangis.
Remaja itu adalah Rahmat (15), sang pengumandang adzan.
Dia yang masih duduk di kelas X SMAN 1 Kota Lubuklinggau itu memang disuruh oleh keluarganya untuk mengadzankan almarhum ibunya, Rozalina.
Saat kejadian, Rahmat sedang tidak berada di rumah.
Saat itu, dia sedang main futsal bersama teman-temannya sehingga dia tidak mengetahui peristiwa yang dialami ibunya.
Pun ketika dia dijemput pulang dari tempatnya bermain, dia masih belum diberitahu.
Barulah setelah sampai di rumah, suasana sudah ramai dan dia pun akhirnya menyadari bahwa ibunya sudah berpulang.
Rahmat adalah anak kandung satu-satunya dari almarhumah Rozalina dengan suami pertamanya Fatullah.
Dari informasi yang dihimpun, suami pertamanya ini (ayahb kandung Rahmat), meninggal dunia pada tahun 2004, sebelum akhirnya Rozalina menikah lagi dengan Sudirman pada tahun 2008.
Sementara dari pernikahannya dengan Sudirman, almarhumah Rozalina belum dikarunia anak.
Dari para pelayat, sejumlah pejabat Pemkot Lubuklinggau hadir. Di antaranya Wakil Wali Kota Lubuklinggau Sulaiman Kohar dan Asisten Kahlan Bahar.
Kemudian Camat Lubuklinggau Utara II Rozikin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Sekda Rahman Sani, dan beberapa pejabat lainnya.