Anak Hendropriyono Sebut Jokowi VS Prabowo Persis Pacquaio Vs Oscar de la Hoya di Debat Capres Kedua
Anak Hendropriyono Sebut Jokowi Persis Manny Pacquaio di Debat Capres Kedua. Simak yuk.
Tadi malam, capres 01 ibarat Manny Pacquiao 10 tahun yg lalu, tidak ada lawan'.
#JokowiBohongLagi
Sementara itu debat Capres kedua Pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo dilaksanakan Minggu (17/2/2019) juga membuat tagar #JokowiBohongLagi bergemuruh.
Ya, Dalam Debat Capres kedua Pilpres 2019, baik Jokowi maupun Prabowo mengeluarkan beberapa pembahasan terkait sejumlah persoalan di Indonesia saat ini.
Tapi nyatanya ada klaim Jokowi yang tak sesuai dengan fakta sebenarnya.
Jokowi juga tercatat mengeluarkan klaim maupun pernyataan yang tak sesuai fakta sebenarnya.
Dirangkum dari Kompas.Com, Ini daftar klaim dan pernyataan Jokowi saat debat Capres kedua yang tak sesuai fakta dan data.
Kebakaran Hutan dan Lahan

• Filsuf UI Murid Rocky Gerung : Turunkan Saja Kefilsafatan Anda Dari Filsuf Jadi Ahli Propaganda
• Filsuf Murid Rocky Gerung : Dari Bicara Kitab Suci, Tiba-Tiba Jalan Tol, Ini Belokan Kurang Ajar
• Polisi Minta Filsuf UI Jadi Saksi Ahli Kasus Kitab Suci Fiksi Rocky Gerung, Jawabannya Mengejutkan
Calon presiden nomor urut 01 yang juga petahana, Joko Widodo, menyatakan bahwa pemerintah yang dipimpinnya berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun terakhir.
"Dalam lingkungan hidup, kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran, hutan, kebakaran lahan gambut. Itu adalah kerja keras kita semua," kata Jokowi, dalam debat yang berlangsung Minggu (17/2/2019).
Benarkah pernyataan itu?
Berdasarkan data Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memang terjadi penurunan luas wilayah kebakaran hutan dan lahan.
Menurut data Sipongo yang merupakan Karhutla Monitoring System, terdapat 14.604,84 hektar lahan yang terbakar pada 2016.
Angka ini kemudian berkurang menjadi 11.127,49 hektar pada 2017 dan 4.666,39 hektar pada 2018.
Data Kementerian LHK, pada 2015 hingga 2017 telah terjadi penurunan jumlah hotspot sebesar 93,6 persen.