5 Kontroversi Dibuat Fadli Zon, dari yang Sudah Dikendalikan hingga Buat Puisi

5 Kontroversi Fadli Zon Hingga Prabowo Subianto Beri Gelar Fadli Zono. Gelar ini diberikakan oleh Prabowo Subianto. Apa aja sih?

Warta Kota
Fadli Zon 

Padahal, seharusnya pilpres mendatang disambut dengan kesejukan.

Oleh sebab itu, ia mengajak Fadli untuk saling adu gagasan, dibanding saling menyebarkan hoaks.

Baca: Kehidupan Pribadi Fadli Zon Jadi Sorotan, Dari Nunggak Listrik Hingga Wajahnya Semasa SD Mirip Dilan

Baca: Fadli Zon Dibully Netizen, Terkuak Gosip Perselingkuhannya Hingga Aa Gym Turun Tangan

Rian pun melaporkan Fadli Zon ke Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/1189/IX/2018/BARESKRIM, dengan dugaan tindak pidana Konflik Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) dan penyebaran berita bohong (hoaks).

3. Puisi Ada Genderuwo di Istana

Fadli Zon membuat sebuah puisi yang diberi judul 'Ada Genderuwo di Istana'

Istilah politik genderuwo yang disampaikan Presiden Jokowi memang sedang ramai diperbincangan.

Jokowi menjelaskan politikus genderuwo doyan menyebar propaganda dan ketakutan kepada masyarakat di tahun politik ini.

"Politikus gerenduwo itu yang melakukan cara- cara berpolitik dengan propaganda. Menakut- nakuti dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat," ungkap Presiden Jokowi seperti dilansir Tribun Jateng.

Mengutuip Kompas.com, Fadli Zon diketahui memang 'gemar' mengkritisi segala ucapan Jokowi.

Puisi genderuwo itu dibuat Fadli Zon karena banyak netizen yang menanyakan kepada dirinya.

Di dalam puisi tersebut, Fadli Zon menginterpretasikan genderuwo sebagai sosok berwajah seram dengan brewok.

Ntah siapa yang dimaksud Fadli Zon.

"Ini buat yang kemarin pada tanya puisi tentang "Genderuwo".

Saya beri judul "Ada Genderuwo di Istana"," tulisnya.

Begini puisi genderuwo buatan Fadli Zon:

Ada Genderuwo di Istana

Ada genderuwo di Istana

Tak semua orang bisa melihatnya

Soal Video Viral Prabowo Joget, Politisi PPP Bilang Begini

BREAKING NEWS: Heboh Telur Bebek Wana Hitam Keluar Angka 1, Ditemukan Warga Sepulang dari Masjido

Kecuali yang punya indra istimewa

Makhluk halus rendah strata

Menakuti penghuni rumah penguasa

Berubah wujud kapan saja

Menjelma manusia

Ahli manipulasi

Tipu sana tipu sini

Ada genderuwo di Istana

Seram berewokan mukanya

Kini sudah pandai berpolitik

Lincah manuver strategi dan taktik

Ada genderuwo di Istana

Menyebar horor ke pelosok negeri

Meneror ibu pertiwi

Fadli Zon, 11 Nopember 2018

4. Bertemu Donald Trump

Fadli Zon dan Ketua DPR saat itu, Setya Novanto hadir dalam konferensi pers Calon Presiden Donald Trump.

Mengutip Kompas.com, mereka diperkenalkan secara pribadi oleh sosok miliuner kontroversi yang kini menjabat sebagai Presiden Amerika Tersebut.

Etnis Uighur yang Mayoritas Beragama Islam di Xinjiang China dalam Pusaran Isu Global

Dahnil Anzar Sebut SBY Cium Aroma Kemenangan Ada di Kubu Prabowo-Sandi

"The speaker of the house of Indonesia, hes here to see me. Setya Novanto, one of the most powerful men and a great man (Ketua DPR Indonesia, dia di sini untuk menemui saya. Setya Novanto, salah satu orang paling berkuasa dan orang hebat),” kata Donald Trump saat memperkenalkan Setya Novanto sebagaimana dikutip dari laman www.businessinsider.co.id.

Kemudian, Trump bertanya kepada Ketua DPR RI.

"And we will do great things for the United States is that correct (Dan kami akan melakukan hal-hal hebat untuk AS apakah benar)?" tanya Trump.

Yang dijawab Setya dengan jawaban, "Yes (Ya)."

Selanjutnya, Trump bertanya lagi "Do they like me in Indonesia (Apakah mereka menyukai saya di Indonesia)?"

Yang kembali dijawab politikus Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut dengan jawaban, "Yes."

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku tak melewatkan momen pertemuannya dengan Donald Trump.

Dalam pertemuan itu, Fadli bahkan sempat meminta tanda tangan dan selfie bersama Trump.

"Kalau saya sambil minta tanda tangan Trump dan selfie," kata Fadli saat dihubungi wartawan, Jumat (4/9/2015).

Media Asing Sebut Indonesia Lemah Hadapi Bencana, Fadli Zon Setuju

Fahri Hamzah Yakin Jokowi Bisa Menang Jika Ikuti Saran, Sayangnya?

Fadli menjelaskan, pertemuan antara dirinya dan Trump berlangsung di lantai 26 Trump Tower, Kamis (3/9/2015), sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

Dalam pertemuan itu, ia sempat makan siang bersama Trump selama 30 menit.

Usai makan siang, ia menambahkan, Trump mengajak dirinya dan rombongan DPR turun ke lobi Trump Tower untuk ikut dalam kegiatan konferensi pers.

Dalam kegiatan itu, Trump sempat memperkenalkan Ketua DPR Setya Novanto kepada awak media, meski dirinya telah selesai berkampanye dan turun podium.

"Karena kami sambil jalan akan pamitan, tentu sebagai sopan santun, harus menunggu tuan rumah selesai," ujarnya.

5. Nyinyirin Pernikahan Putri Presiden Jokowi

Bukannya ikut hadir dan mendoakan pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), politisi Gerindra, Fadli Zon malah mencibir pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.

Mengutip Bangkapos.com, pasangan ini menikah pada tanggal 8 November 2017.

Sebagai anak kedua, Kahiyang Ayu menyusul kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, yang telah lebih dulu menikah pada tahun 2015.

Hajatan besar keluarga Presiden Jokowi ini tentu ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia.

Pernikahan Kahiyang memang bukan yang pertama saat Jokowi menjadi Presiden.

 Anies Kunjungi Taman Margasatwa Ragunan, Pastikan Lalu Lintas Lancar

Muncul Desakan Yusril Mundur Dari Ketum PBB, Sekjen : Upaya Adu Domba

Pada 2015, putra Presiden Jokowi, Gibran, menikah dengan Selvy.

Hal ini rupanya menjadi bahan nyinyiran empuk bagi beberapa orang, termasuk politisi Gerindra, sekaligus wakil ketua DPR, Fadli Zon.

Melalui akun Twitter-nya, Fadli Zon berkomentar yang menyulut emosi warganet.

"Dlm 3 thn Pak @jokowi menikahkan 2 anaknya, tinggal 1 lg. Semua Presiden RI lain kalah dlm soal ini. Kerja kerja kerja," kicaunya pada 6 November.

Seketika netizen dibuat geram dengan kicauan tersebut.

Warganet tak habis pikir, mengapa urusan menikahkan anak yang notabene merupakan hak asasi tiap keluarga harus dibanding-bandingkan dengan para presiden RI sebelumnya?

Apalagi dibandingkan dengan konteks kinerja presiden. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved