Ini Ulasan Hukum Pemotor Ngamuk Hancurkan Motor Akibat Ditilang Sulit Dijerat Pidana Penadahan
Adi Saputra pemuda yang ngamuk akibat ditilang dan menghancurkan motornya ternyata sulit dijerat pidana penadaha. Simak ulasan hukumnya.
Padahal pasaran honda scoopy terentang dari Rp 7,5 juta sampai Rp 15 juta.
Tapi alasannya Adi Saputra membeli motor itu dengan harga rendah karena hanya ada STNKnya saja.
Selain itu di situs jual beli saja banyak motor-motor yang ditawarkan pula dengan tanpa BPKBnya, dan dijual dengan harga amat miring.
Hal ini tentunya membuat para anak muda jaman sekarang kesulitan mendeteksi apakah motor yang dibelinya dengan harga murah adalah hasil kejahatan atau bukan.
Sebab ternyata banyak motor atau mobil bodong dijual oleh pemiliknya dengan harga miring di situs jual beli online.
Sementara itu sampai saat ini tak ada ketentuan bahwa jual beli motor atau mobil harus langsung dilakukan balik nama pemilik.
Sampai saat ini banyak dealer mobil juga melakukan jual beli motor atau mobil bekas tanpa melakukan balik nama BPKB.
Belum lagi banyak praktek penjualan mobil atau motor tanpa BPKB bahkan STNK di situs jual beli online.
Mampukkah berkas polisi meyakinkan hakim untuk menghukum Adi Saputra dengan jeratan pasal penadahan? Sepertinya akan sulit.