Jurnalis Arab Saudi Hilang

Terkuak Alasan Trump Enggan Mendengar Rekaman Eksekusi Khashoggi karena Takut

Donald Trump mengakui, dia memiliki salinan rekaman eksekusi Jamal Khashoggi, tetapi tidak berani mendengarkannya.

Daily Mail US/Getty Images
Donald Trump 

Bahkan, seorang Presiden United States (US) alias Amerika Serikat (AS) tidak berani menerima kenyataan, saat sejumlah orang Arab Saudi mengeksekusi Jamal Khashoggi di sebuah ruangan sempit di Konsulat Jenderal (Konjen) Arab Saudi di Turki, yang menyisakan rekaman eksekusi tersebut dilakukan.

Presiden negara adidaya itu menjelaskan alasannya meski sejak awal, dia sudah menerima salinan rekaman eksekusi itu, saat kasus ini baru saja terjadi.

Trump mengakui, dia memiliki salinan rekaman eksekusi Jamal Khashoggi, tetapi tidak berani mendengarkannya.

Dia juga berpedapat, adanya klaim pihak Central Inteligence Agency (CIA) bahwa sosok putra raja alias pangeran yang merupakan Putra Mahkota Arab Saudi telah ikut melakukan pembunuhan wartawan itu sebagai pengumuman tidak bisa dipertanggungjawabkan karena dinilai sangat prematur.

Presiden Trump memiliki salinan eksekusi wartawan Jamal Khashoggi tetapi mengatakan dia tidak ingin mendengar rekaman itu.

"Ini adalah rekaman penderitaan karena penyiksaan, itu rekaman yang buruk," kata Trump kepada Fox News Sunday, mengungkap alasannya ogah mendengarkannya, yang dikutip Daily Mail US, yang dikutip Warta Kota, Senin (19/11/2018).

Mohammed bin Salman tidak terlibat atau terlibat pembunuhan Jamal Khashoggi?
Mohammed bin Salman tidak terlibat atau terlibat pembunuhan Jamal Khashoggi? (Daily Mail US)

Dia tidak mengatakan, jika dia berpikir Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS telah berbohong padanya tentang Jamal Khashoggi.

Pihak CIA telah melaporkan bahwa Pangeran Mohammed bin Salman adalah pihak yang memerintahkan untuk menyerang Khashoggi.

Terkait hal itu, Presiden telah membalas dengan mengatakan bahwa penilaian itu sangat prematur seraya mengatakan, pemerintah akan mengungkapkan siapa yang mereka pikir berada di balik pembunuhan itu, Selasa (20/11/2018).

Jamal Khashoggi dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 diduga karena banyak menulis tentang dugaan skandal yang terjadi di Arab Saudi.

Sebelum membocorkan rahasia Istana, Jamal Khashoggi bekerja sebagai penasihat di kerajaan itu, tapi kemudian membelot dan bekerja untuk The Washington Post di antaranya untuk menyerang kebijakan negara kerajaan yang menerapkan tangan besi itu.

Presiden Donald Trump menegaskan, Amerika Serikat memiliki salinan rekaman wartawan Jamal Khashoggi yang terbunuh, tetapi mengatakan, dia tidak ingin mendengarnya karena rekaman itu sangat mengerikan saking brutalnya.

"Aku tidak ingin mendengar rekaman itu, tidak ada alasan bagiku untuk mendengar rekaman itu," katanya kepada Fox News Sunday.

Dia menambahkan bahwa:

"Bukti itu adalah rekaman penderitaan, itu rekaman yang buruk. Saya sudah diberitahu sepenuhnya tentang itu, tidak ada alasan bagi saya untuk mendengarnya, bahkan saya berkata kepada orang-orang, mengapa seharusnya saya mendengarkan itu? Mereka berkata: Anda benar-benar tidak boleh mendengarkannya, memang tidak ada alasan. Saya tahu persis, saya tahu semua yang terjadi di rekaman itu tanpa harus mendengarnya."

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved