8 Fakta Soal Pemotongan Nisan Salib di Makam Kotagede Yogyakarta

FOTO kayu nisan berbentuk salib yang terpotong bagian atasnya hingga hanya berbentuk "T" di pemakaman Jambon Purbayan Kotagede, Yogyakarta, viral.

TribunJogya.com/Christi Mahatma Wardhani
MAKAM Albertus Slamet Suagiardi, warga Purbayan, yang viral karena papan nama berbentuk salib dipotong saat pemakaman di makam Jambon, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, Selasa (18/12/2018). 

"Menyatakan bahwa pemotongan papan nama Albertus Slamet Sugiardi yang ada di makam Jambon untuk menghilangkan simbol Kristiani atas saran dari pengurus makam, tokoh masyakarat dan pengurus kampung, saya dapat menerima dengan ikhlas hati dan tidak ada permasalahan lagi. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya atas kesadaran dan kesepakatan kami bersama dan apabila terjadi hal di luar kesepakatan ini adalah bukan kehendak kami dan di luar tanggung jawab kami," demikian bunyi isi surat tersebut.

FOTO surat pernyataan atas nama Maria Sutris Winarni, istri almarhum Albertus Slamet Sugiardi, beredar sehari setelah Slamet meninggal dan dimakamkan terkait peristiwa pemotongan kayu nisan salib di bagian atasnya.
FOTO surat pernyataan atas nama Maria Sutris Winarni, istri almarhum Albertus Slamet Sugiardi, beredar sehari setelah Slamet meninggal dan dimakamkan terkait peristiwa pemotongan kayu nisan salib di bagian atasnya. (Handout)

4. Keluarga Tak Berkomentar

Pihak keluarga, saat dikonfirmasi, memilih tidak berkomentar. Pada Selasa pagi, rumah keluarga almarhum Slamet dalam keadaan sepi dan tertutup.

Sebelumnya, saat sejumlah awak media berupaya mendapatkan konfirmasi, anak dan istri almarhum Slamet enggan berkomentar dan menganggap persoalan ini sudah selesai.

5. Penelusuran Kevikepan

Pasca-munculnya kabar kejadian ini, Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, merilis keterangan tertulis pada 19 Desember 2018.

Kevikepan adalah lembaga yang menjadi pusat koordinasi sejumlah Paroki Gereja Katolik di suatu wilayah.

Keterangan tertulis yang ditandatangani oleh Ketua KKPKC Kevikepan DIY Ag. Sumaryoto ini memuat hasil penelusuran Kevikepan terhadap keterangan dari keluarga korban, pengumpulan data, dan koordinasi dengan tokoh - tokoh umat paroki Pringgolayan.

Selain itu, juga dari pertemuan dengan berbagai pihak, mulai dari tokoh lintas iman di FPUB, Kapolsek, Danramil hingga pertemuan dengan tim pencari fakta FPUB DIY/Tim Kanwil Depag.

6. Makam Umum, Interaksi Warga dan Keluarga Baik

Dalam keterangan ini, Kevikepan menyebutkan bahwa status makam saat terjadi pemakaman merupakan makam umum. Selain itu, dibenarkan bahwa interaksi warga dengan keluarga selama ini memang sangat baik.

"Tetapi ada sekelompok orang pendatang dengan dukungan luar yang memberi tekanan fisik dan psikis secara langsung maupun tidak langsung melalui sebagian warga," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Pihak Kevikepan juga menyebutkan bahwa surat pernyataan istri almarhum yang beredar awalnya dibawa oleh 7 orang dari pihak kelurahan, polsek, koramil, dan pengurus kampung.

"Surat lalu ditandatangani istri almarhum. Penjelasan yang diberikan kepada istri almarhum adalah untuk mengatasi isu yang berkembang luas di media sosial," demikian isi surat selanjutnya.

Kevikepan DIY pun meminta aparat polisi untuk memberikan perlindungan kepada keluarga korban dari segala bentuk tekanan dan ancaman setelah kejadian ini.

"(Meminta) aparat keamanan menyikapi secara serius adanya ancaman serius terhadap ketertiban dan keamanan masyarakat dan memperjuangkan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika," demikian bunyi poin terakhir yang tertulis dalam keterangan tersebut.

LOKASI pemakaman almarhum Albertus Slamet Sugiardi di Jambon Purbayan RT 53/RW 13 Kotagede, Yogyakarta.
LOKASI pemakaman almarhum Albertus Slamet Sugiardi di Jambon Purbayan RT 53/RW 13 Kotagede, Yogyakarta. (Kompas.com/Wijaya Kusuma)

7. Sultan HB X Minta Maaf

Dua hari setelah polemik ini mengemuka, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X menggelar jumpa pers. Sultan secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga almarhum Slamet dan Kevikepan DIY atas peristiwa di Purbayan, Kotagede.

"Kepada Bu Slamet maupun kepada Vikep, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari peristiwa yang ada ini. Biar pun tadi didengar ketidaksengajaan, tetapi saya wajib sebagai pembina wilayah menyatakan permohonan maaf," ujar Sultan dalam jumpa pers, Kamis (20/12/2018).

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved