5 Kontroversi Dibuat Fadli Zon, dari yang Sudah Dikendalikan hingga Buat Puisi
5 Kontroversi Fadli Zon Hingga Prabowo Subianto Beri Gelar Fadli Zono. Gelar ini diberikakan oleh Prabowo Subianto. Apa aja sih?
5 Kontroversi Fadli Zon Hingga Prabowo Subianto Beri Gelar Fadli Zono
WAKIL Ketua DPR RI, Fadli Zon, dikenal kerap melontarkan pernyataan dan cuitan yang kontroversial.
Kapasitasnya seabgai politisi Gerindra, yang notabene sebagai oposisi membuat Fadli Zon, kerap berhadap-hadapan dengan pemerintah.
Kritiknya pun mengalir deras terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla.
Tak melulu soal kritik terhadap pemerintah, Fadli Zon juga menyorot berbagai fenomena sosial di masyarakat.
Berikut beberapa kontroversi yang dibikin Fadli Zon yang dirangkum tribunpontianak.co.id dari berbagai sumber selama tahun 2018, Selasa (1/1/2019):
1. Susah Dikendalikan dan Gelar dari Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menganggap demokrasi di Indonesia butuh sosok kontroversial seperti Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
• Putra Papua Kecewa Jokowi Pencitraan di Tengah Bencana
• Ulama Mekkah Doakan Bangsa Indonesia Damai dan Dijauhkan dari Bencana
"Fadli Zon yang penuh kontroversi, memang Demokrasi membutuhkan kontroversi, asal damai dan tentram," kata Prabowo dalam pidatonya di Kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta, Sabtu (10/2/2018).
Saat itu, mengutip Kompas.com, Partai Gerindra merayakan ulang tahunnya yang ke-10 di Kantor DPP Gerindra.
Prabowo mengaku sulit mengendalikan Fadli Zon.
Khususnya agar tak membuat pernyataan atau sikap yang kontroversial.
Meskipun awalnya Prabowo mengakui Fadli Zon merupakan anak buahnya sebelum duduk di kursi pimpinan parlemen.
"Sekarang (Fadli Zon) Wakil Ketua DPR RI, dari segi protokol aku kalah. Tetapi di partai aku masih (pemimpin) Fadli Zon," ujar Prabowo yang disambut tawa kadernya.
Prabowo juga bercanda, Fadli Zon yang menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga bisa menjadi Presiden Indonesia.
Namun, kata dia, namanya perlu diubah terlebih dulu agar memenuhi syarat.
"Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono, memenuhi syarat jadi presiden RI, karena ada O-nya. Pak Fadli bisa juga, Fadli Zono," ujar Prabowo yang lagi-lagi membuat tawa kadernya pecah.
2. Unggah Video “Potong Bebek Angsa”
Fadli Zon mengunggah video lagu Ternyata Mereka PKI di akun Twitter miliknya, 21 September 2018.
Fadli menyebut video itu sebagai bentuk kreativitas.
Mengutip Kompas.com, video tersebut menggambarkan 3 orang laki-laki dan 6 orang perempuan yang menari sambil mengenakan topeng penguin.
• Hampir 190 Juta Penumpang Naik Transjakarta Sepanjang 2018
• Awali Tahun 2019, Sandiaga Uno Silaturahmi dengan Kyai se-Bangkalan
Mereka menari diiringi lagu "Potong Bebek Angsa" dengan lirik yang sudah dimodifikasi.
Lirik yang dinyanyikan menyindir pasangan calon Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin.
Berikut penggalan lirik lagu dalam video yang diunggah Fadli:
Potong bebek angsa masak di kuali
Gagal urus bangsa maksa dua kali
Fitnah HTI fitnah FPI
Ternyata mereka lah yang PKI
Fitnah HTI fitnah FPI
Ternyata mereka lah yang PKI
Potong bebek angsa masak di kuali
Baca: Fadli Zon: Negara Ini Bisa Ambruk! Posting 30 Catatan Akhir Tahun 2018 Sektor Pertanian
Baca: Fadli Zon Ungkap Fakta Kegagalan Presiden Jokowi Maknai Peran Indonesia di Panggung Internasional
Gagal urus bangsa maksa dua kali
Takut diganti Prabowo-Sandi
Tralalalalalalalalalala
Takut diganti Prabowo-Sandi
Tralalalalalalalalalala
Postingan ini direspon para pendukung Jokowi.
Satu di antaranya Politisi Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) Rian Ernest.
Rian mengkritik Fadli Zon yang mengatakan unggahan video " Potong Bebek Angsa PKI" adalah sebuah bentuk kreativitas.
Menurut Ernest, konten video tersebut sudah tak dapat dikategorikan sebagai wujud kreativitas.
"Di dialog terakhir saya dengan Bung Fadli Zon, di salah satu TV nasional, Bung Fadli Zon masih ngotot atau kekeuh bahwa itu kreativitas," katanya di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Selasa (25/9/2018).
"Jadi kalau sebenarnya Bung Fadli Zon mengatakan bahwa ini kreativitas, saya akan katakan kembali, Bung Fadli Zon, kreativitas ada batasnya, semua hal di dunia ini ada batasnya," tuturnya.
Menurut dia, menjadi kreatif bukan berarti dapat menyebarkan hoaks.
Rian mempermasalahkan lirik dalam video tersebut yang dinilainya hoaks dan menyudutkan satu pasangan calon yang akan berkontestasi di Pilpres 2019.
Ia khawatir konten pada video tersebut mencederai demokrasi di Indonesia serta berpotensi memecah-belah masyarakat.
Padahal, seharusnya pilpres mendatang disambut dengan kesejukan.
Oleh sebab itu, ia mengajak Fadli untuk saling adu gagasan, dibanding saling menyebarkan hoaks.
Baca: Kehidupan Pribadi Fadli Zon Jadi Sorotan, Dari Nunggak Listrik Hingga Wajahnya Semasa SD Mirip Dilan
Baca: Fadli Zon Dibully Netizen, Terkuak Gosip Perselingkuhannya Hingga Aa Gym Turun Tangan
Rian pun melaporkan Fadli Zon ke Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/1189/IX/2018/BARESKRIM, dengan dugaan tindak pidana Konflik Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) dan penyebaran berita bohong (hoaks).
3. Puisi Ada Genderuwo di Istana
Fadli Zon membuat sebuah puisi yang diberi judul 'Ada Genderuwo di Istana'
Istilah politik genderuwo yang disampaikan Presiden Jokowi memang sedang ramai diperbincangan.
Jokowi menjelaskan politikus genderuwo doyan menyebar propaganda dan ketakutan kepada masyarakat di tahun politik ini.
"Politikus gerenduwo itu yang melakukan cara- cara berpolitik dengan propaganda. Menakut- nakuti dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat," ungkap Presiden Jokowi seperti dilansir Tribun Jateng.
Mengutuip Kompas.com, Fadli Zon diketahui memang 'gemar' mengkritisi segala ucapan Jokowi.
Puisi genderuwo itu dibuat Fadli Zon karena banyak netizen yang menanyakan kepada dirinya.
Di dalam puisi tersebut, Fadli Zon menginterpretasikan genderuwo sebagai sosok berwajah seram dengan brewok.
Ntah siapa yang dimaksud Fadli Zon.
"Ini buat yang kemarin pada tanya puisi tentang "Genderuwo".
Saya beri judul "Ada Genderuwo di Istana"," tulisnya.
Begini puisi genderuwo buatan Fadli Zon:
Ada Genderuwo di Istana
Ada genderuwo di Istana
Tak semua orang bisa melihatnya
• Soal Video Viral Prabowo Joget, Politisi PPP Bilang Begini
• BREAKING NEWS: Heboh Telur Bebek Wana Hitam Keluar Angka 1, Ditemukan Warga Sepulang dari Masjido
Kecuali yang punya indra istimewa
Makhluk halus rendah strata
Menakuti penghuni rumah penguasa
Berubah wujud kapan saja
Menjelma manusia
Ahli manipulasi
Tipu sana tipu sini
Ada genderuwo di Istana
Seram berewokan mukanya
Kini sudah pandai berpolitik
Lincah manuver strategi dan taktik
Ada genderuwo di Istana
Menyebar horor ke pelosok negeri
Meneror ibu pertiwi
Fadli Zon, 11 Nopember 2018
4. Bertemu Donald Trump
Fadli Zon dan Ketua DPR saat itu, Setya Novanto hadir dalam konferensi pers Calon Presiden Donald Trump.
Mengutip Kompas.com, mereka diperkenalkan secara pribadi oleh sosok miliuner kontroversi yang kini menjabat sebagai Presiden Amerika Tersebut.
• Etnis Uighur yang Mayoritas Beragama Islam di Xinjiang China dalam Pusaran Isu Global
• Dahnil Anzar Sebut SBY Cium Aroma Kemenangan Ada di Kubu Prabowo-Sandi
"The speaker of the house of Indonesia, hes here to see me. Setya Novanto, one of the most powerful men and a great man (Ketua DPR Indonesia, dia di sini untuk menemui saya. Setya Novanto, salah satu orang paling berkuasa dan orang hebat),” kata Donald Trump saat memperkenalkan Setya Novanto sebagaimana dikutip dari laman www.businessinsider.co.id.
Kemudian, Trump bertanya kepada Ketua DPR RI.
"And we will do great things for the United States is that correct (Dan kami akan melakukan hal-hal hebat untuk AS apakah benar)?" tanya Trump.
Yang dijawab Setya dengan jawaban, "Yes (Ya)."
Selanjutnya, Trump bertanya lagi "Do they like me in Indonesia (Apakah mereka menyukai saya di Indonesia)?"
Yang kembali dijawab politikus Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut dengan jawaban, "Yes."
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku tak melewatkan momen pertemuannya dengan Donald Trump.
Dalam pertemuan itu, Fadli bahkan sempat meminta tanda tangan dan selfie bersama Trump.
"Kalau saya sambil minta tanda tangan Trump dan selfie," kata Fadli saat dihubungi wartawan, Jumat (4/9/2015).
• Media Asing Sebut Indonesia Lemah Hadapi Bencana, Fadli Zon Setuju
• Fahri Hamzah Yakin Jokowi Bisa Menang Jika Ikuti Saran, Sayangnya?
Fadli menjelaskan, pertemuan antara dirinya dan Trump berlangsung di lantai 26 Trump Tower, Kamis (3/9/2015), sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Dalam pertemuan itu, ia sempat makan siang bersama Trump selama 30 menit.
Usai makan siang, ia menambahkan, Trump mengajak dirinya dan rombongan DPR turun ke lobi Trump Tower untuk ikut dalam kegiatan konferensi pers.
Dalam kegiatan itu, Trump sempat memperkenalkan Ketua DPR Setya Novanto kepada awak media, meski dirinya telah selesai berkampanye dan turun podium.
"Karena kami sambil jalan akan pamitan, tentu sebagai sopan santun, harus menunggu tuan rumah selesai," ujarnya.
5. Nyinyirin Pernikahan Putri Presiden Jokowi
Bukannya ikut hadir dan mendoakan pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), politisi Gerindra, Fadli Zon malah mencibir pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.
Mengutip Bangkapos.com, pasangan ini menikah pada tanggal 8 November 2017.
Sebagai anak kedua, Kahiyang Ayu menyusul kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, yang telah lebih dulu menikah pada tahun 2015.
Hajatan besar keluarga Presiden Jokowi ini tentu ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia.
Pernikahan Kahiyang memang bukan yang pertama saat Jokowi menjadi Presiden.
• Anies Kunjungi Taman Margasatwa Ragunan, Pastikan Lalu Lintas Lancar
• Muncul Desakan Yusril Mundur Dari Ketum PBB, Sekjen : Upaya Adu Domba
Pada 2015, putra Presiden Jokowi, Gibran, menikah dengan Selvy.
Hal ini rupanya menjadi bahan nyinyiran empuk bagi beberapa orang, termasuk politisi Gerindra, sekaligus wakil ketua DPR, Fadli Zon.
Melalui akun Twitter-nya, Fadli Zon berkomentar yang menyulut emosi warganet.
"Dlm 3 thn Pak @jokowi menikahkan 2 anaknya, tinggal 1 lg. Semua Presiden RI lain kalah dlm soal ini. Kerja kerja kerja," kicaunya pada 6 November.
Seketika netizen dibuat geram dengan kicauan tersebut.
Warganet tak habis pikir, mengapa urusan menikahkan anak yang notabene merupakan hak asasi tiap keluarga harus dibanding-bandingkan dengan para presiden RI sebelumnya?
Apalagi dibandingkan dengan konteks kinerja presiden. (*)