Warga Menangis Bahagia Dapat Sertifikat Tanah Program Jokowi, Anggap Sebagai Pertolongan Allah
Tangis bahagia, itulah yang dirasakan Sumarsini seusai mendapat sertifikat tanah setelah menanti selama 48 tahun.
"KITA nangis bahagia," ucap Sumarsini setelah 48 tahun menanti tanahnya bersertifikasi.
Tangis bahagia, itulah yang dirasakan Sumarsini seusai mendapat sertifikat tanah setelah menanti selama 48 tahun.
Sumarsini adalah satu dari 3.000 warga yang memperoleh sertifikat tanah dari Presiden Joko Widodo. Jumat (22/2/2019) pagi, Jokowi membagi-bagikan surat berharga itu di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
• BREAKING NEWS: Dua Karyawan Jadi Tersangka Kasus Ledakan di Tempat Makan Mal Taman Anggrek
Dirinya begitu bersyukur, surat yang punya kekuatan hukum atas tanahnya itu bisa ia dapatkan.
"Udah dari tahun 71 (1971) di rumah ini. Makanya setelah dapet ini kita nangis bahagia," ucap wanita berkacamata dan berkerudung warna kuning itu, dengan raut wajah yang seakan menahan tangis, di lokasi.
Ia mengaku sebelumnya mendapat pemberitahuan dari ketua Rukun Tetangga (RT), yang meminta beberapa dokumen untuk didaftarkan menjadi salah satu calon penerima sertifikat. Menurutnya, kini mengurusi surat tanah menjadi lebih mudah.
• Wakil Satgas Anti Mafia Bola: Cuma Tiga Klub yang Pelit ke Wasit, Tim yang Lain Beda Lagi
Sumarsini pun mengaku sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis untuk mengurusnya.
Wanita yang telah ditinggal hidup suaminya itu menyebut, langkah mendapatkan sertifikat tanah tersebut cukup mudah. Prosesnya pun tak memakan waktu lama. Katanya, hanya dua bulan sejak didaftarkan, dirinya sudah bisa memperoleh surat atas tanahnya itu.
"Enggak, enggak ribet, kita dikoordinir sama Pak RT. Jadi cuma dimintain berkas-berkas yang lengkap, lebih gampang," tuturnya sambil memperlihatkan ekspresi antusias.
• Warga Berniat Simpan Uang Hasil Gadaikan Sertifikat Tanah, Jokowi Melarang dan Sarankan Hal Ini
Meski mudah mendapatkan, tetangga-tetangga sekitarnya enggan mengikuti program sertifikat gratis itu, lantaran banyak dari mereka masih ragu.
Padahal, Kementerian Agraria Tata Ruang dan Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) telah menerbitkan sertifikat tanah tanpa dipungut biaya, melalui program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL). Program ini telah dimulai sejak tahun 2017.
"Tapi ada ya yang enggak percaya. Banyak yang enggak mau. Jadi ada yang belum pemecahan gitu lah, males," ungkap Sumarsini.
• Minta Mafia Bola Dibersihkan, Jokowi: Jangan Sampai Sudah Terlanjur Juara, Ternyata Pengaturan Skor
Alasan mengapa para tetangganya masih ragu, sambung Sumarsini, karena banyak dari mereka yang menanti dijemput bola untuk pemecahan sertifikat tanahnya.
"Kendalanya ya orang masing-masing, sih. Jadi ya kalau usaha sendiri ya alhamdulillah sekarang dapet," ujarnya.
Presiden Joko Widodo menyerahkan 3.000 sertifikat tanah untuk warga di wilayah Jakarta Selatan.
• Kenapa Joko Driyono Tidak Ditahan? Ini Kata Polisi
Jokowi didampingi Gubernur DKI Anies Baswedan dan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, menyerahkan sertifikat yang berlangsung di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (22/2/2019).
Atiyah, seorang ibu rumah tangga asal Petukangan Utara, Pesanggrahan, merasa sangat bersyukur mendapat surat berharga atas tanah yang ia miliki.
Dia bahkan menyebut pemberian sertifikat tanah ini adalah bentuk pertolongan Tuhan Yang Maha Esa lewat perantara Sang Presiden.
• Politikus PDIP Bilang Prabowo Tak Pernah Menang Pemilu, Fadli Zon: Tapi Berperan dalam Karier Jokowi
"Subhanallah, pertolongan Allah, karena memang sangat membutuhkan," ucap Atiyah di lokasi.
Atiyah mengatakan demikian, karena dia mengaku sudah jauh hari punya rencana untuk meminjam uang dengan cara menggadaikan tanah seluas 112 meter miliknya ke bank.
Hasil uang pinjaman itu akan dipergunakan membuka usaha di bidang travel haji dan umrah. Harapannya, Atiyah mendapat pinjaman uang Rp 500 juta dari bank.
• Kakak Berusaha Selamatkan Adik dari Kebakaran, tapi Akhirnya Sama-sama Meninggal Terjebak di Ruko
Katanya, pinjaman uang sebesar itu sudah direncanakan dengan matang, untuk pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan biaya sekolah anak. Dia juga menyebut sudah menghitung soal tenggat waktu pengembalian uang pinjaman itu.
"Untuk buka usaha dengan menyekolahkan sertifikat ini ke BRI. Kalau bisa Rp 500 juta, Insyaallah saya akan meminjam dan memulai SIUP travel haji dan umroh," ungkap Atiyah.
Mendengar cerita pemanfaatan sertifikat tanah dan besaran uang yang diharapkan Atiyah, Jokowi kemudian berkelakar agar Atiyah berbicara dengan Gubernur DKI Anies Baswedan supaya dipinjamkan Rp 500 juta.
• BREAKING NEWS: Ayah Tega Tendang dan Ancam Bunuh Anak karena Tak Terima Mantan Istri Pacaran Lagi
"Oh gede banget, kalau enggak dapat ngomong ke Pak Gubernur," ujar Jokowi disambut gelak tawa warga.
Kemudian ,Jokowi berpesan kepada warga yang mau menyekolahkan sertifikat tanahnya, agar terlebih dahulu mengalkulasikan alokasi penggunaan dana pinjaman itu.
Jokowi mewanti-wanti, jangan sampai dana pinjaman itu malah dibelikan mobil, cuma untuk pamer berputar-putar kampung.
• Gadis Ini Jadi Anak Punk dan Mengamen karena Orang Tua Bercerai, Begini Caranya Hindari Pelecehan
"Saya titip kalau sertifkat mau dipakai untuk bangunan tolong dikalkulasi, hitung dulu. Kalau dapat Rp300 juta, saya titip yang Rp 150 juta jangan buat beli mobil biar bisa muter-muter kampung," sarannya.
Jokowi pun menegaskan akan tetap menjalankan program pembagian sertifikat tanah ke masyarakat, meski ada pihak yang mengkritiknya karena dinilai tidak berguna.
"Kalau ada yang bilang, bagi-bagi sertifikat enggak ada gunanya, ya silakan ngomong seperti itu. Tapi tetap program ini akan kita lanjutkan," ujar Jokowi saat pembagian sertifikat tanah di Gelanggang Remaja Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (22/2/2019).
• Korban Tewas Kebakaran di Teluk Gong Sempat Lari Pagi Sebelum Berusaha Selamatkan Adiknya
Jokowi menjelaskan, pembagian sertifikat tanah bukan hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga dijalankan di seluruh daerah di Indonesia. Ia menilai, program ini sangat penting untuk menghindarkan sengketa lahan di masyarakat.
"Kenapa sertifikat ini diberikan? Karena setiap saya ke desa ada sengketa lahan. Saya sampaikan apa adanya, enggak di Sumatera, Bali, Papua, semua ada yang namanya sengketa lahan. Jadi rame, ke pengadilan rame," papar Jokowi.
Di Gelanggang Remaja Pasar Minggu, Jokowi menyerahkan 12 sertifikat tanah secara simbolis kepada masyarakat, dari total 3 ribu sertifikat yang diberikan kepada warga DKI Jakarta.
• Tangkis Serangan Fitnah, Jokowi Bakal Kasih Sepeda kepada Pihak yang Masih Menyebutnya Antek Asing
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, ada 126 juta bidang tanah yang harus bersertifikat di seluruh Indonesia, tapi hingga tahun 2015 baru sekitar 46 juta bidang bersertifikat.
Melihat kondisi tersebut, kata Jokowi, Menteri ATR Sofyan Djalil langsung diperintah untuk mempercepat penyerahan sertifikat tanah kepada warga, di mana targetnya 5 juta sertifikat tanah pada 2017, dan 7 juta pada 2018.
"Alhamdulillah semua target terlampaui. Tahun-tahun sebelumnya, setahun hanya keluar 500 ribu sertifikat yang keluar di seluruh Indonesia," bebernya.
• Lima Fakta ART Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkan, Potong Ari-ari Pakai Gunting Kuku Lalu Dibekap Kain
Masalah pembagian sertifikat tanah sempat disinggung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat debat kedua Pilpres 2019.
Pembagian sertifikat tanah itu dinilai oleh Prabowo Subianto berdampak buruk bagi masa depan Indonesia.
"Kami punya pandangan strategis yang berbeda, yang dilakukan Bapak Jokowi dan pemerintahannya menarik dan populer untuk 1-2 generasi, tapi tanah tidak tambah. Jadi kalau bapak bangga bagi-bagi sertifikat 12 juta, pada saatnya kita enggak punya lahan untuk dibagi, jadi bagaimana nanti masa depan?" kritik Prabowo Subianto.(Danang Triatmojo/Seno Tri Sulistiyono)