Liputan Eksklusif Metromini dan Kopaja
Pengakuan Sopir Kopaja di bawah manajemen PT Transjakarta, Gaji Kami Cuma Rp 125.000 per Hari
Tukiman bergabung menjadi sopir Kopaja di bawah manajemen PT Transjakarta lantaran iming-iming gaji yang sesuai UMP DKI Jakarta
Selain sepi penumpang, para sopir Metromini dipusingkan dengan kabar soal rencana penghapusan Metromini dari Ibu Kota.
Menurut Tukiman, penghapusan Metromini bukan solusi bijak seorang pemimpin.
Dihapusnya angkutan Metromini, lanjut Tukiman, akan menimbulkan masalah baru yakni makin bertambahnya pengangguran dan meningkatnya angka kemiskinan.

"Sangat aneh kalau benar dihapus. Selama ini pemerintah berjanji akan mengatasi pengangguran. Kalau hapus Metromini, yang ada nambah pengangguran. Bagaimana pula kami menafkahi keluarga?" ungkapnya.
Tukiman curiga penghapusan Metromini dilakukan pihak-pihak tertentu yang ingin memonopoli bisnis angkutan di Jakarta.
"Yang bikin heran, kami uji KIR (pengujian kendaraan bermotor) dilayani. Kami bayar pajak dilayani. Tapi izin trayek tidak dikeluarkan. Itu apa namanya? Mau uangnya saja tapi tidak perduli sama kami orang kecil," ujarnya dengan nada ketus.

• Gugah Kesadaran Masyarakat Terhadap Janji Politisi Lewat Garapan Film Yang ke 7
• Jelang Pilpres 2019 Masyarakat Tangerang Diberikan Penyuluhan
Tukiman berharap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mau mendengar aspirasi mereka dan tidak setuju dengan rencana penghapusan Metromini.

"Sejauh ini kami masih belum mendengar kebijakan beliau menyikapi hal ini. Kami para sopir meminta kebijaksanaan Pak Anies. Apalagi Pak Anies dalam kampanyenya pernah bilang tidak akan menghapus Metromini dan Kopaja karena menjadi bagian dari sejarah perkembangan kota Jakarta. Kami masih berharap Pak Anies memperhatikan nasib kami-kami ini," kata Tukiman. (fha/abs/jos/jhs)