Liputan Eksklusif Metromini dan Kopaja
Pengakuan Sopir Kopaja di bawah manajemen PT Transjakarta, Gaji Kami Cuma Rp 125.000 per Hari
Tukiman bergabung menjadi sopir Kopaja di bawah manajemen PT Transjakarta lantaran iming-iming gaji yang sesuai UMP DKI Jakarta
"Dari sisi penghasilan, sangat jauh dibanding dulu. Dua anak saya sampai lulus kuliah. Sekarang saya khawatir tidak bisa ngongkosin bungsu sampai kuliah dengan penghasilan sekarang ini. Buat kebutuhan sehari-hari saja sudah berat," ujarnya.
Dio Filali (24), sopir Metromini S72 jurusan Lebak Bulus-Blok M, tertunduk lesu saat menunggu Metromininya terisi penumpang.
Sudah hampir 20 menit ia ngetem, sambil menunggu Metromini lain dengan trayek sama datang.

"Sekarang ngetemnya lama nunggu penumpang. Padahal dulu nggak pernah namanya ngetem. Datang, langsung penuh. Trayek Lebak Bulus-Blok M sekarang sisa 7 unit. Dulu ada 44 unit," ujarnya.
Janji Gubernur
Selain sepi penumpang, para sopir Metromini dipusingkan dengan kabar soal rencana penghapusan Metromini dari Ibu Kota.
Menurut Tukiman, penghapusan Metromini bukan solusi bijak seorang pemimpin.
Dihapusnya angkutan Metromini, lanjut Tukiman, akan menimbulkan masalah baru yakni makin bertambahnya pengangguran dan meningkatnya angka kemiskinan.

"Sangat aneh kalau benar dihapus. Selama ini pemerintah berjanji akan mengatasi pengangguran. Kalau hapus Metromini, yang ada nambah pengangguran. Bagaimana pula kami menafkahi keluarga?" ungkapnya.
Tukiman curiga penghapusan Metromini dilakukan pihak-pihak tertentu yang ingin memonopoli bisnis angkutan di Jakarta.